Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Engkau yang Pergi dengan Tersenyum
2
Suka
5,329
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Cuaca saat itu terik. Kau menanggalkan jaket hijau parasut hadiah ulang tahunmu tahun lalu dariku pada sandaran kursi, menyisakan kaus hitam berbahan katun dan celana bahan berpotongan pendek. Khas dirimu. Segelas kapucino dingin tersaji di depanmu. Tetesan embunnya yang membasahi meja kaubersihkan buru-buru menggunakan selampai.

Di balik kacamata dan syal hitam yang menutupi seperempat bagian bawah wajahku, pergerakan bola matamu yang bergantian menatap pintu masuk kafe dan kursi di depanmu dapat kuamati. Kursi di depanmu kosong, kenapa bibirmu tersenyum saat meniliknya?

Aku menunduk ketika seorang wanita berjalan melewati sisi kananku. Kakinya yang hanya tertutup dress selutut tampak bersinar, bukti banyaknya angka nol dalam rupiah yang harus dia keluarkan untuk menghilangkan daki-daki nakal di sana. Sepatu berhak tinggi hitamnya tampak sangat kontras.

Kursi di depanmu berderit. Kepalaku kembali naik saat akhirnya suaramu mengalun. Dalam … dan lembut secara bersamaan. Suara yang kusuka kala kau memanggil namaku. Namun, kini nama lain yang terselip dalam lipatan bibirmu.

Aku takingin melihat. Sudah kukatakan pada diriku untuk mengamatimu sampai sini saja. Cukup aku lihat senyum bahagiamu yang tak pernah kulihat seumur hidupku. Namun, otakku mengusulkan saran, “Bertahanlah sebentar lagi. Amati sampai mereka pergi, dan lihat bagaimana cantiknya wanita yang membuat bola mata lelakimu mengilat senang.”

Aku menurut.

Lima belas menit. Kualihkan kelima panca inderaku hanya untuk mengawasi bagaimana tawamu teralun. Bebas, renyah, seolah bebanmu menghilang terbawa karbondioksida yang setiap detik kauembuskan dari saluran pernapasanmu. Ketika akhirnya kursimu berderit, kunaikkan syal hitamku untuk semakin atas menutupi wajahku. Kau menunggu wanita itu merapikan barang-barangnya sambil berdiri menghadapku. Tenang, tanpa kata, dengan senyum sabar yang mengembang.***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Ruang Publik
Alda Siti Dalilah Nursalam
Novel
Bronze
Ruang Bersamamu
F. Chava
Flash
Engkau yang Pergi dengan Tersenyum
Kinalsa
Novel
DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)
Zainur Rifky
Cerpen
Bronze
PERAWAN TUA
Iman Siputra
Novel
Nama Pena
Sitha Trivina
Novel
Bronze
Jessica, Luka Yang Terpendam
Sofia Grace
Flash
Cerita Si Ucok
Nurmala Manurung
Flash
Aku satu-satunya
Anisah Ani06
Cerpen
Bronze
Putri Beras Hitam Love Story
Silvarani
Novel
Slices of Thought
Ekkrisline
Novel
Goresan Pena Azmia (catatan kecil Bram)
R Hani Nur'aeni
Novel
Bronze
Traumatic Labyrinth
Revia
Novel
Saturday Class
Impy Island
Skrip Film
LOVED
Rizky Kurniawan
Rekomendasi
Flash
Engkau yang Pergi dengan Tersenyum
Kinalsa
Novel
Akresi
Kinalsa
Flash
Hunter
Kinalsa
Novel
Apoge
Kinalsa