Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Petunjuk
3
Suka
4,754
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Pus...,"

Aku memanggil anak kucing yang tubuhnya kurus dan terlihat kotor di kedua kakinya berlari menuju sebuah rumah kosong yang letaknya paling sudut di belakang barisan rumahku. Berhubung tempat tinggalku adalah perumahan baru, belum banyak penghuni di perumahan ini. Yang sering kulihat hanya kumpulan tukang bangunan yang sibuk membangun rumah tipe satu kamar dan beberapa warga yang terdiri pasangan muda yang sebagian besar menjadi penghuni baru.

Di perumahan ini mungkin hanya orang tuaku yang memiliki anak remaja. Dua hari yang lalu aku baru saja menjadi anak kelas 1 SMP. Letak sekolahku cukup jauh dan harus menaiki dua kali angkot. Karena harus melaksanakan 'penataran' (sejenis MOS) selama satu minggu, atribut pakaianku aneh. Mengenakan pakaian SD, tas dari kantong kresek yang dua sisi nya dijalin dengan tali rapiah yang dikepang, dasi yang terbuat dari satu papan pete, topi berbentuk kerucut dari kertas karton dan kaos kaki yang berbeda warna. Kakak kelas kami mewajibkan untuk berpenampilan seperti itu dari dan sampai pulang kembali ke rumah.

Berhubung sekolahku lumayan ternama, sebagai siswi kelas 1, kami harus masuk siang dan pulang jam lima sore karena harus bergantian dengan kakak kelas. Akibatnya, aku selalu tiba jam sembilan malam di rumah. Itupun setelah berhasil menerobos kemacetan.

Namun, sudah tiga hari ini aku tidak sekolah. Dan, kucing itu membuatku tergoda untuk menangkapnya.

"Pus...," Sekali lagi aku memanggilnya dan mendengar suaranya yang mengeong di dalam rumah kosong yang belum berpenghuni itu. 

Aku melirik kanan dan kiri. Tak ada orang yang melintas, hanya melihat para tukang bangunan yang terlihat bekerja di bagian rangka atap rumah di gang seberang. Aku pun membuka pintu pagar rumah itu lalu masuk ke dalamnya. "Pus ... kamu di mana?" Ujung ekor kucing itu terlihat jelas memasuki rumah yang pintunya terbuka sedikit.

Dengan pelan-pelan aku mendorong pintu itu dan melihat kucing itu berlari menuju kamar. "Pus sini. Ikut aku, nanti aku kasih ikan." Kakiku terus melangkah hingga akhirnya aku terpaksa mengikuti jejak kucing itu menuju kamar lalu aku terkejut.

Kedua mataku membulat, jantungku berdetak kencang melihat sosok mayat perempuan remaja terbaring di lantai dengan kedua tangan terikat, mulut yang disumpal dengan pembalut dan tidak mengenakan bawahan dalam keadaan kedua paha melebar. Bercak darah setengah basah mengotori lantai, sementara tubuh bagian atasnya masih mengenakan seragam SD yang kancingnya sudah terbuka.

Dengan penuh keberanian, aku mendekati mayat itu lalu membaca pelan emblem yang melekat di atas saku seragamnya tersebut.

"Maya Rustina?" Dahiku berkerut. "Itu kan namaku."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Menarik
Rekomendasi dari Misteri
Novel
Bronze
Ilmu Warisan Leluhur
Jasmine23Pramestia
Flash
Petunjuk
Miss Rain
Cerpen
Bronze
Saranggola
Chesar Kurniawan
Flash
Hukuman
Dwi Kurnialis
Flash
S
Rama Sudeta A
Flash
Bronze
Judulnya Nanti, Ya!
Egi David Perdana
Novel
Bronze
Wentira "Another Story of the Invisible City"
Etzar Diasz
Cerpen
Bronze
A Little Bird
Lirin Kartini
Novel
Bronze
Hero or Zero
Aylanna N. Arcelia
Novel
Gold
Bird Box
Noura Publishing
Novel
Apavarga
H.N.Minah
Flash
Bronze
Truth Or Dare
heriwidianto
Novel
SANDYAKALA
Yoemi Noor
Novel
My roommate
Garis pensil
Novel
Gold
Hollowpox: Nevermoor #3
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Petunjuk
Miss Rain
Flash
Aku Tidak Gila!
Miss Rain