Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Dendam Nyi Larasati
0
Suka
1,225
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Bulan purnama, hujan gerimis menyisakan jalanan yang becek dan suasana dingin mencekam. Aroma bunga Kamboja semakin santer di sekitar area pemakaman Villa Abadi Permai. Tanah makam yang basah, batu nisan yang mulai berlumut tentunya satu perpaduan horor yang membuat bulu kuduk merinding.

Ini tidak berlaku bagi Luna. Gadis itu malah bersemangat menyusuri satu demi satu makam yang ada di blok B. Sesuai petunjuk penjaga makam, katanya kuburan Nyi Sekarsari ada di blok B. Entah kenapa Luna begitu bersemangat, padahal jangankan ke kuburan, pengen pipis malam pun dia ogah-ogahan. Dia paling parno tentang mahluk-mahluk ganjil. Kemaren dulu dia nemu tiga, besoknya lagi lima, dan besoknya lagi tujuh. Begitulah, selalu ganjil. Tidak pernah genap.

Jleger!

Kilat menyambar dan suara guntur memekakkan telinga. Suasana pemakaman seketika terang benderang. Meski hanya sekejap.

"Awwwwww ... ituu," teriak Luna saking kagetnya. Tapi pekikan itu berbarengan dengan seruan tertahan seperti orang kegirangan. Tangannya menunjuk kesalah satu batu nisan tua.

Luna bergegas menghampiri makam yang ada di bawah pohon beringin itu. Tampaknya itu makam terangker di area pemakaman ini. Tapi Luna seperti tak menggubris hal itu. Malah dengan senangnya ia mengusap-usap batu nisan itu. Dan setelah menemukan tulisan, NYI SEKARSARI. Luna langsung mencium nisan itu.

"Akhirnya, ketemu juga Nyi Sekarsari."

Blar!

Kembali kilat menyambar dan makin menambah angker suasana. Pohon beringin itu menjadi terang benderang. Dan tanpa disadari Luna, disalah satu cabang pohon tampak sesosok wanita berambut panjang dan berjubah putih duduk berayun-ayun. Jubah putihnya berkibar kesana kemari. Aroma bunga kamboja makin semerbak.

"Nyi Sekarsari. Aku Luna Ambarwati. Cucu buyutmu datang berkunjung," teriak Luna lantang. Dia belum menyadari ada sosok lain di atas pohon.

Sosok wanita di atas pohon berhenti berayun. Tubuhnya meluncur turun ke bawah. Lebih tepatnya lagi melayang. Dia berdiri tegak di belakang Luna. Tapi kehadirannya yang tanpa suara itu tidak disadari oleh Luna.

"Nyi Sekarsari, aku datang kemari karena aku butuh bantuanmu." Kembali Luna berteriak.

Sosok berjubah putih di belakang Luna menjulurkan tangannya. Ia menggapai bahu Luna dan membuat gadis itu seketika mematung. Tubuhnya mendadak beku saat merasakan pundaknya ada tangan yang menyentuh. Tangan itu sangat dingin. Sedingin biang es. Padahal Luna saat itu menggunakan jaket tebal. Tapi tetap saja merasakan tangan dingin yang teramat sangat. Aroma Kamboja berganti aroma Kenanga yang cukup menyengat.

Luna memejamkan matanya. Dalam hati ia berujar, ‘Aku tak boleh takut, aku harus berani. HARUSSS!!!!'

Meski bulu kuduknya berdiri dan jantungnya berdetak sangat kencang. Tapi Luna tetap membulatkan tekadnya. Dengan perlahan Luna memalingkan mukanya. Meski rasa takut yang menyerangnya teramat sangat. Tapi Luna tak mengurungkan niatnya.

Saat Luna menatap wajah dingin dan pucat yang ada di depannya, jantung Luna terasa berhenti berdenyut. Wajah itu pucat seperti tanpa darah, dingin dan beku. Mata itu menatap tajam tapi beku tanpa ekspresi. Rambut panjang sosok itu beterbangan tertiup angin. Wajah itu menyeringai menyeramkan.

Meski keberanian Luna sudah lumer selumer lumernya. Tapi Luna sama sekali tak bisa menggerakkan badannya. Kakinya seperti dipaku dan menancap dalam ke dalam tanah.

Dengan sisa-sisa keberaniannya Luna berusaha membuka mulutnya yang mendadak seperti terkunci.

"N—nyi—Se—kaaaarrr---sari??!!!" Akhirnya keluar juga suara Luna.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Dendam Nyi Larasati
ABIDIN UBAIDILLAH
Cerpen
Bronze
Pemanggilan Arwah
Endah Wahyuningtyas
Novel
Bronze
PKL DI DESA GOSAN
Nunung Hartati
Cerpen
Bronze
Genderuwo Penculik Istriku
Yuisurma
Flash
Bronze
judul
Udang laut
Novel
Kabar Duka
Maureen Fatma
Novel
Gold
Fantasteen Scary Red Eyes
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Hantu Air Mata Darah
Zero 74nzan
Cerpen
Bronze
Dasi Kupu-Kupu
SUWANDY
Komik
STORY OF MY GHOSTS
Jusep kurnia
Novel
SITINGGIL 2 : CINCIN MERAH DELIMA
Heru Patria
Cerpen
Death Game: Are You Ready to Play?
N Laila
Cerpen
Bronze
Si Kancil Dikeloni Kunti
Andriyana
Novel
Bronze
The Curse (Kutukan)
Kazehaya Shin
Novel
Konflik Pernikahan Lusan
habsyah
Rekomendasi
Flash
Dendam Nyi Larasati
ABIDIN UBAIDILLAH
Novel
PETAKA SUMPAH POCONG
ABIDIN UBAIDILLAH
Novel
Pesugihan Bulus Putih
ABIDIN UBAIDILLAH