Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Raja mendekati Sang Putri yang sedang menatap ke luar jendela dengan pemandangan burung beterbangan.
"Kau tahu mengapa aku lebih baik menghindar dan menghilang sejenak? Alasan sekarang aku berada di kuil tertutup nan jauh dari dunia sosial media, kau ingin tahu?"
Raja mengernyitkan dahi, memasang wajah heran akan perkataan wanita di hadapannya ini.
"Aku pernah menjadi seorang kupu-kupu, dikejar, disukai, bahkan dipuji karena sayap ku yang cantik. Saat itu, aku merasa haus akan pujian, menganggap semuanya bisa karena istimewa. Namun aku salah, justru hal itu membuat aku selalu berusaha untuk lebih dan lebih dilihat orang lain. Hingga aku berada di titik terbalik"
Sang Putri berhenti sejenak, air matanya sudah berada diujung mata membuat Raja cepat-cepat mengambilkan sapu tangan yang ia selalu simpan di saku.
"Berhari-hari aku merenung, hingga hari itu berubah menjadi tahun. Aku tidak mendapatkan hal yang membuat aku nyaman, hingga ternyata aku sadar. Orang yang pernah mengejar ku mulai menjauh, bukan karena mereka lelah untuk mengejar. Namun mereka hanya ingin ada sosok yang selalu bersamanya untuk sekarang."
"Dari sana, aku sadar. Mereka yang mengejar, bukan berarti peduli, mereka tidak sabar untuk menunggu waktu terbaik. Hingga akhirnya satu per satu harus tereliminasi sendirinya. Aku sadar bahwa mereka hanya dipenuhi rasa kepo, hingga akhirnya lebih baik aku yang mengalah."
"Dan kau tahu aku selalu bilang Maaf dan terimakasih padahal tak pernah diminta"