Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
BUKU TUA
2
Suka
5,216
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Akhh.. Ekhh..

Tersengal nafas muda itu. Menderu-deru seperti mobil tua. Ratusan suara bersahutan. Mengejar tiada ampun.

Berlarilah..

Tak perlu berhenti. Terus berlari. Biarkan kaki terasa tebal. Biarkan tangan berayung seperti tertiup angin topan. Tak perlu menoleh ke belakang. Tataplah arahmu yang jauh di depan. Tak perlu peduli bebatuan menghantam kaki.

Berlarilah..

Teroboslah semak belukar. Langkahi ngarai yang terjal. Selamilah sungai yang dalam. Tetapi ratusan suara masih saja mengejar. Semakin berlari. Semakin dekat suara-suara itu.

“Cepat! Jangan berhenti walau sekejap!” Begitulah suara itu bergema. Memerintah untuk cepat berlari. Menerjang apa saja yang menghalang.

 “Malam ini juga dia harus mati.” Di sambut kalimat yang lebih beringas.

Tetapi apa yang membuatnya berlari? Ia kembali mengingat-ingat. Ah.. tuduhan itu; pengkhianat, perusak tradisi, pencuri. Bukankah semua tuduhan itu omong kosong? Masih segar ingatannya. Masih membayang angannya. Bukankah ia sedang asyik membaca di perpustakaan? Lalu gelap menelungkup ruangan?

Belum sempurna memahami keadaan. Sebatang anak panah menerobos malam. Hampir saja jidatnya terkena tembakan jitu. Lalu dimulailah pelarian ini.

Ia kembali mengingat-ingat setiap tuduhan itu. Tetapi tak satu pun peristiwa datang mengabarkan makna. Memberitahu tentang motif tuduhan. Kepalanya terasa berat berpikir. Kakinya terasa kebas berlari. Matanya terasa pekat memilah-pilah jalan yang di tempuh.

Ketika kakinya benar-benar lelah. Ia terbanting ke depan. Sebatang anak panah mengenai pahanya. Sementara ratusan suara makin beringas. Teriakannya meluruhkan semangat yang masih berkobar.

“Itu dia si pengkhianat.”

“Jangan biarkan lepas!”

Ratusan manusia kini benar-benar mendekat. Ia benar-benar terperangkap. Tak ada lagi celah berlari. Ia mengumpat dirinya yang kelelahan. Ketika pengejar hendak menebaskan pedangnya. Mencoba menghindar. Kaki menginjak lobang. Lalu terjatuh tanpa sadar.

Akhh.....

Teriaknya kaget menyadari lobang itu terasa dalam. Semakin lama semakin dalam. Tanpa hujung. Gelap. Tanpa suara. Tanpa udara. Lalu kesadarannya pun hilang.

Hingga tubuhnya seperti menghantam benda keras. Terperanjat lalu matanya terbuka. Ia kaget melihat di sekelilingnya ternyata banyak manusia. Mengira mereka para pengejar. Hendak berlari. Tetapi satu suara menghetikannya.

“Hendak kemana, Zam?”

“Kamu, Tilameti?” Katanya setelah mengetahui suara itu. Tetapi di mana ia sekarang? Ia melihat sekeliling. Benar. Ia tahu ruangan ini. Kesadarannya belum pulih.

“Lihatlah bajumu. Semua basah. Kamu bermimpi apa?”

“Bermimpi?”

“Iya. Kamu bermimpi.”

Kini ia mengingat kembali pengejarannya. Sekejap ingatannya kembali. Tentang gedung tua. Tentang suara yang tiba-tiba datang mengejar. Semua tak terkira hingga ia terjatuh dalam lobang.

“Buku tua?” Tanya perempuan itu kepadanya.

“Iya, buku tua.”

“Mimpimu aneh, Zam!” Kata Tilameti memandangi langit sore.

Benar! Ia bermimpi mimpi yang aneh. Mimpi mencuri buku tua di gedung tua yang sudah lapuk!

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Flash
BUKU TUA
Ahmad Karim
Novel
Bronze
LEGION : KNIGHT 347-1
Delta
Novel
Gold
Magnus Chase and the Gods of Asgard
Noura Publishing
Novel
Bronze
LEGION : UNKNOWN KNIGHT
Delta
Novel
Tomasz, pemburu kuda besi
Adi Windardi
Flash
Bronze
Femina Bicara
Melia
Novel
Remarkable
FS Author
Cerpen
Sinbad, Malin Kundang, dan Belas Kasih Samudera
Hendra Wiguna
Novel
Surrounded (Dalam Kepungan)
Yaldi Mimora
Novel
Gold
HYPNOSIS FOR CAREER
Mizan Publishing
Novel
Bronze
My Sweet Bodyguard
Poetry Alexandria
Novel
VLINDER
Yohanna Claude
Novel
Bronze
The Justice
djangles
Flash
ZONA NYAMAN BUKAN ZONA AMAN
Lisnawati
Novel
Bronze
The Thief
Aspasya
Rekomendasi
Flash
BUKU TUA
Ahmad Karim
Novel
Bronze
SI BURUNG PENYENDIRI
Ahmad Karim
Cerpen
Seribu Asa Kunanti
Ahmad Karim