Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Permainan
0
Suka
5,263
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku terbangun dari tidurku. Malam hari menjadi waktu di mana aku menjalankan rencanaku. Hari ini nama seorang pria tertulis di catatanku. Ini menandakan bahwa aku harus mendatangi rumahnya. Semoga ini menjadi terakhir kali aku mendatangi rumah itu. Namun sayang sekali ini sudah malam hari. Semua penghuni rumah sudah tertidur.

Aku tetap masuk ke dalam rumah itu secara diam – diam. Tanpa membuat penghuni rumah itu terganggu dengan kedatanganku. Aku tertarik dengan salah satu kamar di rumah itu. Hawanya masih sangat bersih bila dibandingkan hawa manusia biasa. Aku pun masuk ke dalam kamar tersebut.

Kutemukan seorang anak sedang tertidur pulas. Aku tidak ingin mengganggu tidurnya, jadi kuputuskan untuk masuk ke alam mimpi anak itu.

“Hai nak, bagaimana harimu?” tanyaku padanya.

Ia hanya memandangku dengan tatapan bingung, “Kakak siapa?”

“Ah, kakak tidak punya nama. Ohya, apa kamu suka permainan?”

Anak itu menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan.

“Baiklah, kakak punya permainan yang sangat seru. Apa kamu mau bermain denganku?”

Anak itu kembali menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, permainannya adalah seperti ini. Kamu harus menghalangi ayahmu pergi menjalankan tugasnya. Ayahmu tidak boleh menjalankan tugasnya. Bila kamu gagal, maka kamu akan kehilangan ayahmu. Permainan dimulai besok.”

Aku pergi meninggalkan anak itu yang tampak kebingungan.

Aku telah berada diluar mimpi anak itu. Kulihat dia masih tertidur pulas. Kamu masih polos sekali, nak.

Keesokan harinya, anak itu menghalang – halangi ayahnya yang hendak pergi bekerja. Sang ayah hanya tertawa melihat tingkah laku anak itu, begitu juga ibunya. Aku hanya menyaksikan mereka dari jauh. Tampak sang ibu berinisiatif menenangkan anak itu agar membiarkan ayahnya pergi bekerja. Anak itu berhasil luluh dengan bujukan ibunya. Sang ayah pun berangkat pergi menjalankan tugasnya, tak lupa mengucapkan salam.

“Maaf nak, kamu kalah dalam permainan ini. Terima saja salam terakhir dari ayahmu itu.”

Sebentar lagi, nama pria itu akan terhapus dari catatanku.  

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Novel
Bronze
REMPANG-GALANG NIGHTMARE
Je Yatmoko
Flash
Permainan
Dark Specialist
Skrip Film
Cinta di Kamar Sebelah
Ardi Rai Gunawan
Novel
Jangan Tidur di Sekolah
abil kurdi
Cerpen
Bronze
Dia Menangkap Hantu dengan Dua Tangannya
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Surti
Herman Sim
Novel
Gold
Fantasteen Scary Halte Angker
Mizan Publishing
Novel
Bronze
You and Us
Miaw Nyaon
Novel
Gold
We Have Always Lived in the Castle
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Adel Tersayang
Egi David Perdana
Novel
Gold
Fantasteen 22 Boards
Mizan Publishing
Flash
Hantu
Arwis Pitha
Cerpen
Death Game: Are You Ready to Play?
N Laila
Novel
Gold
Fantasteen: Kuchisake
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Oleh-oleh
Ari S. Effendy
Rekomendasi
Flash
Permainan
Dark Specialist
Novel
Herrscher: universum conspiratio
Dark Specialist
Novel
Bronze
Herrscher: deus experimentum
Dark Specialist
Flash
Terrorist
Dark Specialist
Flash
Hadiah
Dark Specialist
Flash
Giliran
Dark Specialist
Flash
Gagal
Dark Specialist
Novel
Herrscher
Dark Specialist
Flash
Kaya
Dark Specialist
Flash
Waktu
Dark Specialist
Flash
Liburan
Dark Specialist
Novel
Dagaz
Dark Specialist
Flash
Jatuh
Dark Specialist
Flash
Ramalan
Dark Specialist
Flash
Panen
Dark Specialist