Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Mommy!!! Finally, you come!!" Celine berlari penuh semangat sambil menarik troli tasnya yang berbentuk koper kepala mickey mouse.
Aku merentangkan kedua tanganku, bersiap menyambutnya dalam pelukanku.
Tanpa ragu, Celine menabrakkan tubuhnya yang masih setinggi perutku, ke tubuhku lalu memelukku erat sambil berkata, "I was so happy at school, Mom!" suara kecilnya begitu keras, mengungkapkan perasaannya setelah bersekolah seharian.
"Really? What you doin' at school?" aku menanggapi celotehnya sambil merapikan ikat pinggangnya yang sudah miring ke samping rok merahnya. Juga kemeja putihnya yang sebagian besar sudah keluar dari dalam pinggang rok seragamnya. Sepertinya hari ini dia terlalu banyak bermain, pikirku sambil tersenyum, membayangkan tubuh kecilnya yang lincah luar biasa.
"I was playing with friends. We do chicken dance and run. And then I shared my chocolate with them." Celine menceritakan harinya dengan senyum lebar, tak terganggu dengan keringat di dahinya ataupun rambut keriting gantung alaminya yang sebagian berantakan sampai menutupi matanya.
"Wah, you just have a great day." aku menatap wajahnya, melihat kedua matanya yang masih berbinar senang. Celine selalu senang ke sekolah. Sejak hari pertama masuk sekolah, dia melangkah dengan percaya diri memasuki kelasnya, menyapa guru dan teman-teman yang belum dikenalnya.
"Okay, now let's go home." aku berdiri, menggandeng tangannya dan berjalan menuju taksi online yang sudah menunggu kami di depan gerbang.
Saat berjalan dari ruang tunggu penjemputan sekolah sampai ke gerbang depan, aku mendengar banyak bisik-bisik komentar dari orangtua lain sambil melirik kami berdua.
"Duh, sekolah di Indonesia tapi sok-sok an ngomongnya bahasa inggris."
"Itu anaknya nggak bisa ngomong bahasa indonesia ya? Kok bisa sekolah disini?"
"Kasihan ya, sekolahnya di sekolah Indonesia tapi sama mamanya dipaksa ngomong bahasa Inggris terus."
"Masih kecil, bukannya belajar bahasa Indonesia yang bener, malah ngoceh bahasa Inggris."
Aku menutup telinga pada setiap komentar seperti itu.
Sejak kecil, Celine adalah anak yang tahu betul hal apa yang dia suka dan ingin dia lakukan. Salah satunya adalah bahasa inggris. Dia memacu dirinya sendiri untuk bisa mengerti dan berbicara dalam bahasa inggris sejak usianya tiga tahun.
Di tengah "cibiran" orang lain yang tidak mengerti, aku tetap ada di sampingnya, menemaninya mempelajari apapun yang membuatnya penasaran.
Tahun berlalu, dan Celine berubah menjadi anak yang fasih berbahasa Inggris dengan siaran miliknya sendiri. Dia menjelaskan banyak hal yang dia pelajari dalam bahasa Inggris kepada anak-anak lain lewat siarannya.
Celine belajar begitu banyak hal baru yang membuatku terkejut karena akses bahasa yang dia miliki. Banyak hal yang tidak diajarkan di sekolah, bisa dia jelaskan dengan baik karena mempelajarinya dari channel-channel bahasa inggris di internet. Dari sana, dia tak pernah kebahabisan bahan untuk belajar dan mengenal hal baru.
Celine kecil yang kesukaannya kerap dipandang sebelah mata oleh orang lain, justru menemukan dunianya, tempatnya bisa berkarya dan melakukan hal yang dia suka sekaligus mengukir prestasi.
Aku bangga padanya.
Pada anak kecil yang mengajarkanku untuk berani memilih dan melakukan hal yang kuinginkan.
Celine mengajarkanku untuk berani menjadi berbeda dari yang kebanyakan. Karena dunia tidak seluas apa kata orang.