Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Berawal dari menfess
4
Suka
4,810
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari ini 2 november. Sepasang kakiku tak henti-hentinya melangkah menuju kearah kantin. Beradu dengan keramik putih tulang. Hiuk riuk Canda tawa para siswa terdengar di sepanjang koridor. Tak menghentikan sepasang kakiku untuk terus melangkah. 

Kusapukan pandanganku mencari tempat ternyaman, bukan nyaman untuk menikamati jam istirahat, melainkan nyaman dalam artian bisa leluasa melihat "dia" tanpa ketahuan. 

Lalu, senyumanku mengembang kala mata hanzelku tak sengaja menangkap siluet seseorang gadis yang sedang duduk dipojok kantin seorang diri. Dia disana. Gadis yang berbeda kelas denganku dan tak kukenal. Namun, mataku selalu mencarinya. Gadis yang selalu menyendiri. 

Aku tidak mengetahui tentang banyak hal mengenai gadis itu, yang kutahu ia selalu duduk dipojok kantin dan terus menyendiri. 

"Dah lama bro ?" Sapa abim, teman sekelas, teman 1 eskul futsal sekaligus teman sebangku ku. "Lagi ?" Tanyanya.

Aku mengangguk. Ku tumpukan tangan ku diatas meja dan menaruh daguku diatasnya. 

"Ajak ngobrol dia" kata abim. "Lo selalu curi-curi pandang bila masuk ke kantin" 

Aku menoleh ke arah abim dan menunjukkan cengiran khas ku.

"Haha ketahuan ya"

Abim tersenyum mengejek. Ia melanjutkan memakan batagornya yang sempat ia pesan tadi. 

Tak selang beberapa menit dering notifikasi punya Dika berbunyi. Helaan nafas terdengar disaat Dika selesai memeriksa notifnya. 

"Menfess lagi ? " tanya abim. Ia mengintip kearah hp Dika. 

"Yoi gajelas banget males gua" jawab Dika.

"Lo gak coba nyari tahu siapa yang kirim tu menfess ?"

"Belum kepikiran si, juga gua gak kepo-kepo amat"

Abim tertawa renyah mendengar jawaban Dika. Teman sekelas, teman 1 eskul futsal sekaligus teman sebangkunya itu tak berubah sama sekali. Dika tetap cuek dengan sekitarnya.

"Ati-ati lo nyesel"

Hari berganti, 3 November, tetap sama. Tak ada perubahan pada gadis itu, duduk menyendiri di pojok kantin.

4 November, mungkin hari ini ada yang spesial dengan harinya, ia tidak berada di pojok kantin dan ia mengenakan sweter merah maroon yang sangat pas ditubuhnya. Ia berada di taman tepat bersanding dengan pohon yang berada tak jauh dariku.

5 November, ia kembali lagi duduk di pojok kantin, dengan membawa sebuah novel yang tak asing lagi. Ku beranikan diri menyapa gadis itu. Belum sampai didepannya, dering telfonku berbunyi, dengan dongkol aku

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Berawal dari menfess
Ninazyn
Novel
Gold
Let's Break Up
Bentang Pustaka
Cerpen
Gadis dan Waktu
RinkoPan
Novel
PLOT HOLE
Ade Agustia Putri
Novel
Cintai Cinta
Rina F Ryanie
Novel
KURANJI LANTANG
Airin Ahmad
Novel
Anak rantau diujung Bagan
Suyanti
Novel
Bronze
PELITA
Senya
Flash
Kisah Tawi di Teras Gedung Megah
Neo Hernando
Novel
Bronze
Rindu Senja
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Terang Gelap Surya
heriwidianto
Flash
Cat Madness
Siddfen
Flash
Retori Ironi Cinta
Aneidda
Novel
My boring life
muthia.ramadhani
Cerpen
Bronze
Kapak Terpendam
Agus Fahri Husein
Rekomendasi
Flash
Berawal dari menfess
Ninazyn
Flash
Krasa.
Ninazyn
Novel
KANDIRSA || STRANGER INVESTOR
Ninazyn