Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bunga untuk Mama
3
Suka
5,047
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Mama! Mama! Liat deh Tika bawain Mama bunga."

"Tika... Itu bunga dapet dari mana?"

"E-emm... Dari Oma yang disana! Yang itu, yang pake baju warna biru muda." Aku menunjuk kearah sebrang jalan.

Waktu dulu Aku menyukai bunga. Buatku semua yang paling indah cuma ada tiga hal, Mama, bunga, dan lukisan karya Mama.

Bagaimana dengan Papaku?

Entahlah... Mama selalu sedih kalau Aku bertanya tentang Papa dan Aku tak ingin Mama bersedih, jadi Aku tidak pernah bertanya lagi.

Seiring berjalannya waktu, teman-temanku mulai bertanya, "Mana Papa kamu? Kok, kalo pulang dijemputnya sama Mama kamu terus?"

Deg...

Ahh... Padahal Aku sudah mencoba segala cara untuk menghindari pertanyaan itu, tetapi mau sekeras apapun Aku mencoba menghindar, pada akhirnya pertanyaan itu tetap harus Ku jawab.

Pulangnya Aku bertanya kepada Mama dimana Papaku . Mama tersenyum, tapi bukan senyum bahagia. Mama menceritakan tentang Papa. Kata Mama, Papa itu tidak sebaik yang kupikirkan. Papaku selingkuh dengan cewe lain disaat Mama hamil. Walau Mama berkata sudah merelakannya dan memaafkannya, tapi tidak denganku. Hatiku terasa bercampur aduk, tapi satu hal yang dapat Ku katakan, "Br*ngs*k!".

Mama hanya terdiam untuk beberapa saat, lalu berkata, "Nak, kamu tau kenapa Mama suka melukis?". Aku menganggukkan kepalaku.

Lalu mulai merangkai potongan-potongan cerita Mama bagaikan menyusun kepingan puzzle.

Ahhh...

Aku merasa bersalah. Mama melukis karena itu bagian dari terapinya dan akar masalahnya ada di masa lalu Mama, dan aku malah membasahi kembali luka Mama yang sudah kering. Dan seketika, mataku terasa hangat, air mataku berjatuhan. Mama terdiam sambil memelukku.

Setelah beberapa saat Aku menangis, Mama memberiku nasihat, "Itu cuma masa lalu yang sudah berlalu, jadi kamu tidak perlu menangisinya. Tapi, hari ini dan esok itu bagaikan kertas kosong, yang kamu perlukan hanyalah menulis kelanjutannya. Jadi... Jangan sia-siakan masa kini ya, Tika? Mama gak mau kamu bernasip sama kayak Mama."

Cuma itu yang Mama katakan untukku. Dan entah kenapa, perasaanku tidak enak. Mama gantung diri esoknya, besertakan sepucuk surat.

Itu adalah hari yang berat bagiku, itu terakhir kalinya Aku berbincang dengan Mama, dan nasihat terakhir dari Mama. Setelah 5 tahun, akhirnya aku bisa merelakan Mama.

"Mama, Tika dateng. Maap ya, Tika baru dateng sekarang. Tika bawain Mama bunga, tenang aja Tika enggak ngambil sembarangan, kok." Hatiku sudah merelakan Mama sekarang.

******

"Sepertinya kali ini kau yang menang ya, nyonya malaikat."

"Tentu saja... Seperti yang Kukatakan 5 tahun yang lalu, dalam menjalankan hidup ini menjadi yang pertama bukan berarti menjadi pemenang, tapi yang bertahan dia yang menang."

"Yah... Harus Ku akui, anak itu memang tangguh. Bahkan setelah Mamanya mati pun, ia tetap bertahan. Jadi siapa yang akan kita uji ketangguhannya untuk selanjutnya?"

"Entahlah... tapi yang pasti poin kita saat ini seri. Kau punya Mamanya dan Aku punya anak itu. Benar kan, tuan iblis?"

"Heh... Baiklah, mari kita cari peserta ujian selanjutnya."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bunga untuk Mama
myollaa
Novel
Kelam(in)
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
Mbok Kirah
Atsuka D
Flash
Hutang Fiksi
Sugiadi Azhar
Flash
Sang Multitalenta
M. Ferdiansyah
Novel
Catatan Satya Manggala
Halimah RU
Novel
Gold
Jodoh
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Tinggi dari Awan
Yesno S
Novel
Siapa Tau?
Airlangga Kusuma
Novel
Bronze
The Pieces of Memories
Moon Satellite
Novel
Bronze
Ugly But Lovable
Atsuka D
Skrip Film
yang Terbuang dan Hilang
Onet Adithia Rizlan
Novel
The Playmaking Defender
Fajar R
Novel
Bronze
Lost in Your Heart
Septa Putri
Novel
NAMIDA
Didik Suharsono
Rekomendasi
Flash
Bunga untuk Mama
myollaa
Novel
Mayo journal: 365 days
myollaa