Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sindi si gadis mungil itu berlari ke arah meja makan dengan semangatnya. Ia tak sabar menantikan seporsi nasi goreng spesial buatan emak. Semua orang tau bahwa keluarga ini sangat suka dengan nasi goreng, bahkan semut yang diam-diam mengintip di jendela dapat menyaksikan hal itu.
Tak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk emak membuatnya. Dalam hitungan menit nasi goreng emak sudah tertata rapi di depan Sindi.
"Mak, kenapa nasi goreng ini cuma dibuat setiap tanggal sembilan? Mengapa tidak setiap hari atau seminggu sekali?" Kata Sindi sambil melahap nasi gorengnya.
"Nasi goreng ini untuk merayakan penantian panjang emak Sin"
Hening.
Suara gemericik air keran yang bocor perlahan mengisi meja makan yang lengang. Sindi berhenti mengunyah. Di dalam Pikirannya terselip perkataan emak. Ia terus menelaah apa gerangan maksud emak. Siapa yang sedang dinanti oleh emak.
Suasana hening ini terpecah oleh bel rumah yang berbunyi khas seperti suara klintingan di sawah. Sindi tersadar, dan mengunyah kembali.
Rupanya abah Said. Ia datang dari pengembaraannya yang jauh dan pulang dengan janjinya.
"Abahmu ini yang berkata untuk menantinya ditanggal kelahiranmu dan memintaku membuat makanan spesial yang kami punya untukmu"
"Maka jadilah nasi goreng ini?" Sindi menyambung kalimat emak dan memastikannnya sekali lagi.
"Iya betul, saat inilah kelahiranmu. Seperti halnya aku menanti abahmu untuk pulang, hari ini selalu mengingatkanku juga tentang kehadiranmu yang amat spesial." Katanya sambil memberi abah seporsi nasi goreng.
"Ketika kupikir lagi, nasi goreng adalah yang paling spesial. Kubuat dengan rasa yang mungkin tidak akan kamu temui di penjuru desa ini."