Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bocah Besar
1
Suka
4,735
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Lelah dengan harinya yang membosankan, bocah besar itu berjalan ke kamarnya lalu menjerit sekuat tenaga, "Ma!!!"

"Iya, anak manis," sahut ibunya yang sedang memasak di dapur. "Kenapa lagi kamu?"

"Aku ingin tidur pulas 24 jam," seru si bocah besar. "Pastikan tidak ada yang menggangguku. Oke?!"

"Ya, oke," kata ibunya sambil mengirisi wortel untuk sup kesukaan suaminya.

Si bocah besar akhirnya terlentang di kasurnya. Ia sadar bahwa ia tidak bisa tertidur dengan cepat, dan ia sadar juga bahwa tak ada yang lebih membosankan daripada menunggu untuk tertidur. Maka ia membaca buku yang membosankan untuk dibacanya. Ia mengambil buku Pengantar Politik yang tebal yang sering kali jatuh menimpa wajahnya.

Di dapur, si ibu telah selesai mencincang daging sapi menjadi dadu-dadu kecil untuk kemudian dibenamkan ke dalam kuah sup lalu diikuti dengan wortel, kentang, buncis, kol, kubis, tomat, seledri, dan daun bawang.

Si ibu mulai menghidangkan masakannya yang menggugah itu ke atas meja, dan suaminya segera duduk di meja makan dengan wajah yang sumringah. Namun, kesumringahan tersebut rak bertahan lama sebab ia tak mendapatkan anaknya duduk bersamanya.

"Ke mana dia?"

"Tidur," jawab si ibu. "Untuk 24 jam."

"Kenapa?"

"Entahlah."

"Akan kubangunkan dia," si suami bangkit dari kursi.

"Sebaiknya kita tidak mengganggunya."

"Sebaiknya kita membangunkannya atau dia akan tumbuh jadi pemalas."

"Aku tidak masalah kalau dia jadi pemalas."

"Kau terlalu memanjakannya!"

Si suami membawa mangkuk yang telah berisi nasi dengan sup sayur dan daging. Sambil berjalan ke luar rumah menuju meja di teras, ia menghirup aroma supnya yang menggiurkan.

Si ibu merasa bangga karena telah memenuhi amanat dari anaknya untuk tidak membiarkan siapa pun mengganggu tidurnya. Ia mencoba menengoknya, membuka pintu kamar si bocah besar.

Dan betapa lebar senyum si ibu menyaksikan anaknya tertidur mendengkur dengan muka tertutup buku Pengantar Politik.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Aulia Diah Salih
M. Bagus Sulistiyanto
Flash
Bocah Besar
Zusfani
Flash
Engklek
Syafira Muna
Novel
Monday
Kamila
Novel
Bronze
1 Rumah 2 Cinta
Herman Sim
Novel
You're Mine
Arinaa
Novel
Fiksi Daripada Empat Windu, Atau Empat Windu Daripada Fiksi?
Petrus Setiawan
Novel
Bronze
StarLight
Vidharalia
Novel
MIKA PELAYAN SENSI
Euis Shakilaraya
Novel
Cinta di negara jam
Author WN
Novel
ARADHEA
Rudie Chakil
Novel
Alfa
Haneul
Novel
From Angel to Devil
Wildan Ravi
Novel
Kita & Saling Part 2
Aneke Putri
Flash
Khasiat Ikan Laut
Luca Scofish
Rekomendasi
Flash
Bocah Besar
Zusfani
Flash
Sebuah Pertengkaran di Toilet Umum di Tepi Sungai
Zusfani