Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Hitam
0
Suka
4,874
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Ucok bekerja terlalu keras. Sampai-sampai dia jadi picik, sifat yang tidak patut dimiliki mahluk yang diciptakan tukang sulap. Aku juga bisa menyulap, tapi aku tidak sepandai tukang sulap yang kubilang barusan. Kemarin malam Ucok memancing, tapi yang dia tangkap ternyata anak Pak Toba. Adeknya Samosir, semua mengira mamaknya ikut mati bersama penduduk, padahal jadi ikan dan melahirkan tiga anak. Yang Ucok tangkap si Mera, yang tertua. Dia girang sekali, sampai-sampai ikut menyelam dan mengapak Mera dengan pisau yang dia bawa. Hari ini dibawa sebagai lauk hasil olahan istrinya malangnya yang tidak tahu apa-apa.”

Pak tua benar-benar tukang sulap, dia bisa membuatku langsung melihat kisah yang dia ceritakan. Aku menggoyangkan ekorku kesenangan. Dia menghargainya dengan mengusap kepalaku.

“Dia membagi-bagi anakku dengan temannya. Jadi kubalas dengan menenggelamkan kapal yang mereka bawa. Kumatikan yang memakan anakku. Aku tukang sulap yang baik, bukan?”’

Dia tertawa. Keras sekali. Tawanya seperti kaca yang dipecahkan. Mengganggu dan sangat tidak enak didengar. Ketika aku menoleh kepadanya, mulutnya yang tertawa terbuka lebar. Aku heran, kenapa aku tidak menyadarinya dari awal kalau ada nanah dan darah yang menetes dari lukanya yang menganga?

Baunya amis dan busuk. Urat-urat di wajahnya timbul dan terlihat hitam mengerikan. Tangan yang mengusap kepalaku lama-lama terasa semakin dingin. Kuku-kuku kotor dan tajam seperti siap memotong leherku.

“Permisi.”

Aku berteriak keras. Meloncat turun dari pangkuan dia yang ternyata berlumpur, ada bau bapak-bapak saat merokok, pekat sekali.

Kuangkat ekorku tinggi-tinggi. Cakar-cakar kukeluarkan. Aku mengambil posisi siap. Mamak harus dilindungi dari aura-aura jahat.

“Maaf menganggu. Ini sirih, tembakau, juga rokok. Aku harap tenggelamnya KM 2 tidak membawa pengaruh buruk pada Wisma yang aku dan suamiku jaga ini. Besok kita kedatangan tamu, Pak Gubernur membawa pejabat penting dari kota. Ini sesajennya. Kuletakkan sini.”  

Dia menatapku tajam. Samosir yang duduk di tepi air berubah. Besar. Semakin besar. Tua. Menua. Dan, jadi mirip pak tua ini lalu jadi kakek. Kemudian mati. Lalu berganti jadi kucing kecil yang baru lahir. Berwarna hitam. Terlihat familiar, mirip yang tempo hari kulihat di cermin toko hewan punya pengasuhku.

“Itu memang kau, Samosir! Dan, kau harus pulang juga ke air seperti Mamakmu yang tidak tahu diuntung.” 

“Tam. Hitam. Ayo pulang, sayang. Nasi ikan yang kau makan tadi belum dihabiskan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Hitam
rossewoodz
Novel
Gold
Rumah di Perkebunan Karet
Mizan Publishing
Flash
Sajen
Lovaerina
Novel
Gold
Fantasteen Pangeran Mimpi Zera
Mizan Publishing
Novel
Bronze
RUWAT ~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
Pedalaman Gumantra
Randy Arya
Novel
Gold
Fantasteen The Cursed George
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Black Shadow
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Cerita Ratna, Seorang Pengarang, dan Sebuah Novel
Habel Rajavani
Flash
Panggilan
Galdev
Novel
Bronze
Zona Zombie -Novel-
Herman Sim
Novel
Tok... Tok... Tok...
Rizka Dahlila
Novel
Bronze
Kuda Bisik~Novel~
Herman Sim
Flash
Siaran Langsung
heriwidianto
Novel
Selasa Pukul 03.00
Anggi Gayatri Purba
Rekomendasi
Flash
Hitam
rossewoodz
Novel
Bronze
UNBELIEVABLE; Is Yourself
rossewoodz
Novel
The Flower from The Dragon Heart
rossewoodz