Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Mengapa Juga?
5
Suka
10,909
Dibaca

Rustandi tertawa melihat Rona yang berkomat-kamit membaca surah sembari memejamkan kedua matanya saat bertemu hantu di belakang pekarangan rumah Tandi. Sudah dua surat yang dibacanya. Namun, katanya hantu itu masih tetap di depannya.

"Kau baca surah yang itu banyak yang keliru," ujar Rustandi yang masih tergelak dan berperan sebagai penunjuk jalan. Dia masa bodoh dengan hantu yang di depannya. Apalagi hantu itu diam saja, tak menyerang apalagi menggoda. Hanya saja memang cukup menakutkan.

Rona tak peduli. Dia tetap membacanya sambil memejamkan mata dan tanganya berpegang erat lengan Rustandi.

"Semenakutkan itukah?"

"Sudahlah, jangan ganggu aku. Biar aku bisa fokus membacanya," sahut Rona yang masih memejamkan mata.

"Sudah jauh kita darinya." Rustandi menoyor kening Rona dan Rona membalas mencubit lengannya.

'Orang-orang itu lucu. Mereka lebih takut atas apa yang telah dilihatnya. Bukan pada apa yang tak dilihatnya. Lebih lagi tak mempeduli bagaimana jika yang telah dilakukan, akan berimbas balik kepadanya -sukur-sukur, kebaikan yang kembali kebaikan pula ..., lalu bagaimana jika itu kebalikan?' Rustandi berbicara dengan dirinya sendiri.

Rona yang memperhatikan Rustandi senyum-senyum sendiri, kembali mencubit lengan temannya itu sampai mengaduh.

"Kau kenapa seperti itu?"

"Tidak, tidak ada apa-apa. Memangnya ada yang aneh dengan diriku?"

"Kalau tidk aneh, mengapa juga aku mencubitmu!"

'Dasar! Susah memang jika mempunyai teman yang bisa melihat 'mereka'. Merasa dirinya sudah terbiasa, kemudian menertawai temannya jika bertemu dengan 'mereka'. Ini tidak lucu, mengapa juga dia seperti melihat lelucon? Senyam-senyum seperti tak ada salah, pun.' Napas berat diembuskan Rona.

-Selesai-

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Mengapa Juga?
Drew Andre A. Martin
Cerpen
Sesal
Sofiza
Novel
29 (Dua Puluh Sembilan)
Sri Winarti
Novel
Bronze
AFTER DUSK HAS COME
Tara Abdi
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
SUMUR TUA
Arina Maulidia
Novel
Bronze
Zona Zombie -Novel-
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Teror Jam 12 Malam
Maghfira Izani
Cerpen
Bronze
Putih
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
SINDEN - SINDEN YANG DUDUK DI ATAS BATU
Endah Wahyuningtyas
Cerpen
Bronze
Misteri Kampung Mati dan Hantu Berang-berang
Habel Rajavani
Flash
Bronze
Janur di Bawah Pohon Beringin
Risti Windri Pabendan
Novel
Penulis Hantu: Pekerja Teks Komersial Telah Tiada
Jusuf Fitroh
Flash
KATA-KATA YANG BERNAFAS ( HYPNO WRITING )
Alwinn
Rekomendasi
Flash
Mengapa Juga?
Drew Andre A. Martin
Flash
Salah - Benar?
Drew Andre A. Martin
Novel
Ruang Raung
Drew Andre A. Martin
Flash
Mawar Hitam
Drew Andre A. Martin
Flash
Bronze
Ranum Senja
Drew Andre A. Martin
Novel
The E.T.E.R.N.I.T.Y
Drew Andre A. Martin
Flash
Pemuda di Ruang Rapat
Drew Andre A. Martin
Flash
Konyol Memang
Drew Andre A. Martin
Flash
Logika-nya
Drew Andre A. Martin