Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Enam Bulan Seumur Hidup
1
Suka
5,096
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Sebenarnya kamu menganggap aku sebagai siapa?" tanyamu kala itu.

Pertanyaan sederhana yang tak pernah bisa kujawab dengan benar. Lalu kamu pun pergi dan tak pernah ada lagi kamu di ceritaku. Sekalipun aku berulangkali memanggilmu dalam mimpiku. Sekalipun kita berjumpa beberapa kali di persimpangan jalan kehidupan. Sekalipun bayanganmu masih ada di tiap episode hidupku. Semua tak lagi sama, kamu tak pernah menoleh kembali padaku.

Mungkin saat itu aku sibuk mengejar bintang. Mungkin juga aku terlalu sibuk menjaring angin. Tak mengerti cinta itu apa malah sibuk membohongi diri sendiri. Berlarian mengejar mimpi sambil mentertawakan diri sendiri. Akhirnya dalam jalan yang berbeda aku hanya bisa menyimpanmu dengan rapi di ruang hatiku.

Tak peduli berapa tahun telah berlalu, aku masih sering memikirkanmu. Aku akui masih merindukanmu walaupun tak pernah berani mengganggumu. Ingin melupakanmu, tapi tak mampu. Ingin mengejarmu, tapi tak berani. Ingin mencintaimu, tapi tak mungkin. Akhirnya aku hanya bisa menyalahkan masa lalu dan berjalan menjauh dari hidupmu.

Mungkin ini lelucon kehidupan tapi aku tak mengerti mengapa harus memanggilmu kembali. Hanya sebuah sapaan darimu mampu membuka pintu kenangan yang berdebu. Ternyata meskipun aku berpaling dan melanjutkan hidup, ternyata masih selalu ada kamu. Sekalipun kamu pernah berkata aku hanyalah selingan sekelebat, ternyata kamu masih mengingatku juga.

Memang ada orang yang semakin ingin dilupakan, malah semakin sulit dilupakan. Aku tahu kamu bukan untukku dan aku juga bukan untukmu. Kamu siapa bagiku masih selalu menyisakan tanya di hatiku karena nyatanya selalu menyenangkan ketika berbicara denganmu. Aku pun selalu ingin tahu, rasa itu hanya aku yang punya ataukah kamu juga?

Mungkin kamu orang pertama yang mengenalkan tentang rasa nyaman itu. Terima kasih pernah menemaniku, terima kasih membuat masa itu begitu berwarna. Tanpamu aku tak pernah belajar arti penyesalan dan kehilangan. Kita masih bernaung di langit yang sama, memandang matahari yang sama, hanya saja tak bisa bersama.

Tak mudah memahami alur kehidupan ini, enam bulan seumur hidup. Enam bulan menemani akhir masa sekolahmu, seumur hidup kamu memiliki tempat di hatiku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
MAUDYSHA - A Secret Guard Beside Me
Mell Shaliha
Novel
Anterograde
Reynaldhi Galih
Flash
Enam Bulan Seumur Hidup
L
Novel
Bronze
Aegis of Us
Arslan Cealach
Novel
Gold
Hwaiting . . . ! From Seoul to Beijing
Mizan Publishing
Flash
Satu Pagi di CGK
annastasia
Novel
Dominic
Indah Pratiwi
Flash
Koin Odong-odong
Putri Rafi
Novel
Gold
Sohib Never Dies
Mizan Publishing
Novel
Bronze
BETTER HALF
KUMARA
Cerpen
Bronze
Seekor Anjing Bernama Si Jon
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Jejak: Romantic Love Story #1
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Bronze
TERLALU BAIK
SURIYANA
Flash
Bronze
Semoga Kabarmu Baik
Silvarani
Novel
Bronze
Janji Sepasang Cincin ~Novel~
Herman Sim
Rekomendasi
Flash
Enam Bulan Seumur Hidup
L
Novel
Luka Ini Indah
L
Novel
Bronze
Dua Cinta Pertama
L
Flash
Selingan Sekelebat
L
Novel
The Day We Find Love
L
Novel
Janji 25 Tahun
L