Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Ketika Bapak Memanggil
18
Suka
13,980
Dibaca

"Bapak sengaja memanggilmu lebih dulu, karena kamu anak laki-laki tertua." Bapak kembali mengisap rokok kreteknya setelah membuang abu yang hampir terjatuh dari ujungnya ke asbak di atas balai-balai. Sesaat kemudian kepulan asap putih keluar dari bibirnya yang menghitam. Itu karena nikotin yang menempel berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan giginya pun ikut menghitam, kentara sekali kalau ia tertawa. Namun begitu, tak mengurangi karisma yang dimilikinya.

Sejenak aku termangu mendengar ucapan lelaki berusia 71 tahun, yang baru empat puluh empat hari ditinggal istri, yaitu ibuku. Pikiranku mengambang terbawa kepulan asap di atas rambut berwarna hampir sama di kepala Bapak. Pikiranku pun ikut memudar ketika sedikit demi sedikit asap itu hilang dari pandangan. Namun ketika asap kembali menyeruak, susul menyusul membentuk bulatan dari mulut Pak Tua keriput itu, perasaanku semakin kalut. Ah, aku memang tak pernah memahami ucapan mantan kepala desa itu.

"Kamu harus tahu, Al! Bapak sudah memikirkan matang-matang untuk menjual ladang," lanjutnya seraya meraih kopi tubruk di mug seng bermotif loreng, lalu menyesapnya dengan nikmat hingga diakhiri decakan. 

Aku kembali terperangah, namun tak berani menjawab, apalagi menyanggah. Seperti biasa aku hanya menanggapi dengan anggukan dan senyuman, meskipun dalam hati meronta ingin mendebat. Namun selalu kuurungkan niat itu jika mengingat watak Bapak yang keras. 

Aku berusaha mengendalikan perasaanku dengan membuang pandangan ke sekeliling rumah. Rumah besar yang menyimpan banyak kenangan dari masa kecilku hingga dewasa. Tak ada yang berubah meski Ibu sudah tak ada. Aku memang tak ingin ada perubahan apa pun, sampai kapan pun.

Terlintas di benakku kemungkinan Bapak mau membagikan hasil penjualan ladang itu untuk kami, anak-anaknya. Ah, ataukah beliau hendak merealisasikan keinginannya membangun masjid di kampung ini?

"Tapi jangan khawatir! Bagianmu masih tersisa banyak karena kamu anak lelakiku satu-satunya. Sementara adik-adikmu akan mendapatkan sepetak rumah kontrakan."

"Maaf, Pak. Tapi untuk apa Bapak menjual tanah yang masih atas nama Ibu itu?" Akhirnya aku memberanikan diri bertanya. Rasanya sudah tak tahan lagi hal ini kupendam sehingga menyesakkan dada.

"Apakah kamu ingin melihat Bapakmu bahagia di sisa hidupnya?" Bukannya menjawab pertanyaanku, Bapak malah balik bertanya.

"Tentu saja, Pak! Kami tak mau Bapak larut dalam kesedihan setelah ditinggal Ibu," tukasku.

Kulihat Bapak sedikit beringsut memperbaiki posisi duduk bersilanya. Semakin mendekat ke arahku, karena lutut kami teelihat hampir bersentuhan.

"Al ... bulan haji nanti, Bapak berencana merayakan pernikahan dengan bibimu. Adik almarhumah ibumu!"

**&**

Samarinda, 03 April 2021

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@tiranikukuh : Kan, kan ...? wkwkwk
Wealah, kukira ngapain. Nyebelin banget ending-nya. Wkwk.
Terima kasih atas apresiasinya, @kwikku.com
😁😍🙏
Plot twist dari flash fiction ini sangat mudah dipahami oleh para pembaca karena kalimatnya yang jujur.
(Tim Kurator Kwikku)
Masih belajar nge-twist, Teh😄
Selalu keren Teteh mah 🤩twist nya beneran nggak bisa ditebak
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Lukisan Jiwa Raga
DAMAIZANNE
Novel
Gold
KKPK Gerhana Pasti Berlalu
Mizan Publishing
Novel
Bhanuresmi
Foggy F F
Flash
Ketika Bapak Memanggil
Rina F Ryanie
Flash
Andai Aku Bisa
Ralali Sinaw
Flash
Ruang dan Waktu Membuat Kita Terhenti
Lita Soerjadinata
Novel
Bronze
Nganter Istri
Galih Aditya Mulyadi
Novel
Masha Man
Irvinia Margaretha Nauli
Novel
Bronze
Warna-Warna Mirna
Dimarifa Dy
Skrip Film
Nge-Band! 103
Yorandy Milan Soraga
Cerpen
Bronze
Penggemar Ernest Hemingway
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Janji Amanda
Larasatiameera
Novel
Rayla 2.0 Side A (Catatan 2017-2019)
Rivaldi Zakie Indrayana
Novel
Bronze
Terik Bulan Mei
Ragil Romly
Novel
MENYENTUH HATI
Voni lilia
Rekomendasi
Flash
Ketika Bapak Memanggil
Rina F Ryanie
Novel
Kukira, Sendiri itu Asyik
Rina F Ryanie
Cerpen
Bronze
Sepatu Kiri Naima
Rina F Ryanie
Flash
Dia, Sahabatku
Rina F Ryanie
Cerpen
Bronze
Kutitipkan Cahaya di Bola Matamu
Rina F Ryanie
Novel
Sariak Layung di Puncak Galunggung
Rina F Ryanie
Novel
Cintai Cinta
Rina F Ryanie
Skrip Film
Cintai Cinta
Rina F Ryanie
Flash
Kuyang
Rina F Ryanie
Novel
Agent of Change
Rina F Ryanie
Flash
Lelaki dalam Mimpi
Rina F Ryanie
Novel
Cek Ombak (Melulu)
Rina F Ryanie
Cerpen
Bronze
Sayap-Sayap yang Saling Mencari
Rina F Ryanie
Skrip Film
Cek Ombak (melulu)
Rina F Ryanie