Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bocah Besar
1
Suka
4,692
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Lelah dengan harinya yang membosankan, bocah besar itu berjalan ke kamarnya lalu menjerit sekuat tenaga, "Ma!!!"

"Iya, anak manis," sahut ibunya yang sedang memasak di dapur. "Kenapa lagi kamu?"

"Aku ingin tidur pulas 24 jam," seru si bocah besar. "Pastikan tidak ada yang menggangguku. Oke?!"

"Ya, oke," kata ibunya sambil mengirisi wortel untuk sup kesukaan suaminya.

Si bocah besar akhirnya terlentang di kasurnya. Ia sadar bahwa ia tidak bisa tertidur dengan cepat, dan ia sadar juga bahwa tak ada yang lebih membosankan daripada menunggu untuk tertidur. Maka ia membaca buku yang membosankan untuk dibacanya. Ia mengambil buku Pengantar Politik yang tebal yang sering kali jatuh menimpa wajahnya.

Di dapur, si ibu telah selesai mencincang daging sapi menjadi dadu-dadu kecil untuk kemudian dibenamkan ke dalam kuah sup lalu diikuti dengan wortel, kentang, buncis, kol, kubis, tomat, seledri, dan daun bawang.

Si ibu mulai menghidangkan masakannya yang menggugah itu ke atas meja, dan suaminya segera duduk di meja makan dengan wajah yang sumringah. Namun, kesumringahan tersebut rak bertahan lama sebab ia tak mendapatkan anaknya duduk bersamanya.

"Ke mana dia?"

"Tidur," jawab si ibu. "Untuk 24 jam."

"Kenapa?"

"Entahlah."

"Akan kubangunkan dia," si suami bangkit dari kursi.

"Sebaiknya kita tidak mengganggunya."

"Sebaiknya kita membangunkannya atau dia akan tumbuh jadi pemalas."

"Aku tidak masalah kalau dia jadi pemalas."

"Kau terlalu memanjakannya!"

Si suami membawa mangkuk yang telah berisi nasi dengan sup sayur dan daging. Sambil berjalan ke luar rumah menuju meja di teras, ia menghirup aroma supnya yang menggiurkan.

Si ibu merasa bangga karena telah memenuhi amanat dari anaknya untuk tidak membiarkan siapa pun mengganggu tidurnya. Ia mencoba menengoknya, membuka pintu kamar si bocah besar.

Dan betapa lebar senyum si ibu menyaksikan anaknya tertidur mendengkur dengan muka tertutup buku Pengantar Politik.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Pelangi Cinta
Herman Sim
Flash
Bocah Besar
Zusfani
Novel
Bronze
Sinar untuk Genta
Rika Kurnia
Cerpen
Apa itu Harmonis?
Anipri
Novel
Selamanya
zaky irsyad
Novel
Tentang Sebuah Cerita
AlifatulM
Novel
Bronze
Air Mata yang Telah Mengering
Dewi Hastuti
Flash
SEMBUH
Rolly Roudell
Cerpen
the sunthree
Ais ahya nahira
Novel
Sekuntum Teratai Untuk Ibu
Dia Rahmawati
Novel
Gold
KKPK Love Music
Mizan Publishing
Novel
Nekat ae lah!
Kholifah
Novel
Bronze
Anting Kiri
Mario Matutu
Novel
Bronze
Aku di Sudut Kota pada 90'
Andhika Fadlil Destiawan
Komik
Bronze
One smash
ari saptori
Rekomendasi
Flash
Bocah Besar
Zusfani
Flash
Sebuah Pertengkaran di Toilet Umum di Tepi Sungai
Zusfani