Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Pasanganmu akan diganti." Lea, sayap birunya mengepak-ngepak.
"Aku tahu, pemimpin utama sudah memberitahuku." Aku melempar bubuk penyembuh pada air kolam, membuat air yang sedikit keruh kembali jernih. Bubuk itu keluar begitu saja dari tanganku. Aku Eriva, Healer.
Sudah setahun aku dipasangkan dengan Narama, conqueror. Aku juga tahu alasan utama mengapa aku akhirnya dipisahkan dari Narama.
"Batalkan misinya, di dalam terlalu berbahaya." Narama keluar dari dalam danau yang hampir seperti lautan, di lembah tak tersentuh. Sayap kelabunya kembali muncul beberapa detik setelah ia melompat dari dalam air.
"Kita sudah sampai sejauh ini." Aku terbang rendah, kakiku sedikit menyentuh air danau yang menguning.
Kami sudah melakukan perjalanan yang jauh untuk bisa sampai ke danau itu. Misi kami adalah membuang racun di air agar kehidupan di dalam danau itu kembali normal. Tapi masalahnya adalah racun itu keluar dari tubuh ikan raksasa yang entah datang dari mana. Kemungkinan ia bermigrasi dari lautan dalam ke danau tersebut, dan racun kuning terus keluar dari tubuhnya, mencemari air.
"Tidak mudah melawan ikan raksasa itu Eri. Kita hanya berdua." Narama menarik tanganku, mencegah agar aku tak masuk ke air.
"Butuh waktu lama untuk meminta bantuan. Satu bulan perjalanan pulang, satu bulan untuk kembali kesini. Aku tidak mau membuang waktu. Danau ini sekarat." Aku melepas genggaman tangan Narama dengan lembut.
"Aku tidak bisa melawannya sendirian." Tatapan sedih nampak jelas di mata Narama. Juga ada tatapan bersalah disana. Berat bagi seorang conqueror mengatakan kalimat itu.
"Biarkan aku membantu. Aku memiliki ekor, Rama. Kau tahu kakiku bisa berubah menjadi ekor saat aku masuk ke air. Aku akan membuat ikan itu mengejarku, menuntunnya kembali ke laut. Lindungi aku dari belakang, lakukan apapun agar dia tak menyakitiku."
Narama terdiam, sedikit mempertimbangkan ideku.
"Aku akan membuat dinding transparan yang akan mencegahnya kembali ke danau." Kalimat terakhir itu kukatakan dengan pelan. Mataku penuh permohonan.
"Kau yakin bisa berenang dengan cepat?" Tanya itu berarti sebuah persetujuan.
Aku mengangaguk mantap. Aku mengecup pipinya dan berbisik. "Kau tahu aku Healer yang terhebat."
Aku masuk ke danau. Sayapku menghilang, lalu kakiku berubah menjadi ekor duyung. Aku berenang pasti ke dasar danau. Narama melindungiku dari belakang. Racun kuning menyingkir dariku dengan sendirinya. Narama menaburkan bubuk penyembuh yang aku berikan ke air yang akan ia lewati. Kami bertahan di air beracun dengan cara itu.
Aku sempat sedikit gentar melihat ikan raksasa beracun, namun pada akhirnya semua berjalan lancar. Kecepatan berenangku mengagumkan dengan ekor yang aku miliki. Ikan raksasa itu kembali ke laut, aku menutup jalan yang ia lalui untuk mencapai danau. Aku selamat dari serangan ikan itu berkat perlindungan dari Narama. Teknik pukulannya cukup kencang dan ia selalu berhasil menyerang titik-titik vital.
Namun ada satu yang luput, ternyata racun kuning itu cukup mematikan. Walau aku berhasil menyingkirkan racun dari danau, efek sampingnya tidak akan hilang dengan cepat. Semua yang mati tidak bisa selamat. Semua yang hilang tidak bisa kembali. Kehidupan danau akan digantikan dengan yang baru. Namun efek racun yang tak sengaja mengenai tubuh Narama dan terhisap olehnya tidak bisa dihilangkan. Ia kehilangan kekuatan untuk selamanya.
"Aku tahu maaf tidak cukup."