Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
KONFRONTASI AKAL & RASA
1
Suka
4,679
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Panggil saja aku Niek. Anak sulung dari empat bersaudara. Izinkan kuberceloteh tentang linimasaku yang sarat pergolakan dan konfrontasi antara akal dan rasa. Orang tua-tua zamanku pernah menitipkan begini padaku: nak, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Jika tak menggapainya, setidaknya engkau jatuh di antara bintang-bintang. Petuah itu kian terngiang-ngiang di pikiranku hingga akupun di kemudian hari merasakan petuah tersebut.

Hal-hal inilah yang kutemui di sepenggal perjalanan hidupku. Pernah ada suatu masa, dulu ketika aku masih berseragam putih-merah, ingin kumenjadi seorang dokter. Hari berganti hari, kenakalan masa kecil mengantaku pada perjumpaan langsung dengan dokter dan perawat. Sakitnya disuntik dan pahitnya beberapa jenis pil membuatku membenci profesi mereka. Cita-cita tentang itupun kucoret dari list-ku. Waktu berpendar cepat. Aku mulai berseragam putih-biru. Cita-cita baruku adalah menjadi seorang polisi. Namun, saat menyaksikan ayahku ditilang pak polisi, cita-cita itupun kucoret dari list-ku. Saat beranjak dewasa, aku tanpa cita-cita. Kubiarkan hidupku mengalir ke manapun dia mesti tergenang. Tanteku membujukku agar menjadi pastor (pemimpin umat Katolik). Tahun demi tahun berlalu, akupun menjadi seorang seminaris. Empat tahun merasakan hidup terpenjara aturan dan tetek bengeknya saat itu. Empat tahun itupun ternyata cukup mendewasakan hati dan pikiranku. Cita-cita yang awalnya sebuah paksaan, kini menjadi suatu penerimaan tulus dan pengharapan besar. Usai mengenyam pendidikan di seminari menengah, kulanjutkan niatku ke seminari tinggi. Di sana kuberkenalan akrab dan menggauli Filsafat, Teologi, Psikologi, dan ilmu sosial serta religius lainnya. Puyeng sih, ketika meladeni mereka. Namun begitulah adanya jika ingin menjadi seorang pastor. Semester demi semester kulalui hingga kudapati sebuah “bencana” besar. Bak kabar asteroid yang menghantam bumi dalam film Armageddon, demikianlah situasiku saat itu. Hasil medical check-upku meluluhlantakkan asa yang sekian lama kujaga. Pemimpin biara memanggilku, memberitahukan hasil medical check-up.

“Frater Niek, kamu menderita Tifus”, kata Pater Paskalis dengan wajah iba.

“Saya sudah menceritakan hal ini dengan Pastor Provinsial di Malang. Beliau menitipkan pesan ini kepada saya”, lanjutnya sambal menyorongkan handphone berisikan sms panjang.

“Frater Paulus Bonniek Renggo, O.Carm yang terhormat, selaku Pemimpin Biara Ordo Karmel, saya sudah membaca laporan medis tentang kesehatan semua frater yang akan menjalankan praktik pastoral tahun depan. Saya turut sedih dan menyesal membaca laporan kesehatan frater Niek. Dengan berat hati, saya menyampaikan bahwa frater harus mengundurkan diri dari Biara Karmel. Hal ini sesuai dengan ketetapan Ordo kita serta ketetapan dari Roma tentang pendidikan calon imam. Semoga Tuhan memberkati dan mendampingi perjalanan hidup frater sebagai awam setelah memisahkan diri dari persaudaraan Karmelit.”

          Beberapa hari sesudahnya, aku menuliskan surat pengunduran diri. Setelah itu, kuberikan ke Pastor Paskalis agar diteruskan ke Malang. Beberapa teman merangkulku di kamar, ada yang menangis.Yang lainnya terdiam di samping meja belajarku. Setelah berkemas rapi, saatnya pamit dan meninggalkan biara.

          Deru mobil terdengar di pendopo. Deru kekesalan dan isak tangis ikut meraung di kedalaman nubariku. Saat semua barang sudah di dalam mobil, akupun pergi bersama segala kenangan yang kubawa. Lima setengah tahun berjubah coklat. Lima setengah tahun yang penuh bahagia dan suka cita. Semua itu akhirnya tersisa sebagai kenangan. Dalam perjalanan, kubertanya-tanya: Cita-cita baru apa yang akan kupilih tanpa harus kucoret lagi dari list-ku?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
KONFRONTASI AKAL & RASA
Paulus Renggo
Novel
Gold
Takdir Allah Tak Pernah Salah
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Kumpulan Cerpen Islami
silvi budiyanti
Novel
Bahasa Langit
Syafi'ul Mubarok
Novel
Bronze
SUAMI DARI SURGA
KUMARA
Novel
Hujan Pythagoras
Nurul Wulan Rahmawati
Novel
Bronze
365 Hari Bersama Sahabat Nabi
Biru Tosca
Flash
Petuah Ayah
Deden Darmawan
Novel
Gold
Ali ibn Abi Thalib
Mizan Publishing
Novel
SEPASANG SANDAL
Imroatul Mughafadoh
Novel
Gold
Iblis Tidak Butuh Pengikut
Bentang Pustaka
Novel
Gold
A Tribute
Mizan Publishing
Novel
Kusebut namamu dalam doa
Roslina
Novel
Bronze
Hijrahcchiato
NoonaAgassi
Novel
Bronze
Faisal & Nisa ~ Karena Cinta Bukan Sebatas Kata-kata
Ummu Salamah Ali
Rekomendasi
Flash
KONFRONTASI AKAL & RASA
Paulus Renggo
Novel
Konfrontasi Akal dan Rasa
Paulus Renggo