Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Dana Kepada Tiara
0
Suka
1,198
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kita duduk berdampingan, kau sedikit bersandar. Tanpa menoleh, aku tahu kau sedang memasrahkan sesuatu yang besar di pundakku. Semacam beban yang beberapa hari ini sengaja kau simpan. Kau menabungnya dengan hati-hati, hingga menumpuk sedemikian banyak.

Aku mencoba meraihmu dalam jangkauan mata. Kita saling menatap. Mata kita bertemu dalam jarak kurang dari satu meter. Aku tersenyum, berusaha membantu, berharap dengan satu senyum ringan itu, sedikit menjadikanmu lebih kuat. Kekuatan yang disertai rasa tabah dan optimisme bahwa setiap yang bermula pasti ada akhir.

Matamu masih sayu. Tak bersinar seperti biasa. Mata itu sebenarnya masih mata yang sama, mata yang sama seperti 2 tahun lalu yang membuatku begitu malu untuk melihatnya.

Mata yang sesekali membuat aku ikut bersemangat atas pesonanya. Mata yang sama, yang seringkali mengerlip manja menggoda. Kemudian, atas semua godaanmu. Biasanya, tak berselang lama aku akan mendapatkan ciuman di pipi. Dan aku punya pipi dua. Sementara itu, aku hanya bisa tersenyum. Menarik kedua ujung bibir dengan perasaan tak kekurangan cinta sama sekali.

Mata itu, masih mata yang sama. Mata yang seringkali memohon maaf dengan linangan air mata. Maaf yang sebenarnya tidak perlu diminta, karena jika itu tentang kamu, hatiku selalu berlapang maaf. Maaf itu selalu berlimpah bahkan atas semua kesalahan ringan yang belum pernah kau lakukan.

Hanya saja, terkadang aku suka menggoda. Karena rasa bersalah milikmu dan sedikit kesalku yang pura-pura, kau akan merajuk lucu penuh kekalahan. Dan itu adalah kesenangan tersendiri bagiku. Dan atas setiap air matamu, seingatku aku selalu mengakhirinya dengan pelukan. Pelukan yang kusemogakan juga turut menghangatkan hatimu.

Kali ini, atas semua kegundahan yang kau simpan di kedalaman hatimu. Aku yang akan mencium pipimu lebih dulu. Aku mendekat, mengecup perlahan di kedua sisi, memberikan sedikit tekanan agar usaha itu sampai menyentuh hati. Lalu aku menarik keseluruhan tubuhmu agar terbenam di dekapanku. Aku menyengajakan mendekapmu cukup lama. Agar kau merasa tak kekurangan cinta sama sekali.

Aku mencoba tidak membuat pertanyaan. Karena tanpa kau bersuara, hatiku cukup tahu sedalam apa luka yang kau derita. Terkadang, cinta memang punya bahasa sendiri untuk saling memahami. Lewat kata tanpa suara tapi penuh makna. Dan atas setiap detik yang berlalu ketika kau berada di dekapku, semoga air mata yang berlinang itu adalah bagian beban yang sengaja ingin kau buang. Kemudian aku memberanikan membuat kalimat pendek, "Kamu tahu gak?"

"Apa Dan?" Tiara menjawab.

"Sekarang Minggu."

"Lalu?"

"KUA tutup."

"Terus?!" Tiara agak jengkel.

"Besok Senin." Kataku.

"And then?" Tiara tambah jengkel.

Aku membuat jeda. Menyiapkan kata-kata selanjutnya.

"Senin besok kalau KUA udah buka nikah yuk!"

Tiara diam, ada tarikan di pipinya. Kemudian ia memperkuat pelukannya. Dan jika tarikan di pipinya adalah senyum, semoga senyum itu menghentikan air matanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Dana Kepada Tiara
Ifa Alif
Novel
Bronze
Alfa Beta
Rizky Ade Putra
Novel
Daddysitter?
V Missv
Novel
Bronze
(Bukan) Orang Ketiga
Miss Sarah
Novel
BLOODY HEART
Faulia
Novel
Latte di Antara Kita
slya
Novel
Gold
Lesap
Falcon Publishing
Novel
Catatan Senja
Denesa Ekalista
Novel
Gold
Married in Trouble
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Luka yang Kau Tinggal Senja Tadi
Mizan Publishing
Novel
I Love You, Mas Duda
Dina Ivandrea
Novel
Bronze
Sul and Sal
Emil Afri Yunita
Novel
Bronze
Summit Attack
Fara Madhani
Novel
KORONA
Raja Muda Hasibuan
Novel
Bronze
Neng Zulfa: Menikah dengan Gus Dingin
Puput Pelangi
Rekomendasi
Flash
Dana Kepada Tiara
Ifa Alif
Flash
Untuk Hati yang Pasti Kalah
Ifa Alif
Novel
Danasmara
Ifa Alif
Flash
Sebuah Usaha Meluk Mantan
Ifa Alif