Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Tokoh utama
0
Suka
664
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Pening sekali kepalaku setiap hari diajukan pertanyaan yang sama dengan kemarin. Tapi tak mengapa itu berarti mereka tertarik dengan ku. Seperti biasa setiap hari akan menjadi hari yang amat panjang. Butuh es cincau untuk mendinginkan otak ku yang panas. Tapi sekali lagi tak mengapa toh ini peranku.

Bangun jam 03.30 wib sudah biasa bagi ibu-ibu seperti ku ini. Meski ngantuk bukan buatan. Menjadi seorang guru honorer yang gajinya tersendat-sendat bulan ini cair tiga bulan kemudian berikutnya tak ada rimbanya. Nasib-nasib.

Untuk ibu-ibu yang beranak banyak sedangkan penghasilan tak seberapa tak mengapa kau tidak sendirian, aku pun begıtu. Jika kau masih menganggap aku banyak duit karena aku berseragam dan menyandang kata guru aku katakan. BIG NO!

Gaji 300 ribu perbulan itupun kadang cair kadang harus menunggu bulan-bulan berikutnya, padahal perut tak mau tahu kalau lapar, yah lapar saja. Anaku ada lima terbayang kan gimana peningnya kepala ku. Tapi tak mengapa aku senang menjalaninya. Kalau pun pusing tinggal ku tenggak saja air bersama panadol. Anak pertamaku namanya Zahi usianya 5 tahun aktif nya melebihi batas kewajaran dalam tidur pun dia paling lincah memamerkan kebolehannya dalam berbagai gaya. No dua ada Zein usianya tiga tahun setengah si manis yang paling suka bertanya tentang apapun, terakhir pertanyaan darinya yang aku ingat adalah "Ana kenapa tokek bisa punya anak?". No tiga Zaina usianya dua tahun dia aktif seperti abanganya Zahi, namun tetaplah yang paling aktif Zahi. Zaina itu kalem dia tidak bisa tidur jika tangannya tidak memegang buku, aneh memang padahal membaca pun belum bisa. Dan rupanya hal itu menurun dari suamiku. No empat Zeia usianya satu tahun tak kurang tak lebih dia memiliki pigmen kulit berbeda sendiri, kulitnya putih bersih mulus tak ada bekas luka apapun namun dia tidak tertarik dengan permainan perempuan. Yang terakhir Zawin dia masih bayi usianya baru empat bulan tidak terlalu rewel tapi kerap kali Zawin dianggap boneka oleh saudara-saudaranya. Maka dari itu butuh kawalan super ketat takut dijadikan bahan percobaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Bronze
Kami Takkan Pernah DIAM
Nurul Arifah
Flash
Tokoh utama
Lentera jingga
Novel
Bronze
MUDRA
Mega Yohana
Cerpen
Sniper
Rexa Strudel
Novel
Tolong Nafkahi Aku Mas
Ika Marisa
Novel
Bronze
LEGION : KNIGHT 347-1
Delta
Novel
Bronze
The Doomsday
Rama Sudeta A
Cerpen
Bronze
Kebal Peluru
Sulistiyo Suparno
Novel
I'm Going Back To Venice
Ang.Rose
Skrip Film
Jakarta Baik-Baik Saja
Dimas Wahyu Setyawan
Cerpen
Bronze
Antara Musik dan Adik
Nurul Adiyanti
Skrip Film
CHERISH & RUELLE
Reiga Sanskara
Flash
Manusia Super
Afri Meldam
Novel
Patih Nyasar!
Syarif Hidayatullah
Flash
Bronze
100 Kode Area Panggilan Telepon
Silvarani
Rekomendasi
Flash
Tokoh utama
Lentera jingga
Flash
PeR PUAN
Lentera jingga
Flash
Orang asing bercerita
Lentera jingga
Flash
Dewasa
Lentera jingga
Flash
Dari Hindia Belanda
Lentera jingga
Flash
Gerbong Kereta
Lentera jingga
Flash
Surat dari Batavia ke Soerabaya
Lentera jingga
Flash
Berkawan dengan malam part 2
Lentera jingga
Flash
Berkawan dengan malam
Lentera jingga
Flash
Cerita Dari Langit
Lentera jingga
Flash
Jumpa lagi kita di Batavia
Lentera jingga
Flash
Ku kubur hatiku di padang ilalang
Lentera jingga
Novel
Rumah Menuai Rindu
Lentera jingga
Flash
Sebelum hati meranggas
Lentera jingga
Novel
PeRan PUAN
Lentera jingga