Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
TAKDIR CINTA
2
Suka
5,211
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

TAKDIR CINTA

Kini, aku tahu mengapa gadis itu bersikeras menolak pertemuan. Meskipun selama ini aku sudah mengajak, dan menyakinkan dirinya mengenai niat baikku. 

“Senja!” panggilku, saat berada tepat dibelakangnya. 

Gadis berkerudung krem itu menoleh dengan kepala menunduk – hingga wajah itu hanya memperlihatkan sepasang alis melengkung dan bulu mata lentiknya. Sekilas tampak manis dan anggun. Namun ia seperti enggan untuk melihat wajahku. Entah. Malu atau takut. Melihat tingkahnya seperti itu membuatku tersenyum.

“Dasar gadis unik.” Aku bergumam sendiri disela menunggu gadis di hadapanku mengangkat wajahnya. 

Kemudian sepasang bola mata bening itu membelalak. Membuat senyumku memudar serupa debu di jalanan yang baru saja tertiup oleh angin, lenyap.

Aku tahu saat ini dirinya terkejut, dan meminta penjelasan langsung dariku.

“Namaku Jingga.” Aku memperkenalkan diri – sebagai teman dunia maya yang selama ini dekat dengan dirinya.

Sepasang bola mata indah miliknya kembali membulat sempurna, seolah dirinya tengah menghardik seorang pencuri yang tengah tertangkap basah. Sementara, pelupuk matanya mulai dipenuhi kaca-kaca bening yang siap meluncur. Benar saja air mata itu luruh membanjiri pipi bersihnya. Hanya saja ia masih bergeming. 

Sebagai seorang pria aku hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk bersuara demi menghindari kesalahpahaman. Karena, cara berkomunikasi aku dengan dia berbeda.

Berulang kali punggung tangan itu mengusap air mata yang sebenarnya percuma, karena ujan takkan reda hanya seseorang menginginkannya. Begitu pula dengan air mata miliknya.

Mengapa kamu begitu bersedih dengan kehadiranku?

Kedua tangan yang tampak lembut itu kini berganti – bergerak-gerak teratur seperti tengah merangkai sebuah kalimat. Aku mengamati dengan saksama, sambil mencoba mengingat gerakan tangan Zaliandra – adik perempuanku yang mengalami gangguan pendengaran – ketika tengah belajar bersama gurunya di ruang tamu. 

“Kamu tidak perlu meminta maaf,” ucapku, setelah gerakan tangan itu terhenti. “I love you to, ibu guru Zaliandra.” Sepasang bola mata itu kembali membelalak, terkejut.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
MR. LAWANA
Rian Widagdo
Flash
TAKDIR CINTA
Hara Thea
Novel
Richard
yuyun septisita
Novel
Bronze
Gapai
Dinda rofiqotun nikmah
Novel
Gold
Habibie Ya Nour El Ain
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Sotter Celo de Roma
Bentang Pustaka
Novel
terracotta
Rey Lasano
Novel
Bronze
Cerita Cinta Jenny
Lolita Alvianti susintaningrum
Flash
Tipuan Manis
Eva yunita
Novel
Bronze
EX
Amanda S.
Novel
The Naked Face
Riri
Novel
Tulisan Pertamaku Tentangmu
Gemini QT
Novel
Detektif Palsu: Fail Romansa si Antibetina
Zangi al'Fayoum
Novel
Gold
Moon Cake
Noura Publishing
Novel
Jejak Cinta Yang Hilang Di Benua Jepang
Jean Aira
Rekomendasi
Flash
TAKDIR CINTA
Hara Thea