Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
14
Suka
5,965
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Carilah kebahagiaan, maka kau akan menemukan rasa sakit. Carilah rasa sakit, maka kau akan menemukan kebahagiaan. Karena, meski kebahagiaan dan rasa sakit tidak menimpa seseorang secara bersamaan, seseorang yang memburu salah satunya, biasanya dipaksa untuk menerima yang lainnya.

Setelah empat jam berkendara dari kota Cirebon, pada pukul satu siang, sampailah kau di Palasari. Navigasi satelit yang kaugunakan mengatakan, sebentar lagi titik yang kautandai segera terlihat. Kausentuh jendela dengan tangan kananmu, lalu berusaha meresapi embun yang mengendap di kaca. Kau mengandalkan jarimu untuk menyerap sejuk udara yang diembuskan dedaunan. Ketika kabut-kabut mendekatimu—atau kaulah yang mendekatinya, kau terpukau. Segalanya bagai dalam lukisan China kuno, dengan sisi-sisi yang memudar. Andai kautahu nama-nama mereka—barisan gunung itu, barisan bukit itu, barisan pohon itu. Andai kau mengenal dan mengingat semua nama jalan yang kaulewati. Kauingin mencatat segalanya karena kenangan selalu penting bagimu. Kautakut hari-harimu gugur bersama daun-daun.

Kau mengendurkan kakimu pada pedal gas, lalu berharap dapat mendengar setidaknya tiga lagu sebelum sampai di tujuan. Tak kaupedulikan rasa letih yang mulai menjalar di punggungmu. Tak kauindahkan ngilu yang mengalir di tubuhmu. Ketika kabut menipis, kau melihat puncak penginapan itu—penginapan yang menjadi tujuanmu berkendara sejauh ratusan kilometer. Kau teringat empat bayi kura-kura yang kautinggal di rumah. Kau berharap, setelah empat hari tidak dijemur dan diberi makan, saat kaukembali, semuanya masih hidup.

Seraya mengikuti arahan navigasi satelit, kau berbelok di tikungan. Hujan yang sejak tadi hanya mencurahkan gerimis, segera menjadi lebat, seolah Tuhan tak sengaja menyenggol gelas hingga isinya tumpah. Kau sudah berhasil mendengar dua lagu. Sekarang, denting piano memulai lagu ketiga. Kauingat, ketika pertama kali mendengarnya, kau masih kelas tiga SMA. Kau menyalakan wiper yang baru kauganti dua hari lalu dan terkejut karena sapuannya begitu bening, meski sepersekian detik kemudian, buram kembali datang bersama hujan yang merapat seiring laju roda.

Karena ada perbaikan jalan di depan rumah makan Sunda, kau harus mengendarai mobilmu dengan sangat hati-hati. Beberapa pengendara yang ingin bersantap siang memarkir mobil-mobil pada bagian kiri jalan—membuat mobil lain yang hendak lewat harus berupaya tidak menyentuhnya.

Penginapan yang kautuju tersembunyi di antara permukiman warga. Sekilas, bangunan itu tidak lebih tinggi dari tiga lantai. Lobi berada di lantai dua belas. Setelah kau memarkir mobilmu di pelataran, seraya mendorong troli, seorang pria menghampirimu. Kau melambaikan tangan. Takperlu, biar aku bawa sendiri, ujarmu, ketika dia mendekat. Kau memasuki pintu dengan menyeret dua kopor, lalu berdiri di depan meja resepsionis. Karena masih pukul setengah dua, kau harus menunggu setengah jam untuk reservasi kamar. Kaududuk di bangku, di hadapan meja yang disangga dua patung harimau.

Kau mendapat kamar nomor 107 di lantai satu. Kebun dan kolam renang kecil sedalam satu meter melengkapi beranda. Suhu dua puluh derajat celsius membuat air kolam menjadi sedingin es. Kau tak ingin berenang. Kau hanya ingin mengenang. Karena beranda mengarah ke tenggara, Matahari terlihat samar. Di belakang bukit-bukit, ada gunung yang seolah dilukis dengan warna hijau pucat. Kaurapatkan jaket, lalu mengambil foto istri dan anakmu yang beberapa tahun lalu menemanimu menginap di sini. Kau tak ingin menangis, tapi air matamu mengalir begitu saja.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Perasaan yang sulit diungkap tapi hanya bisa dirasa apabila berkaitan dengam kenangan. Apalagi pernah mengisi hati.
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
I WANT TO DIE, BUT I HAVE TO PAY BILLS
Rizky Kurniawan
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan
Novel
Bronze
Arsya
Aisya MJ
Novel
Bronze
PSIKOSIS
Indah Nur Aini
Novel
DANUM
Abroorza Ahmad Yusra
Novel
It's okay, Sunny
Sunza
Novel
Bronze
Pintu Tauhid 2
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Bronze
Malam di Bulan November
qiararose
Cerpen
WRAPPED IN DEBT
Khilqy Salsabila
Novel
Bronze
Lupa pulang
naila holisoh putri nurj
Flash
Hutang Fiksi
Sugiadi Azhar
Flash
Bronze
Gadis Kecil Penyendiri
Nita Roviana
Cerpen
Bronze
Taksi & Malam di Jakarta
Habel Rajavani
Novel
Kelabu
clarestaputri
Rekomendasi
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Flash
Ternyata Aku Masih
Rafael Yanuar
Flash
Secangkir Teh
Rafael Yanuar
Flash
Kekasih Hujan
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Gadis Kecil Berkaleng Kecil
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Cerpen
Penenun Pelangi
Rafael Yanuar
Cerpen
Selembar Dunia
Rafael Yanuar
Flash
Lukisan Rendra
Rafael Yanuar
Cerpen
Rehat Sejenak
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Flash
Janji Santiago
Rafael Yanuar
Flash
Manusia Pertama
Rafael Yanuar