Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
LAMARAN
2
Suka
5,157
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

 “Hentikan semua persiapan lamaran,” kata, Fe, yang baru tiba di rumah sambil melepas maskernya.

Mendengar itu, kegembiraan dua keluarga yang sedang zooming membahas acara Dru melamar Fe, memburam seketika.

“Lamaran akan dilakukan secara virtual,” kata ibunya yang menduga Fe sedang galau. Sahabat baiknya positif covid, sedang dirawat di ICU. Saturasinya terus merendah dan mengalami sesak napas.

Fe berdiri di antara ayah dan ibunya, bergabung tampil di layar laptop.

Ia tidak menatap siapapun saat mengatakan, “Saya minta maaf…”

Kalimat itu membuat jantung ayahnya berdebur-debur. Ia ingin putrinya mengatakan sesuatu yang menjadi harapannya. Sampai saat ini ia belum sreg menerima Dru menjadi menantunya. Hubungan keduanya belum genap 100 hari!

“Kami sudah dewasa, sudah bekerja, tak ingin menunda niat baik. Saya ingin melamar putri bapak, Fesila Damara. Menikahnya dalam waktu tak lama.” Dru mengatakan itu di teras rumah, satu sore di bulan Juni yang masih dilimpahi hujan.

“Jawabannya saya serahkan pada Fe.” Namun itulah jawaban yang keluar dari mulutnya sambil menatap wajah putrinya yang diliputi kegembiraan yang ranum.

Entahlah, ia merasa ada sesuatu di wajah Dru yang tenang namun terkesan mengancam itu. Menurut istrinya, itu perasaan lumrah seorang ayah karena akan kehilangan anak perempuannya. Khawatir lelaki pilihannya tak bisa menyayangi dan menjaga seperti dirinya.

Hampir saja ia bersorak ketika mendengar Fe mengatakan, “Dua jam lalu hubungan saya dan Dru tamat…”

Namun alasan Fe sungguh di luar dugaan semua yang ikut zooming.

“Keyakinan kami berbeda…”

“Kami membesarkan Dru dengan keyakinan yang sama dengan keyakinan keluargamu,” sela ibunya, Dru dengan suara menigkat beberapa oktav.

Fe menggelengkan kepala keras-keras. “Saya percaya virus corona, Dru tidak. Ia juga menolak divaksin!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Wkwk. Beda kepercayaan itu sih.
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Let's Not Fall In Love
Alva
Flash
LAMARAN
Ida Ahdiah
Flash
Bronze
Dan Bandung
B12
Novel
Hujan di Tanah Utara
Irvinia Margaretha Nauli
Novel
Bronze
Cerita Imei
Rizqy Kurniawan
Cerpen
Bronze
Buah Dari Perbuatan
Fitri Yeni Musollini
Cerpen
Bronze
Putri Beras Cokelat
Silvarani
Novel
Gold
The Black Cat
Noura Publishing
Novel
Gold
Si Gigi Hitam
Mizan Publishing
Novel
Di Daun Yang Jatuh Itu Tertulis Namamu
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
A Good Father
Lilian
Novel
Bronze
HUJAN YANG BERDERAI DI PAGI HARI
K.A. Sulkhan
Novel
Kanekes dan Peliput Seba
Sarah Nurul Khotimah
Cerpen
Bronze
Sebentang Jalanan, Sepanjang Kenangan
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Polemik Kehidupan Dibalik Keceriaan
EMERENCIA
Rekomendasi
Flash
LAMARAN
Ida Ahdiah
Novel
HAIPUR
Ida Ahdiah
Flash
REDANA
Ida Ahdiah