Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Peri-Peri Mungil
2
Suka
4,738
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Malam ini aku tidur lebih awal, dengan kondisi tubuh yang penuh lebam biru keunguan sisa kecelakaan tempo hari. Aku memilih tidur di sofa depan, dan mulai memimpikan peri-peri mungil.

Aku terbang--melayang di antara langit hitam bertabur bintang, di atas pepohonan cemara yang tertata di sepanjang pinggiran pantai. Di sekelilingku ada ratusan peri. Mereka bertubuh kecil, seukuran kecoa barangkali. Namun berbadan ramping, memiliki tangan dan kaki seperti manusia, bersayap, dan yang terpenting tidak berwarna hitam kecoklatan serta tidak pula berantena. Mereka bercahaya. Cahaya yang keluar dari tubuh mungil itu sekilas mirip cahaya kunang-kunang, namun lebih terang dan indah.

Mereka semua--yang berkostum jingga itu mengintari tubuhku. Beberapa berada jauh di depan, menjadi cahaya bagiku sehingga aku dapat melihat jauh ke ujung sana; tepat di ujung pandang yang langitnya tampak rendah. Sementara peri-peri lainnya memutari tubuhku secara acak, seolah dengan begitu mereka dapat membuat aku tetap terbang dengan baik.

Aku tak memikirkan apapun saat itu. Aku tak tahu akan dibawa ke mana, malahan aku tak ingat awal cerita bagaimana bisa bertemu peri-peri itu. Tapi kuyakini aku tengah bermimpi, dan aku menyukai mimpi indah ini, sehingga terbesit di pikiranku bahwa aku tak ingin terbangun.

Kami terus terbang. Mereka tak bersuara, sementara aku mulai asyik dengan kegiatanku mengagumi pemandangan laut yang samar-samar memantulkan bayangan langit malam dan cahaya para peri. Aku mulai merasa memiliki sayap. Kurentangkan kedua tanganku dan mulai mengangkat wajah dengan pongah, seolah aku terbang dengan kekuatan sendiri. Berikutnya, sebuah bunyi bedebam mengagetkanku.

Aku membuka mata. Terkejut mendapati diriku telah berada di lantai yang dinginnya minta ampun. Kurasakan nyeri di bokong serta punggungku bertambah. Ah sial, belum juga sembuh lebam di sekujur tubuhku, kini harus bertambah lagi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Surat Tanpa Tanda Titik
Ati Raah
Flash
Peri-Peri Mungil
A Arpan
Novel
Bronze
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
Janji palsu ayah anakku
Suci maisarah
Novel
Hujan di Tanah Utara
Irvinia Margaretha Nauli
Komik
Bronze
Kosan Orang Kerja
Hasprita Restiamangastuti Boru Mangunsong
Novel
MAORI
Faida Zuhria
Novel
Bronze
Bima
Asti Ayuningtyas
Novel
Bronze
Kompleksitas [Sophisticated Novel Version]
Albert Stefanus
Flash
Dia Ada
Wardatul Jannah
Novel
Bronze
Madah Penyusup
Wiwien Wintarto
Novel
ISYARAT
LeeNaGie
Novel
The Last Episode
queenara valerie
Flash
Kisah Tawi di Teras Gedung Megah
Neo Hernando
Cerpen
The Wind Cave
Kwikku.com
Rekomendasi
Flash
Peri-Peri Mungil
A Arpan
Novel
Setoples Cinta untuk Alvaro
A Arpan