Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gerbong Kereta
2
Suka
13,559
Dibaca

Dalam gerbong yang sepi tapi sesak

Sesak karena berebut oksigen

Sepi karena begitu khusu menatap layar ponsel

Ada juga yang diam-diam menutup mata lalu terjungkal karena kereta yang tak mau tahu berhenti tiba-tiba. Dalam hatinya mungkin dia bilang. Persetan kau masinis, mungkin juga beristighfar atau yang paling memungkinkan langsung menatap kesegala arah karena takut ditertawakan. 

Lalu aku bilang 

"Tuan, kami memang punya mata tapi mata kami sibuk menatap layar ponsel yang dari tadi itu-itu saja"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Selenophile
Melia
Flash
Gerbong Kereta
Lentera jingga
Novel
Manusia Laron
Dewanto Amin Sadono
Novel
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
Lilis Alfina Suryaningsih
Novel
MAX. 25 TAHUN
Ara Segara
Komik
Meow
Hello
Skrip Film
Breath & Brave (Script)
Putriyani Hamballah
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Cerpen
Janji yang Tak Dibayar, Tak Bisa Digoreng
Renaldy wiratama
Novel
Bronze
Pulang
Dillon Gintings
Novel
Dopamine Itu Semu
Lailiadevi
Novel
Gold
Rahasia Huruf T
Mizan Publishing
Skrip Film
Skuad Pembersih (Script)
mahes.varaa
Cerpen
Bronze
BIAS-BIAS CINTA
fitriyanti
Novel
Bronze
Negeri Para Pembohong
DameNingen
Rekomendasi
Flash
Gerbong Kereta
Lentera jingga
Flash
Berkawan dengan malam part 2
Lentera jingga
Flash
Dewasa
Lentera jingga
Flash
Cerita Dari Langit
Lentera jingga
Flash
Tokoh utama
Lentera jingga
Flash
Dari Hindia Belanda
Lentera jingga
Flash
Sebelum hati meranggas
Lentera jingga
Flash
Jumpa lagi kita di Batavia
Lentera jingga
Flash
Berkawan dengan malam
Lentera jingga
Flash
Orang asing bercerita
Lentera jingga
Flash
Ku kubur hatiku di padang ilalang
Lentera jingga
Flash
Surat dari Batavia ke Soerabaya
Lentera jingga
Flash
PeR PUAN
Lentera jingga
Novel
Rumah Menuai Rindu
Lentera jingga
Novel
PeRan PUAN
Lentera jingga