Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cermin Waktu
8
Suka
6,631
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Reiko membanting pintu apartemennya setelah masuk. Tidak keras, sebenarnya, tapi tidak bisa juga dikatakan pelan; cukup untuk melepas sedikit emosi yang menggelembung di dadanya.

Ia bersandar ke pintu sebentar sebelum tubuhnya melorot dan kemudian terduduk di lantai. Ia tatap apartemen kecilnya, yang tidak berubah semenjak ia tinggalkan tadi pagi, hanya sekarang tampak gelap. Malam telah tampak dari jendela yang hanya berjarak tiga meter di hadapannya, menawarkan kesadaran penuh kalau ia telah menambah satu hari dalam hari-hari hidupnya. Tapi Reiko merasa gamang.

Lemah ia bangkit. Melepas alas kaki dan melangkah menuju dapur. Di tengah jalan, langkahnya terhenti ketika ia menangkap bayangan cermin di samping kirinya. Ia melihat bayangan dirinya. Gelap, tapi kemudian menerang oleh terang jendela yang diikuti gemuruh mesin kereta api yang melaju menuju Tokyo--atau memasuki Fukushima? Entahlah, Reiko tidak peduli. Ia masih menatap bayangannya di cermin. Ia dekati cermin itu setelah kereta api lewat. Ia tatap dalam-dalam bayangan dirinya. 

"Apa yang mau kamu lakukan dengan hidupmu, Nona?" katanya lirih.

Tentu saja bayangannya hanya mengikuti gerak bibirnya. Tidak akan menjawab. 

"Jawab!" pekik Reiko meski kemudian ia merasa malu terhadap dirinya sendiri dan merasa bodoh.

Ia merunduk sesaat dan menarik nafas panjang sebelum menengadah dan menatap kembali bayangannya.

"Kamu akan seperti apa tiga puluh tahun yang akan datang, Nona?" ucapnya lirih. "Apa yang sedang kamu lakukan tiga puluh tahun yang akan datang?"

Ia tatap matanya sendiri yang mulai berkaca-kaca. Lalu ia melihat sekitar matanya mengeriput, keningnya pun mengeriput, pipinya yang menggelayut dan rambutnya yang memutih. Ia tatap Reiko yang telah renta.

"Kamu kebingungan, Nona?" Bayangannya menjawab.

Reiko mendengus, "Siapa yang tidak?"

Reiko tua tersenyum. Reiko muda menekuk sedih dan menangis. 

"Apa yang akan kamu lakukan dalam posisiku?"

Reiko tua menggelengkan kepala. Pelan. "Aku hanya bisa bilang, ikuti kata hatimu."

Reiko kembali mendengus. "Selama ini aku ikuti kata hatiku dan lihat di mana aku sekarang!"

Reiko tua tampak meneteskan air mata, "Bedakan antara Kata Hati dan Hasrat, Sayang. Hasrat hanya membawa kegelisahan, perasaan kosong. Kata hatimu akan membimbingmu."

"Bagaimana aku bisa membedakannya?" pekik Reiko frustasi.

"Jujur, Sayang. Mulailah jujur dengan dirimu sendiri. Katakan yang benar walaupun pahit, rendahkan hatimu sebagai debu yang masih punya peran di alam semesta. Beranilah, Sayang..."

Bayangan Reiko memudar.

"Jangan pergi dulu!" pekik Reiko seraya meraih cermin. Cermin yang tak lagi menggantung di dinding, melainkan bertengger di lemari rendah yang terbuat dari kayu. Dan tangan yang meraih cermin itupun tak lagi muda.

Reiko tengah duduk bersimpuh di hadapan cermin. Ia tarik tangannya dan merasa malu pada dirinya sendiri, namun ia lanjutkan berkata, "Memang kita banyak melakukan kesalahan. Kita akui itu! Tapi kita tidak bisa menyesal. Tidak bisa! Hanya bisa belajar. Jangan pernah mau mengubah alur hidupmu! Kamu dengar, Nona?"

"Nenek?"

Pintu bergeser dan memperlihatkan wajah manis seorang gadis tiga belas tahun.

"Nenek bicara sama siapa?"

"Sama cermin," jawab Reiko tersenyum. Lalu ia mengulurkan tangan. "Keiko, tolong bantu Nenek berdiri."

Gadis itu menghampiri uluran tangan neneknya dan membantunya berdiri.

"Ayahmu sudah pulang?"

"Belum. Tapi Ibu sudah. Di dapur, sedang masak."

"Ayo, kita bantu."

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : Wah terima kasih 😃.
aku suka tata bahasanya. 🙏
@semangat123 : Sip! Tenkyu!👍
Bisa Kak☺️. Alur mundur nya di cermin😂. (Flashback in the mirror 😂)
Nah kalo sudah tau itu, minta pendapatnya nih, bisa gak dibilang FF ini alur mundur?
Harus baca 2x baru ngeh. Ternyata Reiko itu nenek2🤣🤣🤣
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Rosemary's Life Story
Sofia Grace
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
Karma Time
Herumawan Prasetyo Adhie
Cerpen
Bronze
Rumput Liar
Mega Rohayana
Novel
Bronze
Thantophobia : Rasa Takut Kehilangan Orang yang Dicintai
ahmad dicka hudzaifi
Novel
Bronze
Nganter Istri
Galih Aditya Mulyadi
Novel
Bronze
Ilusi Lusi ~Novel~
Herman Sim
Skrip Film
Cinta tak terhitung Cinta tiada ujung...
Siti Fatimah
Novel
DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)
Zainur Rifky
Flash
Bronze
Sesaat Aku Bertahan Untuk Pergi
alyaandita
Novel
Bronze
Someone Like You
Maria Kristi Widhi Handayani
Flash
Setia
R Fauzia
Novel
Bronze
Anything but Love
Febianty N
Novel
SEPEREMPAT ABAD
Fiska Esi
Cerpen
Bronze
Membangunkan Singa yang Tidur
Cicilia Oday
Rekomendasi
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Novel
Bronze
FATEBENDER
DMRamdhan
Flash
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Novel
Flight of Birds
DMRamdhan
Flash
Glitch
DMRamdhan
Flash
Sejatinya Keindahan
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
History of A City
DMRamdhan
Novel
Bronze
Adolescent Crash
DMRamdhan
Novel
Bronze
My Fair Rebelle
DMRamdhan
Novel
To Protect
DMRamdhan
Cerpen
Sang Pembisik
DMRamdhan
Novel
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Flash
Sepadan
DMRamdhan
Novel
Bronze
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Cerpen
Akhir Sebuah Perang
DMRamdhan