Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
PeR PUAN
0
Suka
595
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Aku akan mengajakmu bercerita tentang kita perempuan yang setiap gerak-geriknya selalu jadi bahan kajian. Namun, yang pertama-tama sebelum itu mari kesampingkan dulu ego kita, tarik nafas dan hembuskan sembari berucap "Allah" dan maafkanlah aku yang bodoh ini pabila ada salah kata juga makna.

*

Kata mamak aku ini anak perempuan yang harus disayang karena hatinya gampang rapuh. Begitukah? Ah aku tidak merasa begitu, karena selama ini aku merasa diriku kuat meski hem.. dibentak sedikit saja oleh Apak air mataku langsung mengalir deras. Huh!

Apa jangan-jangan aku ini hanya kuat fisik bukan hati?

Semasa kecil dulu aku sudah biasa dilatih oleh Mamak perihal berbenah rumah, masih aku ingat sampai sekarang pelajaran pertama ku soal berbenah rumah. Saat itu minggu pagi yang cerah.

"Zea sini nak bantu mamak sekejap" mamak memanggilku dari dapur. Saat itu aku merasa kesal karena minggu pagi adalah jadwalku menonton kartun

"Kenapa Mamak?" Aku berjalan ke arah dapur dengan malas-malasan

"Nak ambil sapu di balik pintu itu lalu bawa keruang tamu" begitu kata mamak, aku bingung sendiri. karena apakah aku dipanggil hanya karena disuruh meletakkan sapu di ruang tamu? Ayolah mamak nih suka aneh-aneh saja perintahnya. Tanpa bertanya aku seret sapu itu ke ruang tamu, dan saat aku lihat ruang tamu itu masih berantakan sisa-sisa kripik tadi malam masih ada. Entah ada dorongan dari mana aku berinisiatif untuk membereskannya. Permadani murahan yang aku dan mamak beli di pasar tradisional aku gulung dan lumayan berat, toples kripik yang sudah tak berpenghuni aku taruh di pojok ruangan,dan yang terakhir bantal millik ku dan bang Zaid aku taruh sembarang di atas tv. Setelah itu barulah kudapati lantai yang kotor penuh debu, sisa kripik, dan rambut-rambut nakal.

"Loh ko dibereskan?"kata mamak padaku

"Tak enak dipandang mak" jawabku seolah aku anak paling rajin berbenah

"Memang sudah seharusnya anak perempuan bisa berbenah"ucap mamak sembari mengambil bantal dari atas tv

"Mengapa begıtu?" Tanyaku, karena aku merasa itu bukan hanya tugas anak perempuan

"Bukan apa-apa entah disadari atau tidak berbenah secara naluriah dimiliki seorang perempuan, meski begitu bukan berarti anak laki-laki tak perlu berbenah. Dilakukan bersama-sama itu juga baik" kata mamak sambil tersenyum

"Kalau aku tidak berbenah apakah aku bukan anak perempuan mak?" Tanyaku penasaran

"Tidak juga, namun bukankah itu baik. Jadi Zea bisa membantu pekerjaan mamak" begitu kata mamak

Ketika sudah dewasa aku dan bang Zaid memiliki jadwal berbenah rumah jika aku Senin bang Zaid Selasa jika aku Rabu bang Zaid Kamis, begitu seterusnya.

Pernahkah aku protes?

Tentu pernah, ketika sedang banyak tugas di kuliahan, di tempat kerja dan tugas ku di peran yang lain. Namun luar baisa Apak selalu bilang.

"Jangan dikerjakan jika membuat hati teriris, karena kalau sudah terluka pasti bergegas mencari obat, beruntung kalau obatnya tepat jika tidak bisa bahaya" begitu kata Apak ketika aku tengah bersungut-sungut

Aku belum paham betul apa maksud Apak, tapi aku yakin itu hal baik. Nasehat itu Apak berikan bukan hanya padaku tapi pada Abang ku, Zaid. Kali ini ceritaku dulu. Lain kali akan kuceritakan sedikit tentang bang Zaid.

Mmmm tapi awas jangan jatuh cinta!

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
PeR PUAN
Lentera jingga
Novel
Bronze
Bumi yang Dihujani Rindu
Hadis Mevlana
Novel
Gold
Love & Happiness
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Kita Bertemu di Korea
LeeNaGie
Cerpen
Bronze
Dua Manusia Terakhir
Silvarani
Flash
Rumah Besar Di Surga
Vitri Dwi Mantik
Novel
Bronze
Godaan Sang Mantan
Biru Tosca
Flash
Bronze
Sebentar Lagi Natal
Nuel Lubis
Novel
Gold
Dari Delft Hingga Madinah
Noura Publishing
Novel
Gold
Kuntum-Kuntum Surga
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
RUMAH ALLAH
Iman Siputra
Novel
Bronze
Katamu Aku Cantik
Farida Zulkaidah Pane
Novel
Tuhan di Persimpangan Jalan
Endang Hadiyanti
Flash
Lari!
Rafael Yanuar
Flash
KANG ABI MENGAIS REJEKI
Heri Lumbiana
Rekomendasi
Flash
PeR PUAN
Lentera jingga
Flash
Orang asing bercerita
Lentera jingga
Flash
Dewasa
Lentera jingga
Flash
Dari Hindia Belanda
Lentera jingga
Flash
Gerbong Kereta
Lentera jingga
Flash
Surat dari Batavia ke Soerabaya
Lentera jingga
Flash
Berkawan dengan malam part 2
Lentera jingga
Flash
Berkawan dengan malam
Lentera jingga
Flash
Cerita Dari Langit
Lentera jingga
Flash
Jumpa lagi kita di Batavia
Lentera jingga
Flash
Ku kubur hatiku di padang ilalang
Lentera jingga
Flash
Tokoh utama
Lentera jingga
Novel
Rumah Menuai Rindu
Lentera jingga
Flash
Sebelum hati meranggas
Lentera jingga
Novel
PeRan PUAN
Lentera jingga