Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Petunjuk
3
Suka
4,757
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Pus...,"

Aku memanggil anak kucing yang tubuhnya kurus dan terlihat kotor di kedua kakinya berlari menuju sebuah rumah kosong yang letaknya paling sudut di belakang barisan rumahku. Berhubung tempat tinggalku adalah perumahan baru, belum banyak penghuni di perumahan ini. Yang sering kulihat hanya kumpulan tukang bangunan yang sibuk membangun rumah tipe satu kamar dan beberapa warga yang terdiri pasangan muda yang sebagian besar menjadi penghuni baru.

Di perumahan ini mungkin hanya orang tuaku yang memiliki anak remaja. Dua hari yang lalu aku baru saja menjadi anak kelas 1 SMP. Letak sekolahku cukup jauh dan harus menaiki dua kali angkot. Karena harus melaksanakan 'penataran' (sejenis MOS) selama satu minggu, atribut pakaianku aneh. Mengenakan pakaian SD, tas dari kantong kresek yang dua sisi nya dijalin dengan tali rapiah yang dikepang, dasi yang terbuat dari satu papan pete, topi berbentuk kerucut dari kertas karton dan kaos kaki yang berbeda warna. Kakak kelas kami mewajibkan untuk berpenampilan seperti itu dari dan sampai pulang kembali ke rumah.

Berhubung sekolahku lumayan ternama, sebagai siswi kelas 1, kami harus masuk siang dan pulang jam lima sore karena harus bergantian dengan kakak kelas. Akibatnya, aku selalu tiba jam sembilan malam di rumah. Itupun setelah berhasil menerobos kemacetan.

Namun, sudah tiga hari ini aku tidak sekolah. Dan, kucing itu membuatku tergoda untuk menangkapnya.

"Pus...," Sekali lagi aku memanggilnya dan mendengar suaranya yang mengeong di dalam rumah kosong yang belum berpenghuni itu. 

Aku melirik kanan dan kiri. Tak ada orang yang melintas, hanya melihat para tukang bangunan yang terlihat bekerja di bagian rangka atap rumah di gang seberang. Aku pun membuka pintu pagar rumah itu lalu masuk ke dalamnya. "Pus ... kamu di mana?" Ujung ekor kucing itu terlihat jelas memasuki rumah yang pintunya terbuka sedikit.

Dengan pelan-pelan aku mendorong pintu itu dan melihat kucing itu berlari menuju kamar. "Pus sini. Ikut aku, nanti aku kasih ikan." Kakiku terus melangkah hingga akhirnya aku terpaksa mengikuti jejak kucing itu menuju kamar lalu aku terkejut.

Kedua mataku membulat, jantungku berdetak kencang melihat sosok mayat perempuan remaja terbaring di lantai dengan kedua tangan terikat, mulut yang disumpal dengan pembalut dan tidak mengenakan bawahan dalam keadaan kedua paha melebar. Bercak darah setengah basah mengotori lantai, sementara tubuh bagian atasnya masih mengenakan seragam SD yang kancingnya sudah terbuka.

Dengan penuh keberanian, aku mendekati mayat itu lalu membaca pelan emblem yang melekat di atas saku seragamnya tersebut.

"Maya Rustina?" Dahiku berkerut. "Itu kan namaku."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Menarik
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Petunjuk
Miss Rain
Novel
Bronze
RITUAL GUNUNG KEMUKUS
Citra Rahayu Bening
Flash
Doctor Modercai-Kasus kematian CP0421
Donquixote
Novel
Superpower - Your Life Is The Price
Alexander Blue
Flash
Api yang Berdamai dengan Hujan
Ravistara
Novel
Temukan Aku!
Rexa Strudel
Novel
Bronze
Hero or Zero
Aylanna N. Arcelia
Novel
Bronze
Wentira "Another Story of the Invisible City"
Etzar Diasz
Cerpen
Bronze
Saranggola
Chesar Kurniawan
Novel
Visum et Repertum
Tera
Flash
Bronze
Keluarga
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Bronze
Detektif Madison
Glorizna Riza
Flash
Lubang Angker
Silvia
Novel
Masa Lalu
Diano Eko
Cerpen
Bronze
Rumah Atlanta
bomo wicaksono
Rekomendasi
Flash
Petunjuk
Miss Rain
Flash
Aku Tidak Gila!
Miss Rain