Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Terbaik Selamanya
2
Suka
9,615
Dibaca

Di pengujung semester 1, semua guru telah menyampaikan semua materi. Beberapa guru menghadirkan urusan masing-masing sementara tugas dibebankan. Hasilnya jam kosong mengikis jumlah siswa di kelas.

“Ah, bosen.”

Penghuni IPA 3 memang banyak yang sanggup bertahan di tengah situasi membosankan tersebut. Namun, sebagian besarnya hanyalah orang malas yang terus bicara, tidur atau pijit-pijit gawai. Sebagian lainnya ada di kantin atau menyibukan diri di ruang ekstrakurikuler atau di lapangan. Kaum kepentingan ini lebih sibuk bicara liburan. Tugas-tugas yang dibebankan pun menjadi mitos.

Jiro ikut ternilai sebagai murid malas. Dia duduk di meja kedua sedang menatap keluar jendela. Semua beban tugas sudah selesai. Dia memanfaatkan waktu kosong itu untuk menyendiri dan menghilakan hawa keberadaannya. Namun, indra Addin lebih tajam. Dia bicara dengan semangat yang tinggi.

“Tugasmu selesai?” tanya Jiro.

“Ahhh, kawas anu teu nyaho urang we. Tugas, tugas ..., gandeng lah, lieur urang mah. Pancen rengse?

Jiro membalasnya, “Ya, semuanya.”

Sa-LKS? Kabeh?”

Percakapan itu terbentuk dan semua penghuni kelas selain mereka tidak memerhatikan. Namun, semua itu hanyalah penampakan luarnya. Semua siswa yang hadir telah melatih konsentrasi hingga mampu menguatkan panca indra.

Inilah saatnya.

Berbulan-bulan waktu yang dihabiskan untuk mencapai akhir semester telah digunakan untuk mendengarkan guru-guru yang silih berganti mengoceh bahkan sampai punya jadwalnya. Sebagian guru dapat diibaratkan angin sepoi-sepoi di bawah pohon teduh. Namun, pergerakan mata mereka sangat cepat. Siswa-siswi dilatih menguatkan kuda-kuda, kepekaan, dan menajamkan penglihatan. Sekali terlihat kuda-kuda kedur, kepala menunduk dan penglihatan menyempit, catatan dan nilai buruk keluar.

Sampai waktu istirahat datang, para murid tidak diberi kesempatan mundur. Untungnya anugerah tidak datang memilih tempat, siswa-siswi dapat merapal mantra sederhana “Izin ke belakang” untuk istirahat sejenak. Sayangnya, penguasa takkan pernah membiarkan hal itu terjadi. Mantra tingkat super pun dilancarkan, “Eh, eh ..., loba-loba teuing, tilu urang”. Para pejuang tentu kehabisan pilihan. Oleh karena itu tidak jarang, mereka ditemukan tak berdaya di tempat, pojok kelas bahkan UKS. Namun, keseharian inilah yang membuat mereka tumbuh.

Sekarang, ujian akhir semester tinggal hitung jari, hampir semua murid telah menerima hasil kerja kerasnya. Indra pendengaran mereka mampu mendengar suara dari berbagai sudut dan hal-hal kecil yang hampir tak terlihat sekalipun dapat terawasi. Ketika seseorang menyelesaikan tugasnya, mereka akan tahu sekecil apapun celahnya.

Yang berhadapan dengan gawai mengerahkan semua kemampuannya, menggerakan jari jutaan kali lebih cepat. Mengatasnamakan informan, seakan sudah siap dari lahir, mereka menganggap ini peluang berharga bahkan detail terkecilpun tidak terlewatkan. Hal inilah yang membangun kepercayaan dan terbentuklah sekte besar kerja sama.

Dalam waktu singkat, salinan-salinan disebarluaskan disembah-sembah seperti alkitab.

Golongan lain tentu tidak paham apa yang mereka kerjakan. Meski dijelaskan, seorang pun tidak akan mengerti. Namun, rumor-rumor yang harus dikatakan sepelan mungkin tersebar di antara golangan itu.

Keur naon barudak? Ka kantin hayu

“Bisnis, bisnis, sok tiheula we.”

“Oh, Tiheula atuh nya. Keudeung deui paeh lamun teu dahar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
ih keren banget ini, gaya bahasa dan penceritaannya unik. meski aku masih harus mikir ulang menerjemahkan kembali dalam kepala soal kiasan kiasan dalam kalimat-kalimat di sini. Good🤩
Oh, itu artinya. Paham😂👍
@semangat123 : Itu candaan aja artinya kira-kira "Duluan ya. Mau mati rasanya kalau gak makan."
Endingnya menggunakan B. Sunda ya Kak? 🤔 Maaf tak begitu paham saya, tapi B. Indonesia nya bagus 👍.
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Diary Cinta Naelsa Macaca Lova
Niken Anggraini
Flash
Terbaik Selamanya
Bima Kagumi
Novel
Prahara di Langit Borneo
Raida Hasan
Novel
Gold
KKPK Liontin Amery
Mizan Publishing
Novel
Aku Ingin Menjadi Aneh
rye
Novel
Kelahiran Kota Lumpur
Mbak Ai
Novel
HAPPY : Hari ini, esok atau nanti.
Yohanna Claude
Novel
Bronze
R.E.F.U.N.D
Agnes Julianti Halim, S. MG
Novel
RYDER UNTUK ARTHUR
Lilis Alfina Suryaningsih
Novel
Bronze
Cinta dan Rahasia
Cesssy
Skrip Film
DEVIL
Donny Sixx
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Cerpen
Bronze
Dilarang Berharap pada Gigi Palsu
Muram Batu
Novel
Gold
Alang
Republika Penerbit
Novel
Bronze
Berharga
Reva Lenathea
Rekomendasi
Flash
Terbaik Selamanya
Bima Kagumi
Novel
Proyek Superkuasa
Bima Kagumi
Cerpen
Bronze
02 Balasan Penuh
Bima Kagumi
Flash
Hanya Sampah
Bima Kagumi
Flash
Pagi yang Damai
Bima Kagumi
Cerpen
01 Pemuja
Bima Kagumi
Cerpen
05 Path to Happiness
Bima Kagumi
Novel
Proyek Superkuasa Part 2
Bima Kagumi
Flash
Jalan Setapak
Bima Kagumi
Cerpen
03 Rumah di Keabadian
Bima Kagumi
Novel
Dark Magic
Bima Kagumi
Novel
The Other Sides: Next World
Bima Kagumi
Cerpen
04 Dia Tabib
Bima Kagumi