Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Ulat
6
Suka
6,869
Dibaca

Kehidupanmu menjadi semakin bahagia sejak kelahiran Hamdan. Malaikat kecil itu sekarang sudah berusia lima tahun dan sangat cerewet. Sering kali kau dan suamimu kewalahan menjawab berbagai pertanyaan comelnya.

“Menurut Mama, bintang di langit sama pasir di laut lebih banyak mana, Ma?”

“Sama-sama banyak, Nak,” kau menjawab seraya mengelus kepala anakmu.

“Kenapa bisa seperti itu, Ma? Apa Mama dan Papa pernah menghitungnya?”

Kau kembali tersenyum. “Hamdan, Sayang, jika kita tidak bisa menghitung jumlah bintang di langit. Tentu kita juga tidak bisa menghitung pasir di lautan.”

“Kenapa bisa seperti itu, Pa?” Hamdan kecil berpaling ke arah suamimu. “Kenapa kita tidak bisa menghitung jumlah pasir di lautan dan bintang di langit?”

“Karena daya pikir kita terbatas, Sayang,” kata suamimu tersenyum. “Sudah malam, sebaiknya kau tidur.”

“Aku mau tidur sama Mama.”

Kau tersenyum bahagia.

Ketika anakmu berusia tujuh tahun, semuanya berubah. Hamdan yang ceria berubah menjadi pendiam. Bocah bermata cokelat itu terus-menerus mengatakan bahwa kepalanya terasa sakit. Seperti ada ulat yang menggerogoti otaknya.

“Mama… Kepala Hamdan sakit…” Rengek anakmu seraya memegangi kepalanya.

Kau pun terhuyung-huyung menghampiri anakmu yang menangis di atas tempat tidurnya. Kau sama sekali tidak tahu apa yang menyebabkan anakmu merasa ada ribuan ulat di dalam kepalanya.

Kau dan suamimu sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit anakmu. Tapi semuanya sia-sia. Malaikat kecilmu bertambah kurus setiap harinya. Malaikatmu terus menangis setiap hari seraya memegangi kepalanya.

Para dokter juga tidak dapat menyimpulkan apa yang menyebabkan malaikat kecilmu terus merasakan kepalanya sakit. Berbagai macam pemeriksaan medis menunjukan bahwa semua organ kepala anakmu baik-baik saja. Tidak ada gejala tumor ataupun hydrocephalus yang bersarang.

Semua harta yang kau punya sudah menipis untuk mengobati jagoan kecilmu. Sudah tidak terhitung betapa sudah menggunungnya hutang yang kau punya. Hingga akhirnya kau dan suamimu memutuskan untuk merawat anakmu di rumah.

Setiap malam anakmu terus menangis seraya memegangi kepalanya. Ia terus berkata bahwa ada ulat di dalam kepalanya. Kau sudah tidak tahu lagi bagaimana menghadapi semua ini. Bahkan suamimu pun sudah putus asa dan pernah berkata bahwa sebaiknya anakmu mati saja, dari pada hidup menanggung kesakitan seperti ini.

“Hamdan anak kita satu-satunya, Mas,” kau berkata dengan linangan air mata. “Aku tidak tega melihatnya terus menangis kesakitan.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan, Arum?” suamimu putus asa. “Kita sudah melakukan berbagai cara. Tapi Hamdan tak kunjung sembuh.”

Setitik air bening kembali mengalir dari ujung matamu. Kau mengambil sebuah apel yang tersaji di atas meja lalu membelahnya. Seekor ulat hidup keluar dari apel itu. Kau terdiam sesaat, seolah mendengar bisikan gaib entah dari mana. Kau berpaling ke arah suamimu dan tersenyum. Sepertinya kau sudah menemukan cara bagaimana mengeluarkan ulat dari kepala bocah bermata cokelat itu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
utang, bukan "hutang" menurut KBBI begitu
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Ulat
Ragiel JP
Flash
Kata Kakak
Tutih riri ayu
Cerpen
Swastamita Ku Berakhir
Siti Muzalifah
Novel
Bronze
Misterius LOVE
Yattis Ai
Flash
Satu Hal
nisaaa
Flash
KISAH SEDIH
Shina El Bucorie
Novel
ADRIANA
Kopi item
Flash
Bad Innocent Girl
Sathya Vahini
Novel
Reimagining
Lifya Q. Raida
Novel
Kejahatan yang Sempurna
Maureen Fatma
Novel
Bronze
Armitech
Wilson M
Novel
Sepotong Jalan yang Hilang di Peta
Sepi Sunyi
Komik
Bronze
The Antagonist
morningmoonmoon.id
Flash
Masochist
AkunKosong
Novel
The World of Crime : Fate
Arzen Rui
Rekomendasi
Flash
Ulat
Ragiel JP
Novel
BUKU HARIAN BAPAK
Ragiel JP
Novel
PEREMPUAN PALING BAHAGIA
Ragiel JP
Skrip Film
BATAS WAKTU
Ragiel JP
Cerpen
Terajana (Teras Janda Muda)
Ragiel JP
Novel
Bronze
KISAH DARI TENGGARA
Ragiel JP
Flash
PULANG
Ragiel JP
Flash
Parade Kunang-kunang
Ragiel JP