Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Asa Arka
3
Suka
9,037
Dibaca

Udara panas sangat terasa di siang hari. Semilir angin pun nampaknya enggan bertiup untuk sekadar memberi kesejukan. Keadaannya jauh lebih parah lagi di rumah tiga petak yang didiami Arka bersama istri dan satu anaknya. Sudah beberapa hari ini tidak ada acara makan siang. Belum lagi jatuh tempo pembayaran kian dekat. Arka sedari tadi duduk di meja kerjanya, mencari kesibukan dengan menulis ragam cerita yang ada di dalam pikirannya. Bertumpuk kertas berisi coret-coretan berada di sekeliling meja kerjanya. Hal ini seperti menjadi rutinitas sehari-hari sampai ia mendapatkan pekerjaan yang tetap. Barang kali dengan menulis bisa mengubah nasibnya.

Sejenak ia beranjak menghampiri istrinya yang sedang melipat pakaian Jendra (anaknya) dan membicarakan keinginannya.

“Dek ... barangkali nanti begini jadinya, aku akan coba menulis cerita-cerita ihwal perkara anak muda. Bersumber dari kaca mata kita yang setiap sore menyapu pandang ke arah jalan raya. Kemudian setelah semua rampung, aku meminta padamu untuk menjual hasil kisah ini. Kamu titipkan saja berpuluh-puluh pack kepada penjual buku yang berada di bawah jembatan. Di sana tiap sore selalu padat dengan pengendara yang berpulang ke rumah. Siapa tahu ada beberapa pengendara yang sekadar mampir melihat-lihat sejenak. Hmm ... syukur-syukur ada yang tertarik. Nah ... kebetulan pria paruh baya yang menjual buku sangat lihai menawarkan buku dagangannya. Empat bulan yang lalu, aku dengar kabar dia berhasil menjual ribuan buku mengenai “Cara Cepat Menjadi Kaya Tanpa Perlu Repot-Repot”. Takjub aku dibuatnya, tanpa sengaja terteguk saliva. Beruntung sekali penjual buku tersebut dan lebih beruntung lagi penulisnya. Namun berita tersebut benar adanya, penjual buku tersebut kini hidupnya sejahtera, anak-anaknya berhasil ia sekolahkan sampai sarjana. Kegigihan dan rasa syukurnya telah mengantarkan ia beserta keluarganya pada kesejahteraan.” Ucap Arka menjelaskan secara detail keinginannya kepada Sang istri.

“Helehh ... itu mah bisamu aja, mana ada yang tertarik dengan tulisanmu? Diksinya gak jelas, alur ceritanya ngawur, karakter penokohannya sangat lemah. Jadi gini loh, bukannya aku gak yakin dengan keinginanmu, tapi seperti yang sudah-sudah, kamu menulis pun tak pernah tuntas, seperti membuat rencana tapi kamu sendiri kesulitan menyelesaikannya. Lalu mengenai kabar penjual buku yang kini hidupnya bisa dikatakan sejahtera itu, ia tidak semata-mata lihai dalam hal menawarkan buku. Buku-buku yang dijual pun kebanyakan yang best seller. Sebab ia punya banyak relasi dengan penulis ternama di luar sana. Kamu cerna lagi ucapanmu perihal buku yang terkhir laku dijual. Di judulnya ada kata “Tanpa Perlu Repot-Repot”. Judulnya menarik bukan? Gak kayak kamu yang kerepotan dengan rencanamu sendiri. Pun kamu tiap hari lebih banyak di rumah. Kalau keluar itu pun hanya nongkrong ngalor ngidul di warung kopi. Kamu tuh seharusnya semakin sadar. Anak kita makin bertambah usianya. Tahun depan Jendra akan masuk sekolah dasar, biaya pendidikan untuknya masih jauh dari kata cukup. Jujur mas, aku sudah lelah menjalani seperti ini. Hidup serba kekurangan, makan hanya sehari sekali. Itu pun lebih banyak berpuasanya.  Dan satu lagi yang harus kita pikirkan, seminggu lagi biaya sewa kontrakan ini jatuh tempo. Kalau sampai kita telat lagi membayarnya, bisa-bisa kita harus segera mengemas barang dan angkat kaki diri sini.” Balas sang Istri kepada Arka suaminya dengan keraguan dan kegelisahan yang tumpah dari hatinya.

Benar memang ucapan istrinya, Arka tiap kali menulis tidak pernah tuntas. Namun ia mencoba belajar memahami, mencoba menerima keadaan yang menimpa dirinya bersama istri dan Anaknya. Meskipun begitu, asa Arka sangat tinggi. Hatinya pun telah terselimuti dengan yang namanya keyakinan. Dirinya yakin dengan menulis akan membuat keluarga kecilnya kembali bahagia. Raut wajah bahagia sebentar lagi akan selalu hadir menyejukkan dirinya beserta keluarga kecilnya. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
PTSD
diana rahmatika
Flash
Asa Arka
Feby Irawan
Novel
The Woman with Purpose
judea
Novel
Family Bound
Didik Suharsono
Flash
Bronze
Saikoro Kokoro No Tomo
Silvarani
Novel
"Kehidupan Ku, Perjalanan Ku"
Avisena Aulia Anita
Komik
MOVE-ON
iswana suhendar
Flash
Tak Seperti Ayah
Emma Susanti
Cerpen
Kisah Ujang dan Sepotong Hati
Almira
Cerpen
Bronze
Kota Sihir Menghilang
Kemal Ahmed
Flash
MATI
Ranu Kaswari
Novel
Bronze
DIA, AZHARKU
Nina Nola Boang Manalu
Skrip Film
SENSITIF
fitriyanti
Novel
Bronze
StarLight
Vidharalia
Novel
Bronze
Bapak Tidak Pulang Lebaran Ini.
Yuniar Resti Swandayani
Rekomendasi
Flash
Asa Arka
Feby Irawan
Flash
Sepasang Mata Teduh
Feby Irawan
Flash
Delusi
Feby Irawan