Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
LAMARAN
2
Suka
5,441
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

 “Hentikan semua persiapan lamaran,” kata, Fe, yang baru tiba di rumah sambil melepas maskernya.

Mendengar itu, kegembiraan dua keluarga yang sedang zooming membahas acara Dru melamar Fe, memburam seketika.

“Lamaran akan dilakukan secara virtual,” kata ibunya yang menduga Fe sedang galau. Sahabat baiknya positif covid, sedang dirawat di ICU. Saturasinya terus merendah dan mengalami sesak napas.

Fe berdiri di antara ayah dan ibunya, bergabung tampil di layar laptop.

Ia tidak menatap siapapun saat mengatakan, “Saya minta maaf…”

Kalimat itu membuat jantung ayahnya berdebur-debur. Ia ingin putrinya mengatakan sesuatu yang menjadi harapannya. Sampai saat ini ia belum sreg menerima Dru menjadi menantunya. Hubungan keduanya belum genap 100 hari!

“Kami sudah dewasa, sudah bekerja, tak ingin menunda niat baik. Saya ingin melamar putri bapak, Fesila Damara. Menikahnya dalam waktu tak lama.” Dru mengatakan itu di teras rumah, satu sore di bulan Juni yang masih dilimpahi hujan.

“Jawabannya saya serahkan pada Fe.” Namun itulah jawaban yang keluar dari mulutnya sambil menatap wajah putrinya yang diliputi kegembiraan yang ranum.

Entahlah, ia merasa ada sesuatu di wajah Dru yang tenang namun terkesan mengancam itu. Menurut istrinya, itu perasaan lumrah seorang ayah karena akan kehilangan anak perempuannya. Khawatir lelaki pilihannya tak bisa menyayangi dan menjaga seperti dirinya.

Hampir saja ia bersorak ketika mendengar Fe mengatakan, “Dua jam lalu hubungan saya dan Dru tamat…”

Namun alasan Fe sungguh di luar dugaan semua yang ikut zooming.

“Keyakinan kami berbeda…”

“Kami membesarkan Dru dengan keyakinan yang sama dengan keyakinan keluargamu,” sela ibunya, Dru dengan suara menigkat beberapa oktav.

Fe menggelengkan kepala keras-keras. “Saya percaya virus corona, Dru tidak. Ia juga menolak divaksin!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Wkwk. Beda kepercayaan itu sih.
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Hawa Gulana
Fanni Silviana Supenda
Flash
LAMARAN
Ida Ahdiah
Novel
Bronze
Buku Harian Alana
Nur Chayati
Novel
Bronze
Apakah Aku Waras?
Maria Ulfa
Flash
Bronze
Intip
Sunarti
Novel
Bronze
Mengunjungi Heri
Heri Winarko
Cerpen
Bronze
Rahasia Sang Pemimpi Wajah
Irvinia Margaretha Nauli
Novel
Bronze
Korupsi Dalam Puisi Sepotong Roti
Arroyyan Dwi Andini
Novel
Ayah
kakaii
Novel
Langkah Cinta
YanuarSandieWijaya
Flash
Memories
Rahara Meraki
Novel
Bronze
TUK-TUK
Herman Trisuhandi
Flash
KASIH SAYANG YANG TERBAGI
D. Rasidi
Novel
Bronze
SI BURUNG PENYENDIRI
Ahmad Karim
Flash
Hanya Singgah
Ujang Nurjaman
Rekomendasi
Flash
LAMARAN
Ida Ahdiah
Novel
HAIPUR
Ida Ahdiah
Flash
REDANA
Ida Ahdiah