Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Indah Pada Waktunya
1
Suka
4,790
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku sedang bermain bersama teman-teman di halaman. Saat tiba waktunya makan siang, setiap anak di suapi para Ibu. Begitu juga aku. Ibuku membuatkanku oseng tempe kesukaanku, di tambah dengan ayam goreng kesukaanku juga. Ibuku selalu mengetahui apa yang kumau.

Ketika sedang asyik makan, aku menengok ke samping kiri, tempat temanku makan di suapi ibunya. Dia makan dengan sayur bayam dan lauk ikan. Tiba-tiba, makanan yang ada di piring ibuku tak lagi enak. Hambar. Makanan temanku jauh lebih enak. Aku kepingin makan itu juga.

Melihat aku menginginkan makanan temanku, ibuku meminta sedikit pada ibu temanku. Untuk obat pengen biar nggak ngiler, katanya. Akupun memakannya. Benar sekali. Makanan itu terasa lebih enak dan lebih nikmat. Akupun menginginkan semuanya. Ibu tidak lagi mau memintakan pada ibu temanku.

Temanku juga tidak rela makan siangnya terganggu olehku. Ibunya tidak mau membuat anaknya sedih. Tinggalah aku yang tidak bisa mendapatkan apa yang kumau. Makanan temanku yang semakin lama semakin menipis, hanya bisa kuliat dari jauh. Temanku tidak mau lagi duduk di sebelahku. Ibu dan anak itu memilih untuk pindah tempat menjauh dariku. Aku hanya diam melihat mereka.

Aku tidak bisa makan makanan enak itu, aku juga tidak bisa memakan bekalku yang mendadak kehilangan rasanya. Aku sedih dan kecewa. Kebahagiaanku akan makan siang enak dan nikmat menguap begitu saja. Berganti dengan perasaan sedih, kecewa, dan marah. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana.

Tidak mungkin aku marah pada ibuku, karena dia sudah membuatkanku makan siang kesukaanku. Aku tidak bisa memaksanya meminta semua bekal temanku, karena ia juga seorang ibu. Tidak mungkin aku marah pada temanku yang tidak memberikan bekal makan siangnya. Aku tidak bisa memaksanya karena dia juga lapar. Tidak mungkin aku marah pada ibunya temanku, karena dia tidak memberikan bekal makan siang anaknya. Aku tidak bisa memaksanya, karena dia seorang ibu yang membuatkan makanan kesukaan anaknya.

Tinggalah aku dengan kecewaku. Aku diam di sudut. Menatap dengan pandangan kosong. Tidak tahu lagi harus berbuat apa. Bujuk rayu ibuku tidak mampu mengembalikan semangatku. Aku kecewa pada semuanya, tak terkecuali Tuhan.

Aku kecewa pada diriku sendiri karena tidak bisa mendapatkan makanan yang teramat sangat kuinginkan. Kecewa pada ibuku, karena dia memintakan bekal temanku sesendok sehingga aku lebih menginginkan. Kecewa pada ibu temanku, karena dia tidak mau memberikan bekal anaknya. Kecewa pada temanku, karena dia memilih untuk menjauh dan mencari tempat makan baru. Dan aku kecewa pada Tuhan, kenapa dia menciptakan alur seperti ini untuk makan siangku.

Kecewa tinggalah kecewa. Aku dan kecewaku. Aku tidak tahu kapan rasa kecewa itu akan hilang. Mungkin sebentar lagi, tidak lama. Karena aku hanyalah anak-anak yang tidak perlu mendendam dan mendengki. Anak yang tidak akan mampu mengingat kebencian. Kekecewaan seorang anak yang mungkin bertahan satu hari.

Aku yang sekarang sedikit lebih besar, mungkin kecewaku akan bertahan dua atau tiga hari. Tidak perlu berlama dengan kemarahan, membuat suasana runyam karena kecewa sesaat. Kembalilah bermain, karena dunia tetap berputar meskipun aku kecewa. Tidak akan ada yang mampu merubah apapun selain Dia. Jadi, nikmati saja.

Semua akan terasa indah pada waktunya…

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
😢😢😢😢
Rekomendasi dari Drama
Flash
Indah Pada Waktunya
Wilis Juharini
Novel
Bronze
Can't Stop
Siti Soleha
Novel
Bronze
Bapak, Kapan Kita akan Berdamai?
Johanes Gurning
Flash
Bronze
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani
Novel
Bronze
Jodoh Pilihan Allah ~Novel~
Herman Sim
Flash
Dhi dan Takdir
Nisaul Mardiah
Novel
ESENSI SEBUAH KAPAL
kingsleigh
Novel
Bronze
Heart Calling (Serah Attona)
Ruceh Simanjuntak
Flash
Tamu di Rumah Pinggir Kota
Halo Oys
Novel
Bronze
HIDUP TAK SEBERCANDA ITU
Adji Sukman
Novel
Bronze
Diam Diam Jatuh Cinta
Mar Shahle
Novel
Bronze
Kisah Antarkita
Susi Idris
Novel
Di bawah Standar
Era Chori Christina
Novel
Bronze
MENTARI
ELmahira
Novel
Bronze
Jejak Perempuan yang Pergi pada Suatu Masa
Alfian N. Budiarto
Rekomendasi
Flash
Indah Pada Waktunya
Wilis Juharini
Flash
Akhir Kehidupan
Wilis Juharini