Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Sandal dan Senja
6
Suka
8,525
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Langit senja begitu menawan bersama deburan ombak. Sepasang kekasih duduk beralaskan pasir.

"Daf, aku mau ngomong sama kamu!" kata Inova sambil menikmati keindahan ciptaan-Nya. 

"Aku juga mau ngomong sama kamu." 

"Ya udah kamu ngomong duluan, Daf!" 

Daffin menyerongkan pandangannya. "Putus."

Satu kata terucap tegas dan serius keluar dari mulut Daffin. Inova menjambak rambutnya sendiri yang bergerai panjang. 

"Kamu kenapa?" tanya Daffin tanpa rasa berdosa. 

"Dasar kau laki-laki!" Inova melototkan mata. 

"Kamu gak kesurupan kan?" 

"Biarin aku kesurupan." Inova berjalan kilat meninggalkan Daffin.

Daffin mengejar Inova, hingga gadis itu menghentikan langkahnya. 

"Buat apa kau mengejar aku?" tanya Inova dengan nada tinggi.

"Kamu kenapa sih?" kata Daffin tanpa merasa berdosa. 

"Kita putus, buat apa kamu ngejar aku?" Inova membalikkan tubuh 180 derajat. Hingga dua insan saling menatap. 

Dengan sigap Daffin berkata, "Aku nyesel ngajak kamu nge-date hari ini."

"Seharusnya yang nyesel aku," tegas Inova. 

"Ya, aku nyesel. Kenapa kita harus putus?"

"Dasar pikun!" 

"Kamu cewek kurang ajar ya sekarang?" 

"Apa salahku?" Inova bersedekap sambil menatap langit. 

"Aku masih muda dan ingatanku masih jernih. Kenapa kau mengatakan aku pikun?" cecar Daffin. 

"Ya, kamu sadar gak sih dengan omonganmu tadi?" 

"Emang apa? Sampai kau segitunya sama aku."

"Ingat ya, Daffin! Kamu yang mengajakku putus duluan," maki Inova. 

Daffin membuka memori otaknya. Ia tertawa berbahak-bahak. 

"Dasar! Laki gak jelas." Omel Inova. 

"Matamu normal kan! Lihat kakiku!" pinta Daffin. 

Ketika mata Inova mengarahkan pandangannya ke kaki laki-laki itu. Daffin berkata, "Aku memang berkata putus. Tapi, gak mutusin kamu. Yang putus itu serampat sandalku."

Inova terdiam. Emosi yang menguasai mulai reda, tetapi belum sepenuhnya terobati. 

"Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke tempat tadi!" ajak Daffin. 

Inova mengangguk. Ia berjalan menuju tempat semula. Sebuah sandal cukup menjadi bukti. Inova malu pada dirinya sendiri. 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@suciasdhan : Iya. Dia salah sangka mbak
Wah, ternyata Inova telah salah sangka 🤭
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
Sebuah Pengorbanan Sederhana
Yalie Airy
Flash
Sandal dan Senja
Janeeta Mz
Novel
Bronze
VIP (Very Important Partner)
SOS (Share Our Story)
Novel
Mutiara
Chrystal Calista
Novel
Aku, Kau dan Dia
Rani Selviani
Novel
Bronze
Kuat Untuk Sebuah Patah
Little Zombie
Novel
Restu Kelana
Lail Arrubiya
Novel
Bronze
Heart Blossom
Sy
Novel
Gold
The Dinner (Indonesian Edition)
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Puisi Untuk Nabila
ringgoseno
Novel
JATUH HATI TANPA JEDA
Kingdenie
Novel
Bronze
Bening dan Banyu
@Fatamorgana16
Novel
Bronze
Aksara dan Kacamata Ajaib
Rizasa Vitri
Novel
Gold
Begins
Noura Publishing
Komik
Kilas
Dita Hanifa
Rekomendasi
Flash
Sandal dan Senja
Janeeta Mz
Novel
Bronze
Pohon Imajinasi
Janeeta Mz
Cerpen
Sang Penembus Dua Sisi
Janeeta Mz
Novel
Elang dan Cempaka
Janeeta Mz