Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cermin Waktu
8
Suka
6,628
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Reiko membanting pintu apartemennya setelah masuk. Tidak keras, sebenarnya, tapi tidak bisa juga dikatakan pelan; cukup untuk melepas sedikit emosi yang menggelembung di dadanya.

Ia bersandar ke pintu sebentar sebelum tubuhnya melorot dan kemudian terduduk di lantai. Ia tatap apartemen kecilnya, yang tidak berubah semenjak ia tinggalkan tadi pagi, hanya sekarang tampak gelap. Malam telah tampak dari jendela yang hanya berjarak tiga meter di hadapannya, menawarkan kesadaran penuh kalau ia telah menambah satu hari dalam hari-hari hidupnya. Tapi Reiko merasa gamang.

Lemah ia bangkit. Melepas alas kaki dan melangkah menuju dapur. Di tengah jalan, langkahnya terhenti ketika ia menangkap bayangan cermin di samping kirinya. Ia melihat bayangan dirinya. Gelap, tapi kemudian menerang oleh terang jendela yang diikuti gemuruh mesin kereta api yang melaju menuju Tokyo--atau memasuki Fukushima? Entahlah, Reiko tidak peduli. Ia masih menatap bayangannya di cermin. Ia dekati cermin itu setelah kereta api lewat. Ia tatap dalam-dalam bayangan dirinya. 

"Apa yang mau kamu lakukan dengan hidupmu, Nona?" katanya lirih.

Tentu saja bayangannya hanya mengikuti gerak bibirnya. Tidak akan menjawab. 

"Jawab!" pekik Reiko meski kemudian ia merasa malu terhadap dirinya sendiri dan merasa bodoh.

Ia merunduk sesaat dan menarik nafas panjang sebelum menengadah dan menatap kembali bayangannya.

"Kamu akan seperti apa tiga puluh tahun yang akan datang, Nona?" ucapnya lirih. "Apa yang sedang kamu lakukan tiga puluh tahun yang akan datang?"

Ia tatap matanya sendiri yang mulai berkaca-kaca. Lalu ia melihat sekitar matanya mengeriput, keningnya pun mengeriput, pipinya yang menggelayut dan rambutnya yang memutih. Ia tatap Reiko yang telah renta.

"Kamu kebingungan, Nona?" Bayangannya menjawab.

Reiko mendengus, "Siapa yang tidak?"

Reiko tua tersenyum. Reiko muda menekuk sedih dan menangis. 

"Apa yang akan kamu lakukan dalam posisiku?"

Reiko tua menggelengkan kepala. Pelan. "Aku hanya bisa bilang, ikuti kata hatimu."

Reiko kembali mendengus. "Selama ini aku ikuti kata hatiku dan lihat di mana aku sekarang!"

Reiko tua tampak meneteskan air mata, "Bedakan antara Kata Hati dan Hasrat, Sayang. Hasrat hanya membawa kegelisahan, perasaan kosong. Kata hatimu akan membimbingmu."

"Bagaimana aku bisa membedakannya?" pekik Reiko frustasi.

"Jujur, Sayang. Mulailah jujur dengan dirimu sendiri. Katakan yang benar walaupun pahit, rendahkan hatimu sebagai debu yang masih punya peran di alam semesta. Beranilah, Sayang..."

Bayangan Reiko memudar.

"Jangan pergi dulu!" pekik Reiko seraya meraih cermin. Cermin yang tak lagi menggantung di dinding, melainkan bertengger di lemari rendah yang terbuat dari kayu. Dan tangan yang meraih cermin itupun tak lagi muda.

Reiko tengah duduk bersimpuh di hadapan cermin. Ia tarik tangannya dan merasa malu pada dirinya sendiri, namun ia lanjutkan berkata, "Memang kita banyak melakukan kesalahan. Kita akui itu! Tapi kita tidak bisa menyesal. Tidak bisa! Hanya bisa belajar. Jangan pernah mau mengubah alur hidupmu! Kamu dengar, Nona?"

"Nenek?"

Pintu bergeser dan memperlihatkan wajah manis seorang gadis tiga belas tahun.

"Nenek bicara sama siapa?"

"Sama cermin," jawab Reiko tersenyum. Lalu ia mengulurkan tangan. "Keiko, tolong bantu Nenek berdiri."

Gadis itu menghampiri uluran tangan neneknya dan membantunya berdiri.

"Ayahmu sudah pulang?"

"Belum. Tapi Ibu sudah. Di dapur, sedang masak."

"Ayo, kita bantu."

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : Wah terima kasih 😃.
aku suka tata bahasanya. 🙏
@semangat123 : Sip! Tenkyu!👍
Bisa Kak☺️. Alur mundur nya di cermin😂. (Flashback in the mirror 😂)
Nah kalo sudah tau itu, minta pendapatnya nih, bisa gak dibilang FF ini alur mundur?
Harus baca 2x baru ngeh. Ternyata Reiko itu nenek2🤣🤣🤣
Rekomendasi dari Drama
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Flash
JAS REMBULAN
Faisal Syahreza
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Novel
Gold
KKPK Joyful Life
Mizan Publishing
Flash
Touch Your Heart
Dew
Novel
La Douleur Exquise
Afiska Dila Ananda
Novel
Bronze
Literatur Bernyawa
Rainzanov
Novel
My Home
Nur Irawati
Novel
Bronze
Introvert
rimachmed
Novel
A Little Hope
Triyanti Fitri
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Novel
Heartbeat
Arineko
Novel
DATANG UNTUK PERGI
judea
Novel
Bronze
Mengaku Sultan
Herman Sim
Novel
Bronze
Parabunga
Robeni
Rekomendasi
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Novel
Bronze
FATEBENDER
DMRamdhan
Novel
Bronze
My Fair Rebelle
DMRamdhan
Novel
Bronze
Adolescent Crash
DMRamdhan
Novel
Bronze
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Flash
Resiko
DMRamdhan
Flash
Bersalah
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
History of A City
DMRamdhan
Cerpen
Akhir Sebuah Perang
DMRamdhan
Novel
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Flash
Sepadan
DMRamdhan
Novel
Flight of Birds
DMRamdhan
Flash
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Cerpen
Sang Pembisik
DMRamdhan