Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cermin Waktu
8
Suka
6,681
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Reiko membanting pintu apartemennya setelah masuk. Tidak keras, sebenarnya, tapi tidak bisa juga dikatakan pelan; cukup untuk melepas sedikit emosi yang menggelembung di dadanya.

Ia bersandar ke pintu sebentar sebelum tubuhnya melorot dan kemudian terduduk di lantai. Ia tatap apartemen kecilnya, yang tidak berubah semenjak ia tinggalkan tadi pagi, hanya sekarang tampak gelap. Malam telah tampak dari jendela yang hanya berjarak tiga meter di hadapannya, menawarkan kesadaran penuh kalau ia telah menambah satu hari dalam hari-hari hidupnya. Tapi Reiko merasa gamang.

Lemah ia bangkit. Melepas alas kaki dan melangkah menuju dapur. Di tengah jalan, langkahnya terhenti ketika ia menangkap bayangan cermin di samping kirinya. Ia melihat bayangan dirinya. Gelap, tapi kemudian menerang oleh terang jendela yang diikuti gemuruh mesin kereta api yang melaju menuju Tokyo--atau memasuki Fukushima? Entahlah, Reiko tidak peduli. Ia masih menatap bayangannya di cermin. Ia dekati cermin itu setelah kereta api lewat. Ia tatap dalam-dalam bayangan dirinya. 

"Apa yang mau kamu lakukan dengan hidupmu, Nona?" katanya lirih.

Tentu saja bayangannya hanya mengikuti gerak bibirnya. Tidak akan menjawab. 

"Jawab!" pekik Reiko meski kemudian ia merasa malu terhadap dirinya sendiri dan merasa bodoh.

Ia merunduk sesaat dan menarik nafas panjang sebelum menengadah dan menatap kembali bayangannya.

"Kamu akan seperti apa tiga puluh tahun yang akan datang, Nona?" ucapnya lirih. "Apa yang sedang kamu lakukan tiga puluh tahun yang akan datang?"

Ia tatap matanya sendiri yang mulai berkaca-kaca. Lalu ia melihat sekitar matanya mengeriput, keningnya pun mengeriput, pipinya yang menggelayut dan rambutnya yang memutih. Ia tatap Reiko yang telah renta.

"Kamu kebingungan, Nona?" Bayangannya menjawab.

Reiko mendengus, "Siapa yang tidak?"

Reiko tua tersenyum. Reiko muda menekuk sedih dan menangis. 

"Apa yang akan kamu lakukan dalam posisiku?"

Reiko tua menggelengkan kepala. Pelan. "Aku hanya bisa bilang, ikuti kata hatimu."

Reiko kembali mendengus. "Selama ini aku ikuti kata hatiku dan lihat di mana aku sekarang!"

Reiko tua tampak meneteskan air mata, "Bedakan antara Kata Hati dan Hasrat, Sayang. Hasrat hanya membawa kegelisahan, perasaan kosong. Kata hatimu akan membimbingmu."

"Bagaimana aku bisa membedakannya?" pekik Reiko frustasi.

"Jujur, Sayang. Mulailah jujur dengan dirimu sendiri. Katakan yang benar walaupun pahit, rendahkan hatimu sebagai debu yang masih punya peran di alam semesta. Beranilah, Sayang..."

Bayangan Reiko memudar.

"Jangan pergi dulu!" pekik Reiko seraya meraih cermin. Cermin yang tak lagi menggantung di dinding, melainkan bertengger di lemari rendah yang terbuat dari kayu. Dan tangan yang meraih cermin itupun tak lagi muda.

Reiko tengah duduk bersimpuh di hadapan cermin. Ia tarik tangannya dan merasa malu pada dirinya sendiri, namun ia lanjutkan berkata, "Memang kita banyak melakukan kesalahan. Kita akui itu! Tapi kita tidak bisa menyesal. Tidak bisa! Hanya bisa belajar. Jangan pernah mau mengubah alur hidupmu! Kamu dengar, Nona?"

"Nenek?"

Pintu bergeser dan memperlihatkan wajah manis seorang gadis tiga belas tahun.

"Nenek bicara sama siapa?"

"Sama cermin," jawab Reiko tersenyum. Lalu ia mengulurkan tangan. "Keiko, tolong bantu Nenek berdiri."

Gadis itu menghampiri uluran tangan neneknya dan membantunya berdiri.

"Ayahmu sudah pulang?"

"Belum. Tapi Ibu sudah. Di dapur, sedang masak."

"Ayo, kita bantu."

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : Wah terima kasih 😃.
aku suka tata bahasanya. 🙏
@semangat123 : Sip! Tenkyu!👍
Bisa Kak☺️. Alur mundur nya di cermin😂. (Flashback in the mirror 😂)
Nah kalo sudah tau itu, minta pendapatnya nih, bisa gak dibilang FF ini alur mundur?
Harus baca 2x baru ngeh. Ternyata Reiko itu nenek2🤣🤣🤣
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Diary Seorang Gadis Tunarungu
winda aprillia
Novel
Gold
The Hollow Cat
Mizan Publishing
Novel
PANCA-GILA : Ucup left The Group
Alvin Raja
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Novel
Bronze
The Little One Funny Family
Aylanna N. Arcelia
Novel
Bronze
Jessica, Luka Yang Terpendam
Sofia Grace
Flash
Is It My Fault?
Nurulina Hakim
Novel
Gold
Teman Baru Winda
Mizan Publishing
Novel
Impian Soraya
bundatraveler
Novel
Rantau 1992
Saras Agustina
Novel
Bronze
Sekar yang Mekar di Kanvas itu
Inggita Hardaningtyas
Novel
Bronze
Aib anitaku
Yuwo
Novel
Bronze
Langkah Parau
Khairunnisa
Novel
Gold
Misteri Boneka Melodi
Mizan Publishing
Novel
Gold
Super Bunda
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Novel
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Novel
Flight of Birds
DMRamdhan
Novel
Bronze
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Novel
To Protect
DMRamdhan
Flash
Glitch
DMRamdhan
Novel
Bronze
My Fair Rebelle
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
History of A City
DMRamdhan
Cerpen
Akhir Sebuah Perang
DMRamdhan
Novel
Bronze
FATEBENDER
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
PLAYBALL!!
DMRamdhan
Flash
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Novel
Bronze
Adolescent Crash
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Flash
Sepadan
DMRamdhan