Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Selingan Sekelebat
4
Suka
12,813
Dibaca

"Halo Lady!" teriakku dari seberang halte sekolah yang tak digubris olehnya.

"Lady, Hai, Lady!" panggilku menggodanya lagi yang berbalas acungan kepalan tangan ke arahku.

Namanya Cynthia Candrawati, salah satu murid berprestasi di SMP Budi Pekerti. Dia adalah terduga penelepon misterius dengan nama samaran 'Lady' yang mengajakku berkenalan via suara. Sebenarnya Cynthia cukup polos, tak mungkin senekad itu mengajakku berkenalan. Aku yakin dia ikut-ikutan teman-temannya. Bagi mereka berkenalan dengan manusia-manusia setengah dewasa ini sangat menantang.

Awalnya aku kebingungan dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Dia yang berkali-kali berkata akan berhenti menggangguku tapi selalu datang lagi mencariku. Lama-lama aku juga mulai terbiasa dengannya.

Dia yang rutin meneleponku sampai namanya tercatat di ingatan orang rumahku. Kami bertukar cerita sampai lupa waktu. Kami juga bertengkar dan berbaikan berkali-kali. Aku bahkan pernah memanggilnya ke kelasku hanya untuk menunjukkan Sunny, teman dekatku padanya. Aku juga iseng menanyakan tentang Sylvia padanya. Aku tahu dia cemburu, tapi tak bisa mengatakan dengan jelas padaku.

Dia yang menangis bersamaku saat aku dikecewakan. Dia yang menemaniku dalam diam saat aku bersedih. Dia yang meramaikan duniaku dengan celotehan menyebalkan sekaligus menyenangkan. Dia yang tiba-tiba menjauh setelah memperkenalkan Anggi padaku.

Cynthia sukses memperkenalkan rasa kangen padaku. Aku kehilangan keseruan tanpa kehadirannya. Entah mengapa hanya dengannya aku bisa menjadi aku apa adanya. Dia cukup memahami dan mengenalku. Kami begitu akrab sampai tak ada yang percaya kami hanya sebatas teman.

Dia terlalu gengsi dan aku terlalu cuek, sebuah kombinasi yang sempurna untuk berpisah. Sebenarnya aku yakin kami sama-sama terjerat dalam rasa yang sama. Siapa dia bagiku dan siapa aku baginya adalah sebuah pertanyaan rumit. Ingin mencintai tapi tak bisa bersama. Terlalu banyak keraguan dan emosi, akhirnya lebih baik berpisah.

"Jika kamu mencintai seseorang, biarkan dia pergi, jika dia kembali, maka dia akan selalu menjadi milikmu. Jika tidak, dia tidak akan pernah menjadi milikmu."

Kenyataannya dia tak pernah kembali. Jalan hidup kami berlawanan, jarak kami terlalu jauh. Aku memilih tak mengganggunya lagi meskipun aku tahu dia masih menyimpan rasa untukku. Aku tahu baginya, aku adalah cinta pertama yang menyedihkan.

Bertemu kembali dengannya dalam dunia maya, melalui sebuah sapaan dan kenanganpun memanggil kami bernostalgia dalam masa itu. Aku tak menyalahkan pertemuan atau perpisahan, hanya menyalahkan kenangan yang terlalu manis yang kami miliki.

Meskipun hanya selingan sekelebat, aku berterima kasih padanya telah menemaniku dan mewarnai hari kelabuku. Berterima kasih karena perhatian dan kebaikannya menghilangkan kesedihan dan lukaku. Dia adalah selingan sekelebat yang tak pernah bisa benar-benar meninggalkanku.

Ah, memory!

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Tanda Lahir
Era Chori Christina
Flash
Selingan Sekelebat
L
Cerpen
Bronze
GEN
Maldalias
Cerpen
Tato Kupu-Kupu
Evie
Novel
Sehidup Tak Semati Denganmu
Chely Nizwar
Flash
A Letter for Leo
Gadhinia Devi Widiyanti
Flash
Api dalam Hujan
Elysiaaan
Flash
Hipokrit
pelantunkata
Novel
DUA JIWA
Masda Raimunda
Skrip Film
Miranda Advertising (Script)
qiararose
Skrip Film
ADIK YANG NIKAH, AKU YANG GUNDAH
zae_suk
Skrip Film
DEJAVU (MENCARI JEJAK IBU PERTIWI)
Amriyana
Flash
Sepatu (Yang Tidak Berdebu)
Nurmala Manurung
Cerpen
Bronze
Gadis Kecil dan Perawat Tanaman yang Bicara Pada Bunga-bunga
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Bunga Tak Sempat Mekar
Shafura
Rekomendasi
Flash
Selingan Sekelebat
L
Novel
The Day We Find Love
L
Novel
Janji 25 Tahun
L
Novel
Luka Ini Indah
L
Flash
Enam Bulan Seumur Hidup
L
Novel
Bronze
Dua Cinta Pertama
L