Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kiara adalah kesalahan. Manusia yang digunakan untuk penelitian para ilmuan setelah meluasnya wabah penyakit di desa terpencil---Adalbaro. Manusia normal, pada umumnya setelah wabah penyakit tersebut sudah menularkan virus ke dalam tubuh, hanya dengan tujuh hari, manusia tersebut sudah kehilangan nyawa. Berbeda dengan Kiara yang masih hidup setelah semua masyarakat Adalbaro mati termakan penyakit. Dialah satu-satunya yang masih selamat tanpa berubah mengenaskan, kecuali perubahan yang terjadi pada kulitnya. Peneliti membawanya---menaruhnya di dalam tabung besar berisi air yang mengandung unsur-unsur layaknya rahim seorang ibu. Dirinya disebut 'purple girl'.
Wabah penyakit tersebut belum diketahui, gejalanya seperti perpaduan antara penyakit psoriasis arthritis dengan penyakit rosacea, namun lebih membahayakan hingga tidak bisa tertolong meski dokter ternama sudah memberi obat agar gejalanya tidak sampai merenggut nyawa. Namun, apa mau dikata, seluruh penduduk desa Adalbaro meninggal menyedihkan dengan mengalami pengelupasan, peradangan, dan bercak merah di kulit, serta munculnya kerak atau sisik berwarna putih keperakan yang sangat gatal. Pembuluh darah yang terdapat di wajah pecah hingga mengalami pembengkakan. Sendi tak bebas bergerak disertai darah menggumpal.
Pertumbuhan dan perkembangan Kiara begitu aneh selain punggungnya bersisik ungu---bukan perak putih, kenyataannya di minggu kedua rambut hitam Kiara berubah menjadi nila indigo. Lalu minggu keempat, iris hitamnya berganti menjadi keunguan. Sehari setelahnya, kuku si gadis merubah warna menjadi ungu muda. Para peneliti melakukan uji coba terhadap si purple girl selama dua bulan. Mengamati setiap perubahan terjadi pada Kiara yang dipaksa hidup dalam tabung. Kulit Kiara bahkan berbeda dari penderita lainnya. Jika kulit para penderita ruam merah-merah, kulit Kiara begitu bersih tanpa noda.
Peneliti berfikir bahwa, purple girl yang mereka jumpai bukanlah seorang manusia 'lagi'. Mereka terus mencatat, menilai dan memperhatikan. Kiara yang terus tumbuh membuat berbagai kemungkinan terjadi di dunia ini. Salah satunya, kemungkinan lahirnya manusia yang berevolusi untuk melawan penyakit dengan antibodi menguat. Teknologi yang canggih memudahkan peneliti untuk terus memantau perkembangbiakan Kiara setiap hari. Memastikan gadis itu tetap hidup di dalam tabung ciptaan mereka.
Hingga hari itu datang.
Hari di mana Kiara memperlihatkan kekuatan... hebatnya. Kekuatan yang tak pernah manusia miliki sebelumnya.
Iris ungu Kiara berubah gelap dan terus menggelap sampai menjadi semerah darah. Para peneliti terkejut, tak menyadari bahwa iris kemerahan tersebut akan membawa bencana bagi mereka di menit setelahnya, maka yang terjadi selanjutnya ialah laboratorium hangus terbakar oleh api yang tiba-tiba saja ada, padahal tak ada pemicu seperti bensin atau minyak, tabung Kiara pecah berserakan, bunyi dentingan kaca yang hancur terdengar memilukkan, serpihannya berubah layaknya pasir. Para ilmuan terpelanting satu demi satu, api berkobar, darah memuncrat, menggenang, kemudian menghiasi ruangan. Dalam hitungan detik laboratorium hancur terbakar tak bersisa.
Esoknya berita besar muncul. Bala bantuan datang dari pemerintah. Kiara diincar untuk dihabisi akibat dianggap berbahaya. Rumor dari mulut ke mulut menyebar, menjadi perbincangan hangat di internet, radio, televisi juga majalah dan koran. Pemerintah takut akan kepunahan manusia akibat kekuatan yang ditimbulkan perempuan bersisik itu terlebih penyakit yang bisa saja ditularkan melalui udara. Gosip-gosip yang mengatakan lahirnya perempuan evolusi penyebar penyakit mematikan menyebar, membuat seluruh lapisan masyarakat menjadi waspada dan gelisah.