Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Sandal dan Senja
6
Suka
8,622
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Langit senja begitu menawan bersama deburan ombak. Sepasang kekasih duduk beralaskan pasir.

"Daf, aku mau ngomong sama kamu!" kata Inova sambil menikmati keindahan ciptaan-Nya. 

"Aku juga mau ngomong sama kamu." 

"Ya udah kamu ngomong duluan, Daf!" 

Daffin menyerongkan pandangannya. "Putus."

Satu kata terucap tegas dan serius keluar dari mulut Daffin. Inova menjambak rambutnya sendiri yang bergerai panjang. 

"Kamu kenapa?" tanya Daffin tanpa rasa berdosa. 

"Dasar kau laki-laki!" Inova melototkan mata. 

"Kamu gak kesurupan kan?" 

"Biarin aku kesurupan." Inova berjalan kilat meninggalkan Daffin.

Daffin mengejar Inova, hingga gadis itu menghentikan langkahnya. 

"Buat apa kau mengejar aku?" tanya Inova dengan nada tinggi.

"Kamu kenapa sih?" kata Daffin tanpa merasa berdosa. 

"Kita putus, buat apa kamu ngejar aku?" Inova membalikkan tubuh 180 derajat. Hingga dua insan saling menatap. 

Dengan sigap Daffin berkata, "Aku nyesel ngajak kamu nge-date hari ini."

"Seharusnya yang nyesel aku," tegas Inova. 

"Ya, aku nyesel. Kenapa kita harus putus?"

"Dasar pikun!" 

"Kamu cewek kurang ajar ya sekarang?" 

"Apa salahku?" Inova bersedekap sambil menatap langit. 

"Aku masih muda dan ingatanku masih jernih. Kenapa kau mengatakan aku pikun?" cecar Daffin. 

"Ya, kamu sadar gak sih dengan omonganmu tadi?" 

"Emang apa? Sampai kau segitunya sama aku."

"Ingat ya, Daffin! Kamu yang mengajakku putus duluan," maki Inova. 

Daffin membuka memori otaknya. Ia tertawa berbahak-bahak. 

"Dasar! Laki gak jelas." Omel Inova. 

"Matamu normal kan! Lihat kakiku!" pinta Daffin. 

Ketika mata Inova mengarahkan pandangannya ke kaki laki-laki itu. Daffin berkata, "Aku memang berkata putus. Tapi, gak mutusin kamu. Yang putus itu serampat sandalku."

Inova terdiam. Emosi yang menguasai mulai reda, tetapi belum sepenuhnya terobati. 

"Kalau kamu gak percaya, ayo kita ke tempat tadi!" ajak Daffin. 

Inova mengangguk. Ia berjalan menuju tempat semula. Sebuah sandal cukup menjadi bukti. Inova malu pada dirinya sendiri. 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@suciasdhan : Iya. Dia salah sangka mbak
Wah, ternyata Inova telah salah sangka 🤭
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
Alvira
Bisma Lucky Narendra
Flash
Sandal dan Senja
Janeeta Mz
Novel
Bronze
Gho(st)alker
Snow Write
Cerpen
Bronze
Aku Cinta Kau dan Agama Ku (1)
Faisal Susandi
Novel
Gold
Geigi
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Habibie Ya Nour El Ain
Bentang Pustaka
Novel
Psycho Love
Liliana
Novel
Bronze
Bunga Tidur
Ayzahran
Novel
Bronze
Cinta Ini Rasa Itu
SURIYANA
Novel
Bronze
GOODBYE SINGAPORE
Embart nugroho
Novel
Bronze
Anak Kolong Bendungan
Ahmad Muzaki
Flash
Cerita Pendek Tentang Toko Kue
Pikadita
Cerpen
Nama yang Aku Samarkan
AkuOsa
Novel
Handcuffed Heart
Celestilla
Novel
Gold
Me and My Bolly Hobby
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Sandal dan Senja
Janeeta Mz
Novel
Bronze
Pohon Imajinasi
Janeeta Mz
Cerpen
Sang Penembus Dua Sisi
Janeeta Mz
Novel
Elang dan Cempaka
Janeeta Mz