Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Sejarah
Negeriku
1
Suka
401
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Bagiku

Hidup sangatlah sederhana

Seperti renyah tawa kita menertawakan ketololan kita sendiri

Seperti seorang ayah yang bangga anaknya cakap mengaji

Seperti perempuan yang menutup mahkota dengan bersahaja

Tapi, dunia tidak sesederhana itu

Dalam renyah tawa kini mengandung siasat

Cendekiawan-cendekiawan menipu dengan bersahaja

Mesjid yang ditinggal berjuta malaikat didalamnya, diperebutkan karena materi

Mana kesederhanaan kita

Mana kebersahajaan kita

Dimanakah kemanusiaan kita sekarang

Dulu semua berjanji, tulus sekali

Dipamplet-pamplet, dimimbar mesjid, di koran koran

kulihat kalian mengikarkan demi negeri ini

Tapi, sekarang, kau tipu kami dalam ketidaktahuan

Kau rampok kami dalam kebersahajaan

Jangan lagi menipu

Aku ingin melihat negeriku tersenyum dengan tulus

Bukan seperti senyum kalian sekarang

Di pamplet- pamlet megah

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Sejarah
Flash
Negeriku
Rahmatul Aulia
Novel
Mengikat Makna Selamanya
Mizan Publika
Novel
Bronze
Menjahit Luka
Ayub Wahyudin
Novel
Sri dan Patra Berjanji Bertemu
Yudhi Herwibowo
Novel
KITAB BUMI LANGIT
Ade Imam Julipar
Novel
Gold
From Zero to Zero
Noura Publishing
Novel
Gold
Buya Hamka
Falcon Publishing
Novel
Gold
Gulag
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Misteri Di Balik Tirai
Eko Hadisusilo
Novel
Bronze
Langit yang Tak Ramah
Ryuga
Novel
Gold
Dunia Dari Keping Ingatan
Bentang Pustaka
Cerpen
Anak Siapa Kau?
Adinda Amalia
Cerpen
ENCHANTED TO MEET YOU : NORMANDIA
Safinatun naja
Novel
Gold
Alibaba`s World
Noura Publishing
Novel
Bronze
Kutukan Koin Sang Raja
Kreta Amura
Rekomendasi
Flash
Negeriku
Rahmatul Aulia
Skrip Film
A Trip to Your Wedding
Rahmatul Aulia
Novel
A Trip to Your Wedding
Rahmatul Aulia
Skrip Film
Rashid and Rani : Partner in Crime
Rahmatul Aulia
Flash
Saat Katak Memanggil Hujan
Rahmatul Aulia