Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Dana Kepada Tiara
0
Suka
3,207
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kita duduk berdampingan, kau sedikit bersandar. Tanpa menoleh, aku tahu kau sedang memasrahkan sesuatu yang besar di pundakku. Semacam beban yang beberapa hari ini sengaja kau simpan. Kau menabungnya dengan hati-hati, hingga menumpuk sedemikian banyak.

Aku mencoba meraihmu dalam jangkauan mata. Kita saling menatap. Mata kita bertemu dalam jarak kurang dari satu meter. Aku tersenyum, berusaha membantu, berharap dengan satu senyum ringan itu, sedikit menjadikanmu lebih kuat. Kekuatan yang disertai rasa tabah dan optimisme bahwa setiap yang bermula pasti ada akhir.

Matamu masih sayu. Tak bersinar seperti biasa. Mata itu sebenarnya masih mata yang sama, mata yang sama seperti 2 tahun lalu yang membuatku begitu malu untuk melihatnya.

Mata yang sesekali membuat aku ikut bersemangat atas pesonanya. Mata yang sama, yang seringkali mengerlip manja menggoda. Kemudian, atas semua godaanmu. Biasanya, tak berselang lama aku akan mendapatkan ciuman di pipi. Dan aku punya pipi dua. Sementara itu, aku hanya bisa tersenyum. Menarik kedua ujung bibir dengan perasaan tak kekurangan cinta sama sekali.

Mata itu, masih mata yang sama. Mata yang seringkali memohon maaf dengan linangan air mata. Maaf yang sebenarnya tidak perlu diminta, karena jika itu tentang kamu, hatiku selalu berlapang maaf. Maaf itu selalu berlimpah bahkan atas semua kesalahan ringan yang belum pernah kau lakukan.

Hanya saja, terkadang aku suka menggoda. Karena rasa bersalah milikmu dan sedikit kesalku yang pura-pura, kau akan merajuk lucu penuh kekalahan. Dan itu adalah kesenangan tersendiri bagiku. Dan atas setiap air matamu, seingatku aku selalu mengakhirinya dengan pelukan. Pelukan yang kusemogakan juga turut menghangatkan hatimu.

Kali ini, atas semua kegundahan yang kau simpan di kedalaman hatimu. Aku yang akan mencium pipimu lebih dulu. Aku mendekat, mengecup perlahan di kedua sisi, memberikan sedikit tekanan agar usaha itu sampai menyentuh hati. Lalu aku menarik keseluruhan tubuhmu agar terbenam di dekapanku. Aku menyengajakan mendekapmu cukup lama. Agar kau merasa tak kekurangan cinta sama sekali.

Aku mencoba tidak membuat pertanyaan. Karena tanpa kau bersuara, hatiku cukup tahu sedalam apa luka yang kau derita. Terkadang, cinta memang punya bahasa sendiri untuk saling memahami. Lewat kata tanpa suara tapi penuh makna. Dan atas setiap detik yang berlalu ketika kau berada di dekapku, semoga air mata yang berlinang itu adalah bagian beban yang sengaja ingin kau buang. Kemudian aku memberanikan membuat kalimat pendek, "Kamu tahu gak?"

"Apa Dan?" Tiara menjawab.

"Sekarang Minggu."

"Lalu?"

"KUA tutup."

"Terus?!" Tiara agak jengkel.

"Besok Senin." Kataku.

"And then?" Tiara tambah jengkel.

Aku membuat jeda. Menyiapkan kata-kata selanjutnya.

"Senin besok kalau KUA udah buka nikah yuk!"

Tiara diam, ada tarikan di pipinya. Kemudian ia memperkuat pelukannya. Dan jika tarikan di pipinya adalah senyum, semoga senyum itu menghentikan air matanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Dana Kepada Tiara
Ifa Alif
Novel
12 Tahun, Tentang Asa Dan Rasa
Indira Raina
Novel
How Long Will I Love You?
Dian Y.
Novel
The Power of First Love - Senkora & Tane
Amel Gladishani
Novel
DIANTARA SENJA KITA
Febrianti Dwi A
Novel
Akhirnya KAU Mencintakuiku
NityShu
Novel
Unidentified Romance
jojoann
Novel
Bronze
Kereta Api Terakhir
Yellowflies
Novel
Waktu Yang Salah
Miftachul W. Abdullah
Novel
Gold
Sequence
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Temusai
Ichsan Kamil
Novel
Ungkap Saja
Ecil
Novel
Akhir Yang Tak Pernah Usai
Okta Ameliya Ramadhani
Novel
Bronze
Blueprint
Nur Halimah
Novel
Ketenangan yang hilang
fabian
Rekomendasi
Flash
Dana Kepada Tiara
Ifa Alif
Flash
Untuk Hati yang Pasti Kalah
Ifa Alif
Flash
Sebuah Usaha Meluk Mantan
Ifa Alif
Novel
Danasmara
Ifa Alif