Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Bukan Anak Durhaka
2
Suka
5,054
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Gun, bangun, Gun, bantuin Mamak nganter tulang iga ini ke Mami Ines,” kata Mak Besari kepada anaknya yang masih tertidur di balai-balai bambu berselimut sarung.

“Ah, Mak, Gugun masih ngantuk, Mak. Mamak saja sendiri yang antar.”

“Tulang iganya dua puluh kilo, Gun, dan rumah Mami Ines hampir sekilo dari sini. Kau kira mamakmu ini Hulk?”

“Ya, naik becak, kek, atau ojek.”

“Ongkos naik becak atau ojeknya lumayan bisa buat makan sehari, Gun, ayo buruan bangun!”

“Ah, Mamak, gangguin Gugun tidur aja!” gerutu Gugun meskipun akhirnya dia ke kamar mandi untuk cuci muka. 

Akhirnya ibu dan anak itu keluar rumah untuk mengantarkan barang pesanan Mami Ines.

Mak Besari menyangklongkan karung berisi sepuluh kilo iga sapi di pundaknya, sedangkan sepuluh kilo lainnya dibawa Gugun yang berjalan dengan malas di belakangnya.

“Kau itu jadi anak jangan malas kalilah. Bagaimana si Dewi itu mau sama kau yang pemalas ini?” Mak Besari mulai berkhotbah.

“Kalau muka kau tidak bisa menolong, setidaknya kantong kau bisa menolong.” Mak Besari terus saja menceramahi anaknya. 

“Contoh almarhum bapak kau tuh yang rajin bekerja. Karena itu Mamak jatuh cinta.”

Sepi, tak ada sahutan. Mak Besari tidak tahu bahwa lima menit yang lalu Gugun membelokkan langkah ke teras rumah Dewi, ketika dilihatnya gadis itu sedang duduk di sana.

Mak Besari menoleh. “Gun, Gugun, di mana kamu?” Wanita itu kebingungan mencari anaknya.

Tiba-tiba terdengar suara: “ Guk guk!” Seekor anjing kampung menatap Mak Besari. Sejak beberapa menit yang lalu anjing itu mengikuti karena tertarik dengan tulang iga yang mencuat dari karung yang sedikit bolong di pojoknya.

“Gugun?” Mak Besari melolot memandang si anjing.

“Guk guk!”

“Ya Allah, Tuhanku, kenapa anakku jadi anjing? Biar kata dia masih jadi anak pemalas, jangan kau kutuk dia jadi anjing, Tuhan, aku memaafkannya,” ucap Mak Besari terasedu sambil mengelus-elus si anjing.

Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Eeeh itu tulang iga udh ditunggu mami ines....
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Bukan Anak Durhaka
Nunik Farida
Cerpen
Burung Merpati Tingting
Andriyana
Cerpen
Bronze
Cerita tentang Seorang yang Ingin Menjadi Juru Cerita
Habel Rajavani
Flash
Sugeng Jatuh Cinta
Ariyanto
Cerpen
Asal Bapak Senang
dwi faridawati
Flash
Bronze
Bong Li Mei
Onet Adithia Rizlan
Cerpen
Balada Analis Kredit
Nina Ang
Flash
Bom
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Pulkam
Zii
Flash
Bronze
Laper
KOJI
Komik
Bronze
KEMBAR SIAL
Agam Nasrulloh
Komik
Candra Tawa
Uniipia
Cerpen
Bronze
Mengarang Itu Tidak Gampang, Tuan
Habel Rajavani
Flash
Bronze
Kondom Itu Apa Yan?
Abdi Husairi Nasution
Flash
Bronze
Ngereh
Bakasai
Rekomendasi
Flash
Bukan Anak Durhaka
Nunik Farida
Flash
Perguruan Silat
Nunik Farida
Flash
Truntum
Nunik Farida
Flash
G o n g
Nunik Farida
Flash
Penari Topeng
Nunik Farida
Flash
Hutan Angker
Nunik Farida
Flash
Mendua
Nunik Farida
Flash
Amnesia
Nunik Farida
Flash
Panti Asuhan
Nunik Farida
Flash
Lahar dan Kemarahan
Nunik Farida
Flash
Gurindam Terakhir
Nunik Farida
Flash
Reinkarnasi
Nunik Farida