Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Sandal dan Senja
6
Suka
8,526
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Langit senja begitu menawan bersama deburan ombak. Sepasang kekasih duduk beralaskan pasir.

"Daf, aku mau ngomong sama kamu!" kata Inova sambil menikmati keindahan ciptaan-Nya. 

"Aku juga mau ngomong sama kamu." 

"Ya udah kamu ngomong duluan, Daf!" 

Daffin menyerongkan pandangannya. "Putus."

Satu kata terucap tegas dan serius keluar dari mulut Daffin. Inova menjambak rambutnya sendiri yang bergerai panjang. 

"Kamu kenapa?" tanya Daffin tanpa rasa berdosa. 

"Dasar kau laki-laki!" Inova melototkan mata. 

"Kamu gak kesurupan kan?" 

"Biarin aku kesurupan." Inova berjalan kilat meninggalkan Daffin.

Daffin mengejar Inova, hingga gadis itu menghentikan langkahnya. 

"Buat apa kau mengejar aku?" tanya Inova dengan nada tinggi.

"Kamu kenapa sih?" kata Daffin tanpa merasa berdosa. 

"Kita putus, buat apa kamu ngejar aku?" Inova membalikkan tubuh 180 derajat. Hingga dua insan saling menatap. 

Dengan sigap Daffin berkata, "Aku nyesel ngajak kamu nge-date hari ini."

"Seharusnya yang nyesel aku," tegas Inova. 

"Ya, aku nyesel. Kenapa kita harus putus?"

"Dasar pikun!" 

"Kamu cewek kurang ajar ya sekarang?" 

"Apa salahku?" Inova bersedekap sambil menatap langit. 

"Aku masih muda dan ingatanku masih jernih. Kenapa kau mengatakan aku pikun?" cecar Daffin. 

"Ya, kamu sadar gak sih dengan omonganmu tadi?" 

"Emang apa? Sampai kau segitunya sama aku."

"Ingat ya, Daffin! Kamu yang mengajakku putus duluan," maki Inova. 

Daffin membuka memori otaknya. Ia tertawa berbahak-bahak. 

"Dasar! Laki gak jelas." Omel Inova. 

"Matamu normal kan! Lihat kakiku!" pinta Daffin. 

Ketika mata Inova mengarahkan pandangannya ke kaki laki-laki itu. Daffin berkata, "Aku memang berkata putus. Tapi, gak mutusin kamu. Yang putus itu serampat sandalku."

Inova terdiam. Emosi yang menguasai mulai reda, tetapi belum sepenuhnya terobati. 

"Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke tempat tadi!" ajak Daffin. 

Inova mengangguk. Ia berjalan menuju tempat semula. Sebuah sandal cukup menjadi bukti. Inova malu pada dirinya sendiri. 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@suciasdhan : Iya. Dia salah sangka mbak
Wah, ternyata Inova telah salah sangka 🤭
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Sandal dan Senja
Janeeta Mz
Flash
Bronze
Senyum Kala Hujan (Membicarakan Adam 1)
Silvarani
Novel
Bronze
Jarak
Nofi Anisa
Novel
Bronze
Kita Dan Kuasa Atas Cinta
diannafi
Flash
Kata orang, jangan berhenti di satu titik.
Lisnawati
Novel
Bronze
Museum Jiwa
Husni Magz
Novel
Sajak Derai Ombak
Bernika Irnadianis Ifada
Novel
Bronze
Destin
Rizka Ayu
Novel
Bronze
Lin & Uus
Nisa'ul
Novel
Narakha
Ajensha
Novel
Gold
Marriagephobia
Noura Publishing
Novel
Bronze
Displacement
NoonaAgassi
Novel
Pearl
Erisa Vindia
Novel
Halaman Cerita Tanpa Flora
windra yuniarsih
Novel
Arkan & Agatha (Love Story)
Nasyafaav
Rekomendasi
Flash
Sandal dan Senja
Janeeta Mz
Cerpen
Sang Penembus Dua Sisi
Janeeta Mz
Novel
Bronze
Pohon Imajinasi
Janeeta Mz
Novel
Elang dan Cempaka
Janeeta Mz