Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Bukan Anak Durhaka
2
Suka
5,024
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Gun, bangun, Gun, bantuin Mamak nganter tulang iga ini ke Mami Ines,” kata Mak Besari kepada anaknya yang masih tertidur di balai-balai bambu berselimut sarung.

“Ah, Mak, Gugun masih ngantuk, Mak. Mamak saja sendiri yang antar.”

“Tulang iganya dua puluh kilo, Gun, dan rumah Mami Ines hampir sekilo dari sini. Kau kira mamakmu ini Hulk?”

“Ya, naik becak, kek, atau ojek.”

“Ongkos naik becak atau ojeknya lumayan bisa buat makan sehari, Gun, ayo buruan bangun!”

“Ah, Mamak, gangguin Gugun tidur aja!” gerutu Gugun meskipun akhirnya dia ke kamar mandi untuk cuci muka. 

Akhirnya ibu dan anak itu keluar rumah untuk mengantarkan barang pesanan Mami Ines.

Mak Besari menyangklongkan karung berisi sepuluh kilo iga sapi di pundaknya, sedangkan sepuluh kilo lainnya dibawa Gugun yang berjalan dengan malas di belakangnya.

“Kau itu jadi anak jangan malas kalilah. Bagaimana si Dewi itu mau sama kau yang pemalas ini?” Mak Besari mulai berkhotbah.

“Kalau muka kau tidak bisa menolong, setidaknya kantong kau bisa menolong.” Mak Besari terus saja menceramahi anaknya. 

“Contoh almarhum bapak kau tuh yang rajin bekerja. Karena itu Mamak jatuh cinta.”

Sepi, tak ada sahutan. Mak Besari tidak tahu bahwa lima menit yang lalu Gugun membelokkan langkah ke teras rumah Dewi, ketika dilihatnya gadis itu sedang duduk di sana.

Mak Besari menoleh. “Gun, Gugun, di mana kamu?” Wanita itu kebingungan mencari anaknya.

Tiba-tiba terdengar suara: “ Guk guk!” Seekor anjing kampung menatap Mak Besari. Sejak beberapa menit yang lalu anjing itu mengikuti karena tertarik dengan tulang iga yang mencuat dari karung yang sedikit bolong di pojoknya.

“Gugun?” Mak Besari melolot memandang si anjing.

“Guk guk!”

“Ya Allah, Tuhanku, kenapa anakku jadi anjing? Biar kata dia masih jadi anak pemalas, jangan kau kutuk dia jadi anjing, Tuhan, aku memaafkannya,” ucap Mak Besari terasedu sambil mengelus-elus si anjing.

Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Eeeh itu tulang iga udh ditunggu mami ines....
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Bukan Anak Durhaka
Nunik Farida
Cerpen
Bronze
Purnama di atap rumahku
Desy Sadiyah Amini
Komik
KAOS HITAM
moris avisena
Flash
"Kehancuran Kelakar: Kejeniusan Kembar Alex dan Andy"
Maria Septian Riasanti Mola
Flash
Ilfeel
Delia Angela
Komik
BOCAH LANANG
Eternal Comics
Flash
Bronze
Airmata Derita
Egi David Perdana
Flash
Bronze
Visi, Misi, Diksi, Permisi ....
Sunarti
Cerpen
Manusia-Manusia Ruwet
Aput Setiana
Cerpen
Celana Pensil
Feryan Christ Jonathan
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Cerpen
Bronze
Songong Maksimal
syafetri syam
Flash
Penulis Paling Berbakat di Dunia
Rafael Yanuar
Flash
The Kampreto: Mantul!
KOJI
Cerpen
Bronze
SURAT BUAT JEANY
Ranang Aji SP
Rekomendasi
Flash
Bukan Anak Durhaka
Nunik Farida
Flash
G o n g
Nunik Farida
Flash
Perguruan Silat
Nunik Farida
Flash
Panti Asuhan
Nunik Farida
Flash
Gurindam Terakhir
Nunik Farida
Flash
Lahar dan Kemarahan
Nunik Farida
Flash
Mendua
Nunik Farida
Flash
Hutan Angker
Nunik Farida
Flash
Truntum
Nunik Farida
Flash
Penari Topeng
Nunik Farida
Flash
Reinkarnasi
Nunik Farida
Flash
Amnesia
Nunik Farida