Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
A Better Place For
4
Suka
4,942
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Secara harfiah, aku tidak pernah mengenal benar apa itu kasih sayang dari seorang ayah.

Karena keingintahuan yang besar dari diriku, aku bahkan mencari beberapa artikel dari internet mengenai sosok ayah. Bagaimana rasanya memiliki ayah yang pengertian kepada anaknya, perasaan bagaimana memiliki keluarga utuh, mencintai dan menyayangimu.

Aku hanya dapat berandai bodoh, kalau-kalau ayahku suatu saat mengetuk pintu rumah dan membawakan makanan favoritku.

Aku hanya dapat berimajinasi bagaimana dulu waktu aku kecil, ayah menggendongku dengan kedua tangan lembut beliau padahal ayah baru saja pulang dari pekerjaannya yang sudah dapat kupastikan tubuhnya tengah letih.

Atau ... bercanda bersamaku? Mengatakan hal-hal konyol pada beliau, seru sekali rasanya menghabiskan banyak waktu dengannya. Aku tidak perlu bertamasya keluar kota, di dalam rumah pun asal ada ayah dan ibu aku pasti merasa begitu bahagia.

Apa aku tidak bisa mengharapkan hari itu terjadi walau hanya sekali saja, ya?

Kenyataanya, ayah sudah meninggalkanku bersama ibu pada saat usiaku baru menginjak umur enam tahun. Ayah terkena penyakit liver; Begitu informasi singkat yang kuterima dari ibu saat aku menanyakan keberadaan ayah yang tak kunjung terlihat di rumah kecil kami.

Lalu fakta menyakitkan lainnya, aku juga tidak bisa mengunjungi makam ayah walau aku memintanya.

Ayah yang memiliki latar belakang kepercayaan yang berbeda dengan ibu, harus dimakamkan secara kremasi atau penjelasan singkatnya adalah membakar mayat ayah menjadi abu. Tubuh ayah yang sudah berubah menjadi serpihan kemudian disemayamkan di tengah laut yang hingga kini aku tidak bisa memprediksi lebih detail mengenai tempatnya.

Aku ingin mengunjungi sisa tubuh ayah, tetapi realita kejam bahkan tidak memperbolehkan aku bertemu dengan beliau.

Terkadang, aku berpikir. Jika aku sejak awal tidak bahagia bersama ayah, sedangkan teman sebayaku memiliki kehidupan yang lebih baik, setidaknya,

Mengapa kami tidak dilahirkan dengan kehidupan yang sama halnya denganku? Contohnya menderita.

Dulunya, kepalaku memaksaku untuk berpikiran seperti itu. Sebelum aku mengetahui suatu hal.

Ayahku yang ada di atas sana, sama sekali tidak bahagia jika aku terus hidup didalam bayang-bayang kesedihan dan kepalsuan.

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Alurnya sangat menarik, goodjob
Keren banget kak, semangat terus menulis yaa💪
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sang Multitalenta : Tahun Pertama
M. Ferdiansyah
Novel
Bronze
Tanpa Nama
Paul Sim
Flash
A Better Place For
Leaf
Cerpen
Manusia Robot
Arum Gandasari NK
Novel
Bronze
Aib anitaku
Yuwo
Novel
Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu)
Ruang Kenangan
Novel
Bronze
Never Same
Sabelia
Novel
(Un)natural Feeling
Yooni SRi
Novel
Bronze
Jejak Tirani
Fanni Silviana Supenda
Novel
Bronze
RASA
kiaqiya
Novel
Lady Lavender and Lord Fire
Inzati Istaniyah
Novel
Bronze
Bulan Bersedih Di Jakarta
Herman Sim
Novel
Bronze
Melamar Guru Negeri
Mustofa P
Novel
Bronze
Menjelang Magrib
Heri Winarko
Novel
Chiwonk
Fenny
Rekomendasi
Flash
A Better Place For
Leaf