Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Berawal dari menfess
4
Suka
4,808
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari ini 2 november. Sepasang kakiku tak henti-hentinya melangkah menuju kearah kantin. Beradu dengan keramik putih tulang. Hiuk riuk Canda tawa para siswa terdengar di sepanjang koridor. Tak menghentikan sepasang kakiku untuk terus melangkah. 

Kusapukan pandanganku mencari tempat ternyaman, bukan nyaman untuk menikamati jam istirahat, melainkan nyaman dalam artian bisa leluasa melihat "dia" tanpa ketahuan. 

Lalu, senyumanku mengembang kala mata hanzelku tak sengaja menangkap siluet seseorang gadis yang sedang duduk dipojok kantin seorang diri. Dia disana. Gadis yang berbeda kelas denganku dan tak kukenal. Namun, mataku selalu mencarinya. Gadis yang selalu menyendiri. 

Aku tidak mengetahui tentang banyak hal mengenai gadis itu, yang kutahu ia selalu duduk dipojok kantin dan terus menyendiri. 

"Dah lama bro ?" Sapa abim, teman sekelas, teman 1 eskul futsal sekaligus teman sebangku ku. "Lagi ?" Tanyanya.

Aku mengangguk. Ku tumpukan tangan ku diatas meja dan menaruh daguku diatasnya. 

"Ajak ngobrol dia" kata abim. "Lo selalu curi-curi pandang bila masuk ke kantin" 

Aku menoleh ke arah abim dan menunjukkan cengiran khas ku.

"Haha ketahuan ya"

Abim tersenyum mengejek. Ia melanjutkan memakan batagornya yang sempat ia pesan tadi. 

Tak selang beberapa menit dering notifikasi punya Dika berbunyi. Helaan nafas terdengar disaat Dika selesai memeriksa notifnya. 

"Menfess lagi ? " tanya abim. Ia mengintip kearah hp Dika. 

"Yoi gajelas banget males gua" jawab Dika.

"Lo gak coba nyari tahu siapa yang kirim tu menfess ?"

"Belum kepikiran si, juga gua gak kepo-kepo amat"

Abim tertawa renyah mendengar jawaban Dika. Teman sekelas, teman 1 eskul futsal sekaligus teman sebangkunya itu tak berubah sama sekali. Dika tetap cuek dengan sekitarnya.

"Ati-ati lo nyesel"

Hari berganti, 3 November, tetap sama. Tak ada perubahan pada gadis itu, duduk menyendiri di pojok kantin.

4 November, mungkin hari ini ada yang spesial dengan harinya, ia tidak berada di pojok kantin dan ia mengenakan sweter merah maroon yang sangat pas ditubuhnya. Ia berada di taman tepat bersanding dengan pohon yang berada tak jauh dariku.

5 November, ia kembali lagi duduk di pojok kantin, dengan membawa sebuah novel yang tak asing lagi. Ku beranikan diri menyapa gadis itu. Belum sampai didepannya, dering telfonku berbunyi, dengan dongkol aku

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
I'M STILL ALIVE
bernadeth novi lorensia
Novel
Bronze
Cloud Walker
Gemi
Novel
Bronze
Bukan Cinta Picisan
Nur'afifah Hasbi Nasution
Novel
Bronze
Suara Langit
Dwi Kurnia 🐻‍❄️
Flash
Berawal dari menfess
Ninazyn
Novel
Fake Friend
Wahyu NirmaningTyas
Novel
ESENSI SEBUAH KAPAL
kingsleigh
Novel
Bronze
Laksana Angkasa
Syafi'ul Mubarok
Novel
Lembar Kesekian Untuk Anda Baca
Dinda Rendrasetya
Novel
Bronze
Si Anak Yatim
Azmi1410
Novel
Gold
Reporter Cilik
Mizan Publishing
Flash
Dusta
Rifatia
Novel
Bronze
Naif, Bahagia Atau Luka
Aylani Firdaus
Novel
Bronze
KUKEJAR KAMU SAMPAI DAPAT
D'Thasia
Novel
Bronze
Yuko
Juli Mekariani Simbolon
Rekomendasi
Flash
Berawal dari menfess
Ninazyn
Flash
Krasa.
Ninazyn
Novel
KANDIRSA || STRANGER INVESTOR
Ninazyn