Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
TAK PERNAH SELESAI
4
Suka
5,117
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Nashville 1972

Tidak terasa sudah setahun lebih kami merawat dan melatih Tuck. Seekor elang botak jantan yang luka pada sayap kirinya membuat ia tidak bisa terbang setinggi elang pada umumnya.

Ditemani secangkir kopi, pagi itu aku duduk di halaman belakang rumah sambil memperhatikan tamu kunjungan harian si jantan.

“Tidakkah si betina lelah mengunjunginya setiap hari dalam setahun?”

“Tidakkah si jantan muak dikunjunginya setiap hari dalam setahun?”

Tanyaku dalam lamunan.

Kebiasaan mereka terlalu sulit untuk aku mengerti, yang seiring dengan berjalannya waktu berganti menjadi haru dan kagum.

Selama sekitar 20 menit setiap paginya, dengan mata bulatnya yang dipenuhi warna kuning dan lingkar hitam di tengah, si betina mengamati pergerakan si jantan dari kejauhan.

Tidak pernah satu hari pun terlewatkan.

Di sisi lain, si jantan pun selalu setia menunggu. Ia tidak pernah mau menyentuh pakan yang kami berikan sebelum betina datang. Pernah suatu hari, entah apa penyebabnya si betina datang terlambat. Dengan kepala sedikit terangkat, si jantan terus memantau dan menunggu. Matanya menatap tajam penuh fokus ke arah dimana betina biasa datang.

Hingga siang hari betina datang, barulah ia makan.

“Keadaannya mulai membaik, sudah waktunya kita lepaskan.” kata ayah memecah lamunanku.

Nashville 1990

Pagi itu, ayah meminta bantuanku untuk memotong rumput-rumput liar dan membersihkan beberapa bagian yang kotor di halaman belakang. Kepindahan kami ke New York 17 tahun lalu membuat rumah ini tidak berpenghuni dan terlihat kumuh.

“Istirahat saja dulu.” kata ayah mengambil alih sisa pekerjaan.

Sembari menyeruput kopi yang sudah mulai dingin, aku mengamat-amati sekitar. Banyak sekali perubahan di sini, yang paling terasa adalah hilangnya pepohonan dan berganti dengan bangunan. Walau begitu, jika dibandingkan dengan New York, pemandangan alam di sini sangat memanjakan mata. Udaranya yang sejuk dan menyegarkan membuat semua memori yang tersimpan di tempat ini terasa menyenangkan untuk dibuka kembali.

“Dawson, lihat itu! “ kata ayah sambil menunjuk ke satu arah.

Perasaan kaget bercampur gembira muncul setelah aku melihatnya. Pelan-pelan kami mendekati ke dua objek yang ditunjuk ayah.

“Mudah-mudahan itu dia!” harapku dalam hati.

Pandanganku dan ayah hanya fokus tertuju pada salah satu objek saja. Aku mulai mencari-cari tanda di badannya, untuk memastikan.

Bekas lukanya sama persis! Ayaah ini Tuck!! ” kataku tiba-tiba terisak dan hampir teriak.

Berharap dia masih mengingatku, aku mencoba berdiri tepat didepannya, membentangkan lengan kiriku dan bersiul memanggilnya datang. Seperti kebiasaan dulu dia akan berdiri di atas lenganku yang terbentang.

"Dia mau berdiri di atas lenganmu!! Wohoo!!" teriak ayah gembira.

Hingga beberapa menit aku dan ayah tidak berhenti membelai dan menciumnya, berusaha menyampaikan semua perasaan. Kami sangat merindukan Tuck!

Perhatianku beralih ke elang botak yang satunya. Dilihat dari ukurannya yang lebih besar, ini adalah betina.

Mereka sepasang.

“Ayah, apakah? ini pasangannya yang dulu!” kataku setengah bertanya setengah meyakinkan.

Bergerak lebih dekat lagi, aku dan ayah memperhatikan si betina lebih teliti dan menyeluruh.

“Benar, ini pasangannya yang dulu.” jawab ayah setuju.

Bahkan sudah 17 tahun berlalu, elang botak jantan ini masih sesekali datang ke halaman belakang rumah kami, masih mengingatku dan ayah, masih bersama pasangannya yang dulu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Hujan Setelah Pelangi
Rahmawati
Flash
TAK PERNAH SELESAI
Ocha
Cerpen
Ibu, Mana Bapak?
Zii
Cerpen
Menahan Diri Dari Maksiat
Yovinus
Novel
Bronze
Unconditionally Love
Esti Farida
Novel
MELODI UNTUKMU
Diana Fitria
Novel
Gold
KKPK The Melody of Twin
Mizan Publishing
Skrip Film
THE SUN IS BLUE | SCRIPT
Ri(n)Jani
Flash
Bronze
Pelecehan Verbal
Gia Oro
Cerpen
Bronze
Malam-Malam Wadam
Aneidda
Novel
CETAK BIRU MASA LALU
Ai Bi
Novel
Benih Terlarang
Iis Susanti
Novel
Our Galaxy
Pyoo
Novel
Bronze
Lentera
silvi budiyanti
Novel
Gold
When Patty when to College
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
TAK PERNAH SELESAI
Ocha
Flash
Sofa tua
Ocha