Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Zaidan memandang langit biru cerah di atasnya kumparan debu beterbangan tertiup angin. Ia melihat ke bawah, anak-anak sedang bermain permainan yang sedang heboh akhir-akhir ini. Entah apa namanya, tapi mereka membuat berisik satu komplek.
"Enak ya mereka," batin pria berumur 21 tahun itu. Kemudian ia berbalik badan dan langsung menghadap laptop di atas meja lipat dengan segelas kopi yang telah habis diminum. Itu kopinya yang entah keempat atau lima, pastinya hari ini ia tidak tidur lagi.
Zaidan menghembuskan napasnya kuat-kuat. Lelah, energinya terkuras sudah. Acap kali ia melihat ke bawah dari balkon lantai limanya itu, ia memikirkan hal-hal gila.
"Kalau aku jatuh apa yang terjadi ya?"
Pertanyaan yang sudah biasa ia tanyakan pada diri sendiri. Zaidan selalu menahan untuk tidak bunuh diri. Tuntutan kuliah, kerja sampingan, dan quarter life crisis yang ia hadapi sering kali di luar nalar. Akalnya lelah dimakan rasa campur aduk di dalam dada.
Zaidan ingin mengakhiri semuanya.
Dinaikinya pembatas balkon itu, dihirupnya udara segar yang kini terasa mencekik kerongkongannya.
"Aku... hanya ingin lebih dimengerti."
"Aku capek."
Mungkin memang sudah saatnya.
Dua puluh detik sudah ia berdiri di atas pembatas balkon tadi. Hembusan napasnya perlahan terkendali.
Detik berikutnya ia turun dari pembatas itu dengan hati-hati.
"Nanti siapa yang ngasih makan kucing kamu, Zaidan?"