Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Kedamaian di Dalam Air
1
Suka
11,438
Dibaca

Suara decitan berkarat terdengar nyaring, aku memijak dua ranting pagar berniat menanjak, melompat, menginjak tanah coklat tertutupi rumput dengan sepatu usang. Mata lebam kiriku kembali berdenyut, aku mengelap kasar darah yang keluar dari sudut bibir, mempercepat langkah, menghampiri kolam renang belakang hutan sekolah. Gosip kolam renang angker telah menjadi buah bibir dari angkatan satu ke angkatan yang lain, mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan tempat keramat yang tidak boleh didatangi, aku cukup tahu hal itu, namun, tak pernah mempedulikan apa yang mereka bicarakan karena merasa semuanya hanyalah bualan.

Memangnya apa yang paling menyeramkan dibanding terlahir tuna wicara, dirundung dimintai uang, sampai dibuat babak-belur?

Napas berat terhembus, melepas kedua sepatu beserta kaus kaki, detik setelahnya dengan sengaja aku menceburkan diri ke kolam renang kotor bercampur dedaunan kering bersama tanah bebatuan, merendam-tenggelam, menyorot lurus langit biru terik tertutupi air. Mereka menyebutku, cacat, tidak seharusnya dilahirkan sebab memiliki kekurangan, akibat tidak dapat berbicara dengan benar, mereka menghampiriku, memberi tatapan intimidasi-menusuk menunjukkan ekspresi kriminalitas menakutkan beserta tinggi tubuh yang jauh diatasku, tak mempedulikan segala teriakan, ringisan, erangan maupun suara tercekat milikku yang tidak bisa berbicara, sampai mereka mendapatkan kepuasan-menjadi pemenang, pula... beberapa lembar uang.

Ketika berada di dalam air, sekujur tubuhku seolah terbalut dekapan tak kasat mata yang diberikan hukum tekanan, mengingatkanku oleh pelukan ibu sebelum kecelakaan mobil merenggut nyawanya, detak jantungku bertalu mengikuti ritme yang semakin lama, semakin lambat, dalam artian menjadi tenang, menyadari bahwa luka-lukaku tak begitu terasa sakit membuat perasaan melegakan hinggap begitu saja dalam benak, aku mengeluarkan gelembung oksigen dari mulut sejenak, untuk tetap bisa bertahan di kedalaman kolam berlumut. Rasanya, ibu benar-benar sedang memelukku, memejamkan mata sebentar, perlahan demi perlahan otakku mencoba melupakan kenangan yang tak ingin kuingat. Ibu... aku benar-benar merindukanmu.

Televisi menyala, menampilkan sesosok pembawa acara yang sedang menjelaskan berita terkini pagi hari pada awak media, di bagian bawahnya tertulis, "Lima Siswa Sekolah Dasar Menghabisi Teman Sekelas Tuna Wicara Hingga di Buang ke Kolam." Si saksi: penjaga kebun sekolah, menjelaskan bahwa ia menemukan korban dengan tubuh membusuk-mengambang penuh kubangan darah di dalam air.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Novel
I AM
Becky Tyler
Novel
Rahasia Sofi (revisi)
SyerrilAuztin
Flash
Api yang Berdamai dengan Hujan
Ravistara
Flash
Lanjutan Si Kerudung Merah
Vika Rahelia
Cerpen
Rumah Tua dan Buku-buku yang Hilang
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Flash
Bronze
Niskala
Bakasai
Novel
Apavarga
H.N.Minah
Cerpen
Bronze
Suara Seruling
Hekto Kopter
Cerpen
PENGAKUANKU
Arthur William R
Novel
HUAT123 Terbaik No 1
Huat 123
Cerpen
Bronze
Petualangan Jay
Sanchia Revana Koasasi
Cerpen
After Impact
Fuseliar
Novel
Bronze
Pesan Arwah Tragedi '98
yhantlies92
Novel
Justin & Misteri Puding Merah (bagian 1)
Arzen Rui
Rekomendasi
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Novel
I'll Never Believe I'm Alone
Art Fadilah
Novel
Peti Uang
Art Fadilah
Flash
KoiN 2
Art Fadilah
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Empati Sederhana
Art Fadilah
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Flash
Naive
Art Fadilah
Flash
Hujan dan Bunga
Art Fadilah
Flash
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Flash
Atensi
Art Fadilah
Flash
KoiN
Art Fadilah
Flash
Sampah
Art Fadilah