Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Silam
15
Suka
5,410
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bertahun-tahun aku telah melaluinya tanpa merasa lelah sedikitpun. Hingga lupa rasanya ketika mengaduh seperti orang lain. Tiap hari kegiatanku hanya tidur, lalu bangun dan kemudian bermain hingga tak kenal waktu. Dua musim telah kurasakan bersama yang lainnya seperti biasa. Tampaknya aku sudah mulai terbiasa hidup begini. Hidup sebagai anak kecil yang masih nakal-nakalnya dan sering kali merengek hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang tuaku.                               

Hanya saja ada satu hal yang membuatku semakin terasa amat kesepian walau semua orang yang aku sayangi berada di hadapanku. Namun tak tahu pasti apakah itu hanya perasaanku saja, atau mungkin memang aku anak yang aneh. Begitu kata kebanyakan orang menilaiku, bahwa aku terlahir memang ditakdirkan begini apa adanya. Tapi tetap saja aku belum menghetahui maksud mereka mengatakan itu untuk apa. Karena aku sendiri sebenarnya sudah memahami makna takdir sesungguhnya walaupun usiaku masih delapan tahun. 

Oh iya, satu hal tersebut tidak lain adalah mengapa aku berbeda, ya, aku tahu setiap makhluk yang diciptakan-Nya memang tidak ada yang sama. Hanya saja rasanya hidup seperti tidak adil bagiku, jika saat-saat aku benar-benar memikirkannya. Terkadang pula ketika begitu aku berusaha semaksimal mungkin untuk menghibur diriku sendiri. Apa saja, yang terpenting membuat hati kembali merasakan ketenangannya. 

Menangis sekencang mungkin pun tidak ada yang tahu dan mendengarnya. Ku ajak bicarapun seperti lebih baik aku bicara sendiri atau mengadu pada boneka beruang yang sama sekali tidak bisa berbicara sebab dia benda mati. Sehingga aku terbiasa tidak menangis, walau sedang seperti saat ini. Memandang sosok Bunda yang setiap sore pasti mencariku di sini. Tapi dia bukan menatapku lalu mengatakan, "Ayo pulang, Nak. Ini sudah sore dan saatnya mandi agar tidak kedinginan nantinya," bukan, bukan begitu. Bunda terus mengusap batu nisan berkeramik hitam itu sembari menangis dan berkata bahwa katanya ia sangat merindu. 

Aku tidak bisa berbuat apa-apa jika sudah begini. Memeluknya? Itu mustahil. Pun aku juga hanya merasakan sesak yang amat menyakitkan. Rindu yang begitu besar untukknya selalu hadir dalam tiap ingatanku. Ia akan abadi selamanya hingga akhir nanti dipertemukan kembali lalu aku bisa dengan mudah mencarinya serta langsung memeluk dan mencium pipinya dengan berlinang air mata yang amat deras. 

Lagi-lagi aku menyalahkan atas takdir yang sudah ditetapkan, tapi sepertinya itu hal yang salah. Yang paling penting, mungkin Tuhan memberikan keringanan agar aku tidak lagi merasakan sakitnya jarum suntik yang menusuk kulit juga pahitnya obat penghilang rasa sakit. 

Mungkin aku memang anak-anak saat lima tahun yang lalu akan tetapi dapat kupastikan kali ini tidak sama seperti dulu. Aku telah berubah menjadi anak baik, Bunda. Aku bukan lagi anak perempuan yang merengek hanya untuk meminta permen loli yang di jual keliling oleh Abang bertumbuh tinggi, berhati baik. Yang sering pula memberiku permen gratis. 

Namun apa boleh buat? Aku bukan lagi manusia, dan melainkan sosok arwah yang kebanyakan kepercayaan orang arwah yang tidak tenang. Sebenarnya tidak sepenuhnya salah, yang benar itu aku yang memang ditakdirkan untuk menunggu hingga waktunya tiba. Aku menunggumu, Bunda. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Silam
Salsabila Octavia Ismail
Novel
Bronze
RUWAT ~Novel~
Herman Sim
Flash
MAHLUK ANEH
Reiga Sanskara
Novel
Gold
Fantasteen The Cursed George
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Closer
Mizan Publishing
Novel
Gold
Kagome-Kagome
Noura Publishing
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland
Flash
Senyuman Penyihir
Jaydee
Novel
FOTOINTESA
Kuwaci
Novel
Gold
Rumah di Perkebunan Karet
Mizan Publishing
Novel
THE CURSE PETER
Safinatun naja
Novel
Bronze
Nicholas: The Tragedy
Stella Yuliani Tse Xie Ting Lian
Flash
Udah Belum?
irishanna
Novel
Gold
Salon Tua
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Silam
Salsabila Octavia Ismail
Novel
Senandika
Salsabila Octavia Ismail