Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Naive
12
Suka
12,524
Dibaca

Darla menghembuskan hawa panas, menimbulkan jejak-jejak asap dingin di udara. New York telah memasuki bulan Desember, namun, Darla harus menerima kenyataan bahwa ia 'dipecat' lagi. Iris hazel berkabut Darla bergulir, tiap langkahnya meninggalkan bekas sepatu di tanah bersalju, mengantungi kedua tangan di saku jaket, Darla mencari kehangatan di sana. Setiap hari, Darla selalu menghadapi persoalan mengenai uang, mencari kesana-kemari demi pekerjaan, sejurus kemudian, beberapa bulan setelahnya, ia akan dipecat, hari berganti, waktu terus berputar, dengan siklus yang selalu terulang sama.

Pintu kayu berderit, Darla memutar knop setelah memasukkan kunci, rambutnya terhiasi butiran-butiran salju, ia melepas alas kaki, tanpa menaruh ke rak, karena ia tidak memilikinya, kemudian menengadah kala sadar bayangan seorang pria menutupi pandangannya.

"Aku lapar."

Dua kata, satu kalimat.

Darla melepas jaket terhias lubang yang sudah ia tambal, menggantungnya agar bisa ia pakai esok (menghemat cucian, agar tidak perlu membayar tagihan listrik mahal-mahal), kini, terpampanglah seorang gadis berambut gelap, dengan kaus legam berlengan panjang.

Ekspresi Darla sama sekali tidak berubah, ia merentangkan tangan di udara memberi isyarat pada Marvel seperti yang sudah gadis itu ajarkan, yah, karena pria asing berkebangsaan Non Asia itu menumpang di rumahnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan, salah satunya adalah, Darla tersenyum tipis, rentangan tangan Darla dibalas pelukan hangat Marvel, Darla mengeratkan pelukan mereka rakus. Kalau saja ada kekuatan yang dapat menghentikan waktu, Darla teramat menginginkan kekuatan seperti itu. Darla menutup mata sejenak. "Apa kau mengingat siapa dirimu?" Pertanyaan sama yang selalu diajukan berulang kali.

Marvel menggeleng cuek, "Aku lapar." ulangnya tanpa menyadari bagaimana ekspresi bahagia Darla mengetahui bahwa Marvel belum mengingat kenangan masa lalunya.

"Saat nanti ingatanmu pulih, kau harus memberitahuku." Mulutnya masih berisi nasi goreng yang belum tuntas betul tertelan. Mereka sedang berada di atas karpet, sebab, Darla tidak mempunyai ruang makan seperti meja dan kursi.

Marvel mendengus sinis. "Kau ingin mengusirku?"

Darla tertawa kering, sedetik setelahnya, menunjukkan ekspresi jenaka. "Lebih tepatnya adalah bukan kau yang pergi, tapi, aku yang pergi." Dentingan sendok tak lagi terdengar, Marvel menyorot lurus, membiarkan atensinya hanya berpusat pada Darla seorang. Darla tersenyum lebar, senyum yang biasa Darla tunjukkan kala teman-temannya bertanya akan di mana orang tua Darla, senyum yang biasa Darla tunjukkan kala pengasuh Panti bertanya apakah ia baik-baik saja. "Aku akan pergi, ke tempat di mana aku tidak bisa melihatmu lagi." balas sang gadis menggunakan nada main-main, lalu, tertawa setelahnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (4)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Mencintaimu Adalah Histori
Nuriska Beby
Flash
Naive
Art Fadilah
Novel
Tentang Meldy
sya_hill
Flash
Gula
Nurmala Manurung
Novel
Gold
Listen to My Heartbeat
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Sotter Celo de Roma
Bentang Pustaka
Skrip Film
Sebuah Masa
Jeffry D. Kurniawan
Novel
Nadi dan Vena: Ketika Cinta Tak Dapat Bersatu
Jannatul Zahra
Cerpen
Bronze
The One Yang Terlupakan
Shinta Larasati Hardjono
Novel
Cinta 2 Negara
Hilda Resina
Novel
Fly Free
Risna.linqeiu
Novel
13 Surat Dari Arkana
Mexica Angelita Ritonga
Novel
CURHAT LELAKI
Aries Supriady
Novel
Bronze
You X
A. Djoyo Mulyono
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Rekomendasi
Flash
Naive
Art Fadilah
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Flash
Atensi
Art Fadilah
Flash
Empati Sederhana
Art Fadilah
Flash
Hujan dan Bunga
Art Fadilah
Flash
KoiN
Art Fadilah
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Flash
Sampah
Art Fadilah
Novel
I'll Never Believe I'm Alone
Art Fadilah
Flash
Perempuan Evolusi
Art Fadilah
Novel
Peti Uang
Art Fadilah
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
MAMA
Art Fadilah